JAKARTA, Pelita.co – Pusat Penerangan (Puspen) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menggelar bedah buku “Tafsir Tematik Moderasi Beragama”. Kegiatan ini berlangsung secara daring dan luring dari Perpustakaan Amir Machmud Kemendagri, Jakarta, Selasa (7/5/2024). Bedah buku bertajuk “Harmoni Beragama: Eksplorasi Tafsir Tematik” ini terlaksana atas kerja sama Perpustakaan Amir Machmud Kemendagri dengan Perpustakaan Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran (LPMQ) Kementerian Agama (Kemenag).
Dalam sambutannya, Pelaksana Harian (Plh.) Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Kemendagri Aang Witarsa Rofik berharap, bedah buku ini dapat memberikan literasi kepada masyarakat mengenai moderasi beragama. Dirinya sangat mengapresiasi terlaksananya kegiatan tersebut. “Kami berpikir sangat positif, bedah buku ‘Moderasi Beragama’ ini menjadi salah satu bagian meliterasi masyarakat, minimal [bagi] kita para ASN” katanya.
Lebih lanjut, Aang menegaskan, memahamkan moderasi beragama kepada masyarakat luas membutuhkan keseriusan. Pihaknya mengaku memiliki tanggung jawab moral untuk menguatkan moderasi beragama, sehingga dapat mengubah cara pandang, sikap dan perilaku sebagai pengejawantahan esensi ajaran agama dan kepercayaan yang melindungi martabat kemanusiaan dan membangun kemaslahatan umum berlandaskan prinsip adil, berimbang dan menaati Pancasila serta UUD 1945.
Dia menjelaskan, semua pihak memiliki tanggung jawab untuk menyebarluaskan pemahaman moderasi beragama kepada masyarakat melalui berbagai saluran komunikasi. Moderasi beragama merupakan urusan universal sehingga tidak terbatas pada tanggung jawab salah satu pihak saja, mulai dari Pemerintah, Pemda, organisasi masyarakat, media massa dan masyarakat pada umumnya merupakan aktor yang berperan menggaungkan moderasi beragama.
Sementara itu, Kepala LPMQ Abdul Aziz Sidqi menyampaikan ucapan terima kasih kepada pengurus Perpustakaan Amir Machmud Kemendagri maupun pimpinan Kemendagri yang telah bekerja sama menggelar bedah buku tersebut. Dia mengatakan, tidak ada agama yang bertentangan dengan nilai moderasi lantaran ajaran seluruh agama itu moderat. “Tinggal bagaimana perilaku kita, inilah pentingnya buku ini dibedah,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu, penyelenggara menghadirkan dua narasumber yakni Wakil Rektor Universitas Perguruan Tinggi Ilmu Al Qur’an (PTIQ) Jakarta Ali Nurdin dan Penulis Buku Spiritual Achmad Chodjim. Kegiatan tersebut juga dihadiri oleh peserta secara luring maupun daring, baik dari Kemendagri maupun kementerian dan lembaga lainnya. Adapun bedah buku ini dimoderatori oleh Pustakawan Ahli Madya Puspen Kemendagri Moh. Ilham Hamudy.
Para narasumber yang hadir menjelaskan berbagai pandangannya terhadap isi buku. Misalnya Ali Nurdin selaku salah satu penulis buku tersebut memaparkan mengenai garis besar isi buku yang dibedah. Sementara Achmad Chodjim banyak memberikan catatan seperti penggunaan istilah dalam buku itu lantaran banyak menggunakan bahasa Arab, sehingga sukar dipahami khalayak luas. Dia juga menekankan poin lain seperti perlunya penyantuman contoh praktik moderasi dalam kehidupan sehari-hari agar dapat lebih dipahami dan dipraktikkan.
Source: Puspen Kemendagri