JAMBI, Pelita.co – Provinsi Jambi memiliki kandungan batubara cukup besar, dan bahkan batubara yang terkandung di daerah ini bisa dieksplorasi hingga seratus tahun ke depan.
Tetapi apa yang terjadi, seperti diungkapkan banyak pengusaha pemilik tambang batubara di Jambi, pola tata kelola batubara yang dilakukan belum terlihat adanya harapan saling menguntungkan dalam eksplorasi ‘mas hitam’ yang dimiliki daerah ini.
Demikian diungkapkan Alex Harianto kepada Pelita.co di Jambi, Selasa (10/1-2023) kemarin.
Menurut Alex, saat ini eksplorasi batubara di Jambi belum memperlihatkan adanya saling menguntungkan, baik terhadap pemilik tambang, pengusaha transportasi angkut batubara dan masyarakat.
Kondisi sekarang ini, terang Ia, eksplorasi batubara di daerah ini membutuhkan biaya cukup tidak seimbang, dibandingkan eksplorasi batubara di Kalimantan dan daerah lain di Indonesia.
“Harga ekspor batubara terbebani biaya angkut yang cukup besar, sementara pihak transportasi juga terbebani akibat waktu lamanya perjalanan angkut batubara dari bibir tambang ke Pelabuhan Talangduku, karena berbagai permasalahan di perjalanan,” terangnya.
Kalau normal waktu angkut, disebutkan Aleh dari bibir tambang ke Pelabuhan Talangduku, untuk sehari bisa sekali angkut, tetapi kondisi yang terjadi untuk sekali angkut bisa memakan waktu hingga antara 3 sampai 4 hari lamanya, sehingga membuat ongkos angkut menjadi cukup mahal.
Kondisi ini, sebutnya kalau terus terjadi tidak tertutup kemungkinan akan banyak pengusaha batubara yang terpaksa menutup tambangnya di Jambi karena tidak sesuai biaya produksi dengan harga jual, baik dalam negeri maupun ekspor batubara itu.
Makanya, dikatakan Alex, pihak pengusaha batubara di Jambi berharap, siapapun nanti yang terpilih sebagai Gubernur Jambi 2024, tata kelola batubara di daerah ini bisa dilakukan lebih baik dan saling menguntungkan.
“Kita berharap siapapun nanti yang terpilih sebagai Gubernur Jambi 2024, kekayaan alam batubara Jambi bisa dikelola dengan baik, dan saling menguntungkan,” sebutnya. (sal/candra/m.fayed)