PURWOREJO, Pelita.co,- Dalam rangka memperingati HUT Persatuan Ahli Teknologi Laboratorium Medik Indonesia (Patelki) ke-38. Patelki Purworejo menggelar senam bersama anggota Ahli Teknologi Laboratorium Medik (TLM) dan cek gula darah gratis untuk masyarakat umum bertempat di Amphitheater Alun-alun Purworejo, Minggu (5/05/2024) pagi.
Dalam kegiatan ini antusias warga sangat tinggi apalagi dengan adanya pemeriksaan gula darah gratis bagi masayarakat umum dan ada doorprize.
Ketua Patelki Kabupaten Purworejo, Sri Nuryati,Amd,AK saat ditemui usai kegiatan menjelaskan, kegiatan ini diadakan dalam rangka memperingati Hari HUT ke- 38 Patelki.Tujuannya diadakan kegiatan ini pada hari Minggu agar masyarakat dapat lebih mengetahui dan mengenal Patelki. Selain itu juga untuk mengenalkan kemasyarakat apa itu Ahli TLM.
Sri Nuryati atau biasa dipanggil Inung yang juga sebagai Direktur Laboratorium Klinik Indolab Purworejo mengatakan, Ahli Teknologi Laboratorium Medik (TLM) merupakan profesi khusus analis. Para Ahli TLM tergabung dalam organisasi profesi yaitu Persatuan Ahli Teknologi Laboratorium Medik Indonesia (Patelki).
“Hingga saat ini profesi Ahli Teknologi Laboratorium Medik masih sangat dibutuhkan terutama nanti pada tahun 2025 berdasarkan program dari Pemerintah, mengamanatkan bahwa disetiap Puskesmas minimal harus ada 2 Ahli TLM,” terang Inung.
Inung menjelaskan, tugas anggota Patelki yaitu bekerja untuk menegakkan diagnosis melalui uji hasil sampel laboratorium. Anggota patelki juga harus mandiri dan meningkatkan profesionalismenya, melalui berbagai kegiatan pelatihan serta pengabdian pada masyarakat.
“Saat ini di Purworejo anggota Patelki ada sekita 120, mereka bekerja di berbagai laboratorium pemerintah dan swasta. Sedangkan untuk laboratorium swasta di Purworejo baru ada 3, “ucap Ketua Patelki Purworejo.
Di HUT Patelki Ke-38 dengan mengusung tema laboratorium sinergi menyehatkan negeri dan kemandirian profesi, menurut inung anggota Patelki harus menunjukkan perannya dalam pengabdian masyarakat untuk negeri serta memupuk profesionalisme yang mandiri dan bersinergi dengan lainnnya.
“Misalnya ketika seseorang mengalami demam dalam beberapa hari harus kita uji laboratorium agar diketahui hasilnya apakah yang bersangkutan terkena DB atau typus, tidak hanya analisa saja. Dari hasil uji laboratorium, kita bisa lihat dari pemeriksaan terkait trombosit, selorogi, dan lainnya. Itu semua adalah peran anggota Patelki dalam menegakkan diagnosa,” jelas Inung.
Inung menyebutkan mengenai kemandirian seorang anggota Patelki, sekarang ini mereka harus mencari informasi sendiri apa yang sedang berkembang saat ini. Selain itu mereka juga dituntut untuk dapat bersinergi antara sesama anggota dan pengurus Patelki lainnya di seluruh wilayah Indonesia.
Inung menjelaskan, anggota Patelki akan mendapat surat tanda registrasi atau STR seumur hidup, jadi para anggota Patelki dapat bersinergi kapanpun dan dimanapun dan harus mendukung program pemerintah.
“Seperti saat Covid beberapa tahun yang lalu, kita mendukung pemerintah dari hasil uji laboratorium dijadikan pedoman seseorang terpapar Covid atau tidak,” jelas ketua Patelki Purworejo.
Inung juga menyampaikan pesan ke masyarakat supaya masyarakat tahu beda hasil cek darah di apotek dengan laboratorium. Kalau cek darah di apotek hanya bersifat screning sedangkan laboratorium diagnosa dengan menggunakan alat khusus serta ada penanggungajawabnya.
“Kami berharap, kita sebagai Patelki tetap harus berkoordinasi dengan cabang atau wilayah dan supaya masyarakat tahu perannya kita itu apa. Dan semoga dengan bertambahnya usia Patelki dapat lebih eksis dan aktif dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,” pungkas Ketua Patelki Purworejo.