Beranda Bisnis

Harga Sawit Masih Terpuruk, Petani Menjerit Harga Pupuk Meroket Tajam

Harga Sawit Masih Terpuruk, Petani Menjerit Harga Pupuk Meroket Tajam
Petani sawit di Merlung, Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabar), Provinsi Jambi, dalam kondisi menjerit di tengah meroketnya harga pupuk. Pelita.co,(dok ist)

JAMBIi, Pelita.co – Harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit masih berada di lavel terpuruk, harga sawit di tingkat petani sekarang dikisaran Rp 1.500/kilogram, sedangkan ditingkat Pabrik Kelapa Sawit (PKS) sekitar Rp 2.000/kilogram.

Kondisi inilah yang sekarang dirasakan petani kelapa sawit di daerah Merlung, Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabar), Provinsi Jambi, demikian dikatakan Anes (48) salah satu petani kelapa sawit di daerah itu kepada Wartawan Pelita.co, Sabtu malam (15/10-2022).

Menurut Anes, pasca anjloknya harga sawit sebelumnya yang hanya dihargai Rp 600/kilogram di tingkat petani, sekarang ada kemajuan merangkak naik, di tingkat petani sudah mencapai Rp 1.500/kilogram, sedangkan di pabrik Rp 2.000/kilogram.

Ya, ada kenaikan harga buah sawit tetapi kenaikan harga itu justru semakin memperparah penghasilan petani, terang Anes, sebab sekarang ini harga pupuk yang dibeli petani naik melonjak, sementara pupuk subsidi nyaris hampir tidak ada.

Baca juga :  Didampingi Komisi 3 DPRD, PDAM Purworejo Adakan Rapat Koordinasi Dengan Bandara YIA

“Semua harga pupuk mengalami kenaikan cukup tinggi, sementara pupuk subsidi semakin sulit diperoleh petani, “ terang dia.

Seperti contoh, sebut petani sawit ini, harga pupuk HCL, kalau harga tahun lalu hanya dikisaran Rp 300 ribu/karung berat 50 kilogram. Tetapi harga pupuk HCL sekarang ini dibeli petani sudah mencapai antara Rp 520 ribu s/d Rp 540 ribu/karung berat 50 kilogram.

Dan begitu juga terjadi kenaikan harga pupuk Poska yang sebelumnya hanya Rp 150 ribu/karung berat 50 kilogram, tetapi sekarang ini harga pupuk Poska naik Rp 220 ribu/karung berat 50 kilogram.

Sementara kenaikan harga pupuk yang dibutuhkan petani kelapa sawit, semakin diperparah karena sulit diperolehnya pupuk subsidi.

“Jelas kondisi melonjaknya harga pupuk membuat petani sawit masih dalam kondisi tertekan di daerah ini,” sebut Anes mengungkapkan. (can/fay)