PURWOREJO, Pelita.co,-Anggota Komisi IV DPR RI, Vita Ervina bersama bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian melalui Balai Besar Veteriner Wates, mengadakan Kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) di Hotel Plaza Purworejo, Senin (21/3/22).
Bimtek yang diikuti sekitar 40 orang peserta ini dibuka oleh Vita Ervina. Adapun tema yang diusung “Manajemen Beternak Sapi dan Teknik Pemanfaatan/ Pengolahan Kotoran Sapi.
Hadir dalam acara Bimtek, drh. Hendra Wibawa, M.Si., Ph.D., Kepala Balai Besar Veterainer Wates, Jayadi, SP, MM, Kepala Bidang Sarana dan Perlindungan Pertanian, Kepala Dinas Pertanian Pangan Kelautan dan Perikanan Kab. Purworejo, Penyuluh Peternakan Kabupaten Purworejo, para Kepala Desa Penerima Program UPPO Tahun 2020 dan 2021, Perwakilan Kelompok Ternak di Kabupaten Purworejo dan seluruh Peserta Bimtek.
Sebagai narasumber Sri Andoko S.TP, dengan materi manajemen Budidaya ternak sapi dan Ir Totok Irianto dengan materi pengelolaan pupuk asal kotoran / limbah sapi.
Vita Rrvita menyampaikan, sekarang ini Kebutuhan konsumsi daging sapi mencapai 700.000 ton, setara dengan 3,6 juta ekor sapi dinIndonesia tahun 2021.
“Namun, saat ini, produksi sapi dalam negeri hanya sekitar 400.000 ton, sekitar 57 persen. Maka untuk menutup kekurangan, pemerintah harus mengimpor daging sapi,”terang Vita.
Maka dari itu, jelas Vita, pemerintah punya kebijakan untuk memberdayakan petani dengan
memberi bantuan ternak sapi.
“Seperti hari ini, saya bersama Direktorat Kesehatan Hewan Kementreian Pertanian mengadakan bimbingan teknis manajemen berternak sapi dan teknik pemanfaatan/pengolahan kotoran sapi,” ucap Vita usai membuka Bimtek.
Menurut Vita, tujuannya diadakan Bimtek untuk mengubah mindset para peternak. Karena selana ini, para peternak saat memelihara sapi hanya sebagai tabungan atau tambahan pendapatan.
Dalam Bimtek ini saya akan merubah mindset mereka. Jadi kita ajarkan bagaimana manajemen berternak sapi, bagaimana mengolah kotoran sapi untuk menjadi pupuk organik,” kata Vita.
Karena terang Vita, dengan produksi pupuk organik selain murah, pada saatnya nanti pupuk kimia akan berkurang dalam pemakaian. Dalam Bimtek ini, nanti pemerintah juga memberikan bantuan 20 ekor sapi dan satu Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO).
“Untuk kelompok tani yang ingin memperoleh bantuan itu bisa mengajukan ke Dinas Pertanian setempat atau bisa melalui jalur aspirasi saya. Tapi kalau lewat jalur aspirasi akan kami seleksi karena harus dibagi-bagikan ke lima kabupaten/kota,” jelas Vita.
Vita berpesan kepada para penerima bantuan, bila sapi sakit segera dilaporkan ke Dinas Pertanian agar secepatnya ditangani, jangan malah diumpetin terus di potong.
Kepala Balai Besar Veterainer Wates, drh Hendra Wibawa MSi PhD, menjelaskan pertanian merupakan salah satu sektor yang tumbuh bersama sektor lainnya dalam menyokong ekonomi Indonesia. Kendati demikian, masih banyak yang harus dibenahi.
“Peternak kita saat ini masih ada yang menggunakan pengelolaan secara tradisional, dan hanya menjadi sampingan saja sehingga produktivitas dari hasil ternak tidak maksimal. Maka pada kesempatan ini perlu kita rubah paradigma bagaimana kita bisa mengelola peternakan dengan hasil maksimal dan juga bermanfaat bagi pertanian,” jelasnya.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pertanian Pangan Kelautan dan Perikanan Purworejo melalui Kepala Bidang Sarana dan Perlindungan Pertanian, Jayadi SP MM, mengapresiasi kepada semua pihak yang telah mendukung terselenggaranya Bimtek.
“Saya meminta kepada para peserta untuk menggunakan kesempatan dengan baik agar tujuan dari kegiatan ini bisa tercapai semaksimal mungkin khususnya pada sektor peternakan dan pertanian,” pungkas.