JAKARTA. Pelita.co — Dukungan Puan Maharani untuk diusung menjadi Calon Presiden (capres) 2024 mendatang makin marak dari berbagai elemen masyarakat. Terbaru, masyarakat yang tergabung dalam Barisan Pendukung Puan Maharani (BP2M) mendeklarasikan Puan Maharani menjadi capres 2024 di Jati Makmur, Pondok Melati, Kota Bekasi, Sabtu malam, 19 Februari 2022.
Ketua umum BP2M, Timur Malaka Kiemas menyatakan telah memiliki perwakilan di 30 daerah se-Indonesia. Selain itu, mereka mengaku telah memiliki basis-basis suara pendukung Puan Maharani sampai tingkat akar rumput.
Dimintai pendapatnya, pengamat politik Adib Miftahul mengatakan, maraknya deklarasi tokoh politik termasuk Ketua DPR RI itu memang harus dilakukan untuk lebih membuka ceruk pemilih dan lebih mengenalkan lagi sosok yang ingin maju menjadi capres maupun cawapres.
“Puan kelemahannya ada di popularitas. Tapi kan pilpres masih jauh. Nah ketika deklarasi banyak dilakukan oleh pendukungnya, ini bisa membuka banyak ceruk pemilih diluar partainya dan bisa menaikkan keterkenalan sekaligus pilihan politik (elektabilitas),” ujar pria yang menjadi dosen FISIP ini, Senin, 21 Februari 2022 melalui pesan singkat.
Adib juga mengungkapkan, suka atau tidak suka keunggulan Puan ketimbang tokoh yang juga digadang-gadang maju di pilpres mendatang adalah faktor biologi politik dan networking politik. Ini, kata Adib, karena dia adalah cucu Presiden Soekarno dan anak Taufik Kiemas.
“Trah biologis Soekarno, ini masih jadi daya tarik. Jualan itu masih laku. Dan, berkat jasa Taufik Kiemas, networking politik Puan memiliki jejaring luas dikalangan tokoh politik dan tokoh bangsa ini,” ujarnya.
Keuntungan lainnya, kata Direktur Eksekutif Kajian Politik Nasional (KPN) ini, adalah pengalaman Puan pernah menjadi menteri hingga Ketua DPR RI dan elit partai PDI Perjuangan.
“Dia salah satu sosok perempuan yang saya kira punya kapasitas. Ibarat oase diantara tokoh pria yang tertarik maju pilpres. Poin penting pula dia elit partai pemenang pemilu, punya kader militan yang pasti siap menjadi agen menyosialisasikan keberhasilan pemerintah, dan itu (keberhasilan pemerintahan Jokowi sekarang-red) representasi mayoritas dari PDI Perjuangan. Puan bisa dikapitalisasi melalui itu,” jelasnya.
Namun Adib juga mengingatkan, resistensi Puan sebagai tokoh nasionalis dan kurang egaliter menjadi bagian pekerjaan rumah (PR) penting yang harus segera diselesaikan.
“Tokoh merakyat, tak elitis masih disukai publik. Puan harus menjadi antitesis dirinya sendiri. Ingat, Jokowi terpilih menjadi presiden 2 periode karena faktor itu,” tutupnya. (rls)