Beranda Health

Mahasiswa UNS Kembangkan Microneedle Patch Ekstrak Seledri Sebagai Obat Antihipertensi

Tim PKM-RE lipogenin Saat Melakukan Penelitian

SURAKARTA, Pelita.co,-Empat mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret (UNS) program studi S-1 Farmasi mengembangkan sediaan microneedle patch dari ekstrak daun seledri sebagai obat antihipertensi.
Keempat mahasiswa tersebut adalah Jihan Sabrina Ramadhani, Lidya Intan Setyaningsih, Diah Dwi Syafitri Khoirunisak, dan Shinta Septiana.

Microneedle patch merupakan sediaan dalam bentuk jarum berukuran mikron yang diaplikasikan pada kulit sehingga obat mampu masuk ke dalam pembuluh darah. Penelitian ini merupakan kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Riset Eksakta yang sukses mendapatkan pendanaan dari Kemendikbudristek dan telah dilakukan sejak bulan Juli 2023 hingga Oktober 2023.

Di bawah bimbingan Syaiful Choiri, keempat mahasiswa tersebut mengusung penelitian tentang efektivitas microneedle patch nanoliposom senyawa apigenin dari daun seledri sebagai terapi hipertensi jangka panjang.

Saat ini hipertensi menjadi salah satu penyebab kematian dini di dunia yang tercatat sebanyak 10,4 juta kematian setiap tahunnya dengan prevalensi di Indonesia sebesar 34,1%. Ketidakpatuhan dalam mengonsumsi obat dapat memperparah kondisi pasien hipertensi.

Baca juga :  Tidak Ada Biaya, Anak Penderita Hidrosefalus di Purworejo Butuh Uluran Tangan Dermawan

Selama ini, masyarakat telah memanfaatkan rebusan daun seledri sebagai penurun tekanan darah. Bahkan telah dibuktikan secara ilmiahnya bahwa daun seledri memiliki kandungan flavonoid tinggi berupa senyawa apigenin yang mampu meregangkan otot polos pembuluh darah sehingga mampu menurunkan tekanan darah. Namun, pemanfaatan rebusan daun seledri dianggap kurang efektif karena ketidakpastian dosis yang dikonsumsi.

Menurut Ketua Tim, Jihan Sabrina Ramadhani, potensi daun seledri yang cukup menjanjikan untuk menurunkan tekanan darah dapat dikembangkan dalam bentuk sediaan transdermal berupa microneedle patch.

“Kami mengembangkan sediaan transdermal berupa microneedle patch yang mengandung senyawa apigenin dari daun seledri sebagai terapi hipertensi yang lebih efektif dan efisien. Kelebihan dibuatnya microneedle patch yaitu mudah diaplikasikan pada kulit sehingga mampu meningkatkan kepatuhan pasien dengan menurunkan frekuensi konsumsi obat dan menjaga kestabilan tekanan darah pasien,” katanya, Rabu (17/10/23).

Baca juga :  Kemendagri: PPKM Jawa-Bali Diperpanjang 22 Hingga 28 Februari 2022

Sementara itu, salah satu anggota, Lidya Intan Setyaningsih menyampaikan proses pembuatannya yang dimulai dengan melakukan ekstraksi dan purifikasi senyawa apigenin dari daun seledri. Ekstrak terpurifikasi kemudian dimasukkan dalam sistem nanoliposom yang terdiri dari fosfatidilkolin dan kolesterol.

Foto Tim PKM-RE Lipogenin

Menurut lidya, sistem nanoliposom ini efektif dalam menghantarkan obat mencapai pembuluh darah karena strukturnya menyerupai membran sel kulit manusia. Sediaan microneedle patch dibuat dengan mencetak nanoliposom dalam cetakan silikon yang dibiarkan mengering selama 24 jam sehingga dihasilkan jarum berukuran mikron yang mengandung senyawa apigenin.

“Untuk memastikan microneedle patch aman digunakan, kita telah melakukan pengujian laboratorium secara in vitro dan in vivo untuk mengetahui efektivitas microneedle patch dalam tubuh. Pengujian pelepasan microneedle patch nanoliposom menunjukkan bahwa sediaan mampu terkontrol pelepasannya selama 24 jam,” ujar Lidya.

Untuk pengujian in vivo terang Lidya, dengan menggunakan tikus sebagai model hewan uji menunjukkan tekanan darah tikus dapat dikontrol selama 7 hari dengan penurunan sebesar 40%.

Baca juga :  STAB Nalanda Lahirkan Sarjana Pengobatan Tradisional yang Profesional

“Kami berharap dengan adanya sediaan microneedle patch yang mengandung ekstrak daun seledri ini diharapkan kepatuhan pasien hipertensi dalam mengonsumsi obat dapat meningkat sehingga tekanan darah dapat terjaga dan menjadi lebih stabil,” pungkas Lidya.