Beranda News

Andre Garu: NTT Butuh Orang Peduli

Yohanes Pesau (Alumni PKRI Jakarta Dan Mantan Aktivis 1998)

NTT, PELITA.CO- Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sering kali terjebak dalam stigma sebagai salah satu provinsi termiskin di Indonesia. Berdasarkan data yang ada, NTT menempati posisi ketiga terendah dalam hal kesejahteraan, setelah Papua dan Papua Barat. Dalam konteks ini, Adrianus Garu, calon Wakil Gubernur nomor urut 3, mengangkat isu kepemimpinan yang peduli kepada masyarakat sebagai solusi untuk mengatasi kemiskinan dan ketidakadilan sosial yang terjadi di provinsi ini.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), NTT memiliki tingkat kemiskinan yang cukup tinggi, dengan lebih dari 20% penduduknya hidup di bawah garis kemiskinan. Angka ini menunjukkan tantangan besar yang dihadapi, mulai dari kurangnya akses pendidikan, pelayanan kesehatan yang memadai, hingga infrastruktur yang minim. Di tengah kondisi ini, Adrianus Garu menyoroti pentingnya kepemimpinan yang berorientasi pada kepedulian terhadap masyarakat.

Adrianus Garu mengemukakan bahwa NTT membutuhkan pemimpin yang tidak hanya cerdas atau hebat, tetapi juga memiliki rasa empati dan kepedulian yang mendalam terhadap rakyatnya.

Baca juga :  Mendagri Pastikan Kesiapan Pilkada Serentak 2020 di Provinsi Jawa Timur

“NTT tidak kurang orang pintar, tidak kurang orang hebat, tapi NTT kurang orang peduli,” ujarnya tegas dalam sebuah kesempatan kampanye. Pernyataan ini mencerminkan pandangannya bahwa kualitas kepemimpinan yang baik tidak hanya diukur dari intelektualitas atau prestasi, tetapi juga dari seberapa besar perhatian seorang pemimpin terhadap kondisi rakyatnya.

Kepedulian yang dimaksud oleh Garu harus terwujud dalam kebijakan publik yang berpihak kepada masyarakat. Misalnya, dalam bidang pendidikan, perlu adanya program yang memastikan akses pendidikan berkualitas bagi semua anak di NTT, terutama di daerah terpencil. Dalam hal kesehatan, perlu ada peningkatan fasilitas kesehatan dan akses yang lebih baik untuk layanan medis. Semua ini hanya bisa terwujud jika pemimpin menunjukkan kepedulian yang nyata dalam pengambilan keputusan.

Andre Garu juga menekankan pentingnya membangun kesadaran sosial di kalangan masyarakat NTT. Ia percaya bahwa masyarakat harus aktif berpartisipasi dalam pembangunan daerahnya. Hal ini bisa dilakukan melalui berbagai program pemberdayaan yang melibatkan masyarakat secara langsung. Dengan mengedukasi masyarakat tentang hak dan kewajibannya, serta melibatkan mereka dalam proses pengambilan keputusan, diharapkan akan tercipta rasa memiliki dan tanggung jawab bersama terhadap kemajuan daerah.

Baca juga :  Demi Masyarakat, Polsek Tigaraksa Getol Sosialisasi Protokol Kesehatan

Meskipun tantangan di NTT sangat besar, Adrianus Garu tetap optimis. Ia percaya bahwa dengan kepemimpinan yang peduli, NTT bisa bangkit dari keterpurukan. Keberhasilan ini tidak hanya bergantung pada satu individu, tetapi juga pada kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta. Semua pihak harus bersinergi untuk menciptakan perubahan yang nyata.

*Membangun Infrastruktur dan Ekonomi*

Infrastruktur yang baik adalah salah satu kunci untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Garu berjanji untuk fokus pada pembangunan infrastruktur dasar, seperti akses air bersih, jalan, dan jembatan. Ini penting untuk meningkatkan mobilitas masyarakat serta mendukung aktivitas ekonomi. Dengan infrastruktur yang memadai, diharapkan akan ada peningkatan dalam sektor pertanian dan pariwisata, dua sektor yang memiliki potensi besar di NTT.

Kepemimpinan yang peduli adalah kunci untuk memecahkan berbagai masalah yang dihadapi NTT. Adrianus Garu, dengan visinya bersama paket SIAGA, mengajak semua elemen masyarakat untuk bersatu padu dalam mewujudkan perubahan. Dengan mengedepankan kepedulian, diharapkan NTT dapat bertransformasi menjadi provinsi yang lebih sejahtera dan berdaya saing.

Baca juga :  Meriahkan Hut Ke 5, KSBST Gelar Gebyar Pentas Seni Sunda Tangerang

Dalam setiap langkah menuju perubahan, mari kita ingat bahwa keberhasilan suatu daerah tidak hanya ditentukan oleh kepintaran, tetapi juga oleh seberapa besar kita peduli satu sama lain

Oleh: Yohanes Pesau (Alumni PMKRI Jakarta dan Mantan Aktivis 1998)

Editor: Sobe Milikior (Sekretariat SIAGA Manggarai)