TANGERANG,Pelita.co – Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang mencatat, saat ini 8.000 orang di Kabupaten Tangerang terinveksi kuman Mycobacterium Tuberculosa (TBC) dan sedang dalam masa mengobatan. Dalam acara workshop Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) di Hotel Ibis, Gading Serpong, Kecamatan Kelapa Dua, Kamis (24/10/2019). Para Dokter yang hadir dalam acara, diminta bisa memberikan pengobatan penderita TBC sesuai standar Internasional.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penykit pada Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, Dr. Hendra Tarmidzi mengatakan, dimulai pada Rabu (23/10) sampai Jumat (25/10) pihaknya memberikan bimbingan dan pelatihan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) kepada dokter klinik yang ada di Kabupaten Tangerang, agar para klinik bisa mengobati atau merawat pasien TBC, sesuai dengan standar Internasional.
“Ada ratusan dokter yang mewakili 150 klinik di Kabupaten Tangerang, yang mengikuti worshop FKTP yang kami adakan di hotel ibis, tujuan dari FKTP ini agar para klinik di Kabupaten Tangerang ini bisa memberikan pelayanan pengobatan TBC sesuai dengan standar Internasional, ” kata Hendra kepada Wartawan.
Menurut Hendra, di Kabupaten Tangerang sendiri, masih banyak klinik-klinik yang tidak sesuai dengan ketentuan standar Internasional dalam memberikan pengobatan TBC. Hendra mengatakan, di Kabupaten Tangerang saat ini ada 8.000 orang yang terinveksi TBC, dan saat ini sedang dalan pengobatan.
Lanjut Hendra, dalam pengobatan TBC, harus dilakukan pemeriksaan dahak si pasien, dan paling sedikit, si pasien harus konsumsi obat selama 6 bulan dengan kombinasi 4 macam obat, diantaranya Inadoxin, Rifampisin, Pirazinamin, dan Ethambutol.
“Saat ini di Kabupaten Tangerang cukup banyak, penderita TBC, maka dari itu kami memberikan bimbingan dalam acara worshop kepada dokter klinik, karena di Kabupaten Tangerang juga masih ada klinik yang memberikan pengobatan tetapi tidak sesuai standar Internasional, memang datanya pastinya belum ada, tetapi intinya masih ada klinik seperti itu (pengobatan tidak sesuai standar Internasional), ” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Seksi Pencegahan Penyakit Menular, Dr. Nining Mularsih menambahkan, ssmakin banyak penemuan penderita TBC akan ssmakin baik, karena akan lebih cepat untuk ditangani, sehingga penularan bisa diminimalisir. Menurutnya, jika masyarakat mengalami batuk-batuk lebih dari dua pekan harus segera memeriksakan diri ke Puskesmas terdekat.
“7.000 sampai 8.000 kasus temuan penderita TBC merupakan target kami Dinas Kesehatan, agar pasien bisa cepat tangani dan tidak menular kemana-mana. Penularan bisa terjadi ketika penderita TBC, batuk-batuk, meludah, dan bersin disembarang tempat, sehingga virus bisa menyebar secara bebas, ” tukasnya.