Beranda News

Tak Terima Dikeroyok, Utusan Perusahaan Lapor Polisi

TANGERANG. Pelita.co – Salah satu utusan perusahaan dari warga Rt 02 RW 04 (Fery) yang dimintai bantuannya oleh pihak perusahaan. Fosta, guna mengatasi problem Gorong Gorong sebagai penyebab , berakhir ricuh.

Hal tersebut bermula saat Fery utusan dari PT Fosta melakukan observasi terhadap Gorong Gorong yang diduga penyebab banjir.

Didampingi ketua RT 01 setempat, Fery melakukan penutupan sementara dengan sistem buka tutup terhadap saluran air yang dibuat beberapa waktu lalu yang bertujuan dapat menghambat laju derasnya debit air yang mengarah ke pemukiman warga hingga menyebabkan tingginya luapan air dan berdampak pula kepada terendamnya Area kerja PT Fosta.

Penutupan saluran air di Kampung Keroncong RT 01 RW 04 Kelurahan Keroncong dengan sistem buka tutup tersebut dilakukan agar dapat mengontrol dan mengetahui secara pasti penyebab banjir terjadi saat deras.

Baca juga :  Hasil Pencapaian Bulan Dana PMI Purworejo Tahun 2023 Sebesar Rp 1,1 Milyar

Selang dua hari sebagian RT 01 yang tidak terima dengan observasi tersebut berusaha melakukan terhadap Fery pada Sabtu. 6/3/2021.

” Saya lagi tidur dibangunkan oleh salah satu warga RT 01 (Jeni) yang katanya saya dipanggil agar menemuinya. Namun setibanya dilokasi Jeni, saya langsung dikepung dan dikeroyok, mereka berusaha melukai saya.

“Karenanya saya tidak terima saya laporkan tindak penganiayaan ini ke ,” Terangnya.

Lajutnya Feri menuturkan, kalau saja pada saat kejadian dirinya tidak dilindungi oleh mantan RW, mungkin sudah terkapar.

” Meski saya bersedia menandatangani ajakan damai secara kekeluargaan tapi tidak menghentikan saya untuk mencari pelaku yang berusaha melukai saya dengan lemparan batu,” Tandasnya.

Akibat kejadian tersebut mantan RW menderita luka dibagian pelipis dengan dugaan hantaman bogem mentah dari salah satu warga.

Baca juga :  Hadapi New Normal, TNI-Polri Disiplinkan Warga Di Mall Of Serang

Sementara dari pihak perusahaan melalui salah satu karyawannya (Ade Supriadi) yang turut hadir dalam upaya mediasi damai antara dua pihak di Polsek Jatiuwung kepada awak menjelaskan, Jika hujan deras Pabrik tersebut kebanjiran dampak dari luapan Saluran Air milik PT Fosta yang kondisinya kian menyempit, akibat beberapa ulah warga yang mendirikan atau dapur di atas saluran milik PT Fosta.

Akibatnya kegiatan produksi kami terganggu dan berujung kerugian ratusan juta.

” Kurang peduli gimana perusahaan terhadap warga, biaya perawatan Saluran air kita berikan setiap bulannya, jika warga ada kebutuhan kami selalu bantu jika ada warga meninggal dunia kita juga beri santunan, setiap tahunnya kami rutin memberikan THR
setiap ada lowongan kerja, kita proritaskan Wilayah,” Pungkasnya.

Wakapolsek Jatiuwung. AKP. Rosid Sugimun membenarkan, kejadian tersebut, keributan antar warga yang disebabkan permasalahan Gorong Gorong hanya miss komunications.

Baca juga :  Diduga Lemahnya Pengawasan, Marak Dumping Limbah B3

“Masalah ini kalau bisa dua belah pihak untuk menyelesaikan selisih paham secara kekeluargaan.
Tidak semua permasalahan harus berakhir di meja hukum, selama masih bisa didamaikan ya kita musyawarahkan,” Tegasnya