PURWOREJO, Pelita.co,-Wakil Bupati Purworejo Hj Yuli Hastuti SH melaunching Gardu Penyintas (Gerai Produk Penyandang Disabilitas), pada kegiatan Kantor Kecamatan Banyuurip, Kamis (26/10/2033).
Dalam kesempatan itu juga dilaksanakan santunan untuk anak yatim sebanyak 30 anak. Tampak hadir Kepala Dinsosdaldukkb Ahmad Jaenudin SIP, Camat Banyuurip Siswantoro Dwi Nugroho SSTP MM, Forkopimcam Banyuurip, Perwakilan Yakkum M Aditya Setiawan, Kepala Desa se-Kecamatan Banyuurip dan sejumlah penyandang disabilitas.
Wabup menyampaikan apresiasi atas dilaunchingnya Gardu Penyintas yang diinisiasi Camat Banyuurip Siswantoro Dwi Nugroho SSTP MM.
“Saya juga mengucapkan selamat ulang tahun ke 9 DPO Tunas Mandiri Banyuurip, yang mengambil tema Peran Disabilitas Dalam Pembangunan Menuju Desa/Kelurahan Inklusi,” ucapnya.
Wabup menekankan bahwa perlindungan terhadap kedudukan, hak dan kewajiban dan peran penyandang disabilitas, merupakan kewajiban yang tidak melekat pada pemerintah saja. Tetapi juga setiap individu, dalam memenuhi kewajiban sosial maupun realisasi ajaran agama.
“Anggapan yang menyebutkan penyandang disabilitas hanya menjadi beban keluarga, harus dibuang jauh-jauh,” tandasnya.
Wabup menyampaikan keberadaan Gardu Penyintas merupakan terobosan yang sangat bagus, dalam mendorong pemberdayaan ekonomi penyandang disabilitas. Sebab dapat dimanfaatkan sebagai sarana promosi untuk produk penyandang disabilitas.
“Para penyandang disabilitas juga harus pandai menyikapi kemajuan teknologi, seperti pemasaran produk secara online. Bisa menggunakan aplikasi Larisi Purworejo, sebuah aplikasi yang dapat digunakan masyarakat untuk menjembatani UMKM lokal Purworejo dalam bertransaksi secara online,” harapnya
Sementara perwakilan Yakkum M Aditya Setiawan mengatakan pendampingan program Desa Inklusif di Kecamatan Banyuurip adalah wujud dari program prioritas Kementrian Desa. Kerjasama dan dukungan dari semua pihak terutama dari semua Kepala Desa untuk replikasi Desa Inklusif menjadi hal utama. Perkembangan DPO Tunas Mandiri yang telah menjadi DPO sangat berdaya dan mandiri.
“Melalui peluncuran GARDU DISABILITAS besar harapan kami dapat menjadi awalan inovasi lain dan dapat menginspirasi wilayah lain untuk melakukan upaya pemberdayaan disabilitas. Kami juga mengharap dukungan dari semua desa untuk mereplikasi pendekatan desa inklusif yang saat ini sudah diawali dengan 3 desa,” harapnya.
Inisiator Gardu Penyintas yg juga Camat Banyuurip Siswantoro Dwi Nugroho menyampaikan bahwa tujuan utamanya adalah untuk mempromosikan produk-produk masyarakat penyandang disabilitas, baik berupa makanan olahan maupun kerajinan. Didalam gerai difasilitasi aplikasi, bagi pembeli cukup scan barcode otomatis masuk ke warung Gardu Penyintas Digital.
“Upaya yang dilakukan pemerintah dan semangat masyarakat penyandang disabilitas perlu dikuatkan dengan keterlibatan semua unsur. Para pelaku pasar harus berperan dalam membantu pemasaran dan yang paling penting masyarakat mengambil bagian dengan membeli produk-produk mereka,” jelasnya.