Beranda Entertainment

Dengan Menggunakan Pakaian Adat Jawa, 99 Tumpeng Diarak Warga Dalam Acara Grebeg Anak Joko Tingkir

PURWOREJO, Pelita.co,-Di Desa Benowo , , ada tradisi yang diadakan setiap tahun yaitu Grebeg Pangeran Benowo atau anak dari Joko Tingkir digelar

Untuk memeriahkan Grebeg Pangeran Benowo ini warga melakukan kirab dengan menggunakan busana adat Jawa dan membawa 99 tumpeng dengan satu tumpeng agung (besar) diarak keliling Desa Benowo Kecamatan Kabupaten Purworejo.

Grebeg, Mustofa menjelaskan, kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian dari tradisi tahunan di Desa Benowo. Kegiatan grebeg juga dibersamaan dengan HUT RI dan .

“Kita membawa 99 tumpeng mengambil filosofi dari asmaul husna yang berjumlah 99,” kata Mustofa saat dilokasi kegiatan, Selasa (22/8/2023).

Dalam acara grebeg ini warga sangat antusias mengikuti dan menyaksikan arak-arakan sejak siang hingga sore hari. Kemeriahan terlihat saat mereka berebut hasil bumi yang ada pada tumpeng agung.

Baca juga :  Perjanjian Ekstradisi Indonesia-Singapura, Kapolri: Pencegahan dan Pemberantasan Kejahatan Transnasional Makin Optimal

Setelah diarak, tumpeng-tumpeng kecil kemudian disajikan dan ditata dengan di sebuah ruangan yang ada di lingkungan kantor Pemerintah Desa Benowo. Tak hanya itu tumpeng yang sudah selesai di Kirab keliling desa juga ditata di sepanjang jalan desa.

“Tumpeng tersebut selanjutnya dimakan bersama-sama oleh para tamu undangan dan warga Desa Benowo,” kata Mustofa.

Dalam Grebeg ini jenis tumpeng
tidak ditentukan. Namun, isi tumpeng harus dari hasil bumi Desa Benowo.

Mustofa menjelaskan, grebeg ini sengaja memakai nama salah satu tokoh putra dari Joko Tingkir (Sultan Pajang) yakni Pangeran Benowo karena tokoh ini adalah salah satu pendiri Desa Benowo.

“Pangeran Benowo adalah salah satu tokoh yang membuka Desa Benowo. Disini masih banyak peninggalan Pangeran Benowo termasuk Songsong agung Tunggul Nogo, Piring, Guci dan yang lainnya,”ungkap Mustofa.

Bahkan makam atau petilasan putra dari Raja Pajang yang ada di Desa Benowo saat ini juga masih ramai dikunjungi peziarah. “Setiap tahun kita rutin melaksanakan kegiatan ini,” jelas Mustofa.

Baca juga :  Masih Ingat Kraton Agung Sejagat, Kini Sang Ratu Memperkenalkan Yayasan Rakai Mataram Agung

Mustofa mengungkapkan, Grebeg Pangeran Benowo ini merupakan prosesi adat yang sudah menjadi tradisi sebagai bentuk rasa syukur kepada tuhan atas rezeki dan hasil panen selama satu tahun. Hasil bumi kemudian dijadikan tumpeng dan diarak keliling desa.

Sebelum arak-arakan berlangsung, Benowo terlebih dahulu ziarah ke tokoh-tokoh desa dan agama di Desa Benowo, termasuk ziarah makam Pengaran Benowo.

Inayah salah satu warga mengatakan, 99 tumpeng yang dikirab tersebut adalah murni swadaya dari warga 6 dusun yang ada di Desa Benowo. Ia mengaku senang dengan digelarnya even tahunan tersebut. “Warga sangat senang sekali, semoga kedepannya bisa lebih baik lagi,” kata Inayah.