PURWOREJO, Pelita.co,-Sebanyak 60 mahasiswa Prodi Teknik Otomotif (PTO) mengikuti ujian kompetensi yang dilaksanakan di Tempat Ujian Kompetensi (TUK) UMPurworejo selama tiga hari, dari Senin (27/12/2021) hingga Rabu (29/12/2021).
Pelaksanaan ujian kompetensi tersebut, terbagi menjadi dua klaster, brake system dan tune up EFI dan dihadiri oleh assesor dari LSP TO, Sutriyono, S.Pd dan Sucipto, S.Pd. Keduanya menguji mahasiswa PTO yang sudah diajukan mengikuti ujian kompetensi.
Pelaksanaan ujian kompetensi ini diawali dengan acara pembukaan yang dihadiri Rektor UMPurworejo, Dr Rofiq Nurhadi, M.Ag.
Dalam kesempatan tersebut, Rektor menyampaikan, dari ujian kompetensi ini untuk meningkatkan ketrampilan teknik otomotif di PTO mahasiswa semester 7. Dan tentunya legalisasi sertifikat kompetensi bagi mahasiswa di bidang otomotif nanti akan layak dan mambantu dalam memperoleh pekerjaan.
Dalam arahannya, assesor, Sutriyono menjelaskan, bahwa dalam pengujian kompetensi ini adalah untuk melihat, mencermati dan menganalisis pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan oleh mahasiswa klaster bidang rem maupun EFI, apakah sudah sesuai SOP.
Sehingga nanti jika sudah sesuai tinggal mengiskan pada form ujian bidang rem maupun tune up EFI Dari form-form yang sudah diisi Asesor tersebut akan menjadi pertimbangan bahwa mahasiswa tersebut lulus ujian kompetensi dan mendapatkan sertifikat maupun logbook.
Pelaksanaan ujian kompetensi ini, satu mobil satu mahasiswa, dengan waktu 35 menit untuk mencapai ujian kompetensi tersebut. Setelah mahasiswa, dilanjutkan dengan ujian kompetensi untuk para dosen PTO di brake system maupun tune up EFI
Kaprodi PTO UMPurworejo, Dwi Jatmoko, M.Pd berharap selain juga melakukan peningkatan pada mahasiswa prodi teknik otomotif, pihaknya juga akan melakukan secara legal dosen yang mengajar itu juga lulus uji kompetensi dulu.
“Untuk keberlangsungan ini, nanti setelah ujian kompetensi, nantinya bagi mahasiswa semester 7 tahun selanjutnya, sudah akan dilangsungkan ujian kompetensi. Selanjutnya akan dilakukan tiap tahun secara periodik. Dan nantinya kita akan meminta bantuan ke BNSP terkait bantuan subsidi untuk ujian kompetensi,” ujar Dwi Jatmoko, Sabtu (01/01/2022).
Untuk TUK maupun ujian kompetensi brake system dan tune up EFI ini, kata Dwi Jatmoko, terbuka untuk umum, untuk SMK-SMK yang memiliki jurusan teknik kendaraan ringan atau teknik otomotif, juga guru-gurunya.
Dwi Jatmoko berharap, ujian kompetensi yang dilaksanakan tersebut bisa meningkatkan kompetensi Teknik Otomotif, khususnya bidang tune up EFIĀ maupun rem. Untuk dosen-dosen PTO bisa kompeten dan tentunya legalisasi itu ada.
“Ujian kompetensi ini menguatkan, melegalisasikan bidang teknik Otomotif, khususnya bidang tune up EFI dan brake system,” jelas Dwi Jatmoko.
Sutriyono, dari tim asesor LSP TO Indonesia Jakarta menjelaskan, dirinya bertugas untuk mengassesment, mengumpulkan bukti-bukti dari hasil observasi, pratikum siswa, dan soal-soal teori. Bukti-bukti ini nanti dikumpulkan jadi satu, dan dilaporkan ke BNSP.
“Yang kami nyatakan kompeten, nanti masing-masing asesi akan mendapatkan sertifikat kompetensi dari BNSP. Sertifikat itu berlaku selama tiga tahun. Dan harus diperbaiki kalau masanya sudah habis,” kata Sutriyono.
Sebelum pelaksanaan uji, ungkap Sutriyono, diadakan dulu pra uji, dimana para asesi sudah diberikan kisi-kisi, gambaran, sejauh mana apa yang harus mereka lakukan pada saat nanti uji kompetensi yang sesungguhnya.
Dan di Purworejo ini, aku Sutriyono, yang menjadi tempat uji kompetensi untuk prodi teknik otomotif, memang baru UMPurworejo, satu-satunya TUK dibawah naungan LSP TO Indonesia
“Harapan kami, dari UMPurworejo ini nanti bisa merangkul SMK-SMK yang ada di sekitar Purworejo,” ucap Sutriyono.
Salah satu mahasiswa teknik otomotif, yang mengikuti ujian kompetensi, Rakha ( 24), mengungkapkan, ujian ini sangat penting apalagi di era sekarang ini, khususnya di tahun 2022 ini sebagai salah satu syarat guru dan siswa untuk bisa melangkah lebih maju.
“Kita dalam ujian ini ditekankan bisa menggunakan, memasang dan membongkar sesuai SOP, karena sampai saat ini, ada juga yang belum paham,” pungkasnya.