LABUAN BAJO,NTT-PELITA.CO- Tokoh muda Dusun Beong,desa Kombo kecamatan Pacar kabupaten Manggarai Barat,NTT,Alfons Harmin menemui kepala PLN Unit Layanan Pelanggan (ULP) Labuan Bajo. Kamis 17 Maret 2023
Kedatangan Alfons ke kantor PLN ULP Labuan Bajo tersebut adalah terkait kondisi dusun Beong yang hingga kini masih belum teraliri listrik
Kepada media ini Alfons mengatakan bahwa kedatangannya ke kantor yang memiliki otoritas mengurusi urusan listrik di wilayah kabupaten Manggarai Barat itu mengatas namai seluruh warga dusun Beong
Tujuannya adalah untuk memperjuangkan kebutuhan listrikĀ bagi warga di kampung halamannya itu
“Saya mengatas namai warga dusun Beong mendatangi kantor PLN Labuan Bajo untuk memperjuang kebutuhan listrik bagi warga dusun Beong” ungkap Alfons
Alumnus SMPN I Macang Pacar tahun 1998 ini mengungkapkan bahwa dalam pertemuannya dengan kepala PLN ULP Labuan Bajo itu Ia meminta agar PLN segera melakukan perluasan jaringan listrik ke dusun Beong
Menanggapi permintaannya itu kata Alfons,kepala PLN ULP Labuan Bajo,Ridwan mengatakan bahwa semua usulan kebutuhan listrik bagi masyarakat,pihaknya akan mengupayakannya hingga semua dimasukan dalam anggaran
“Jawaban PLN,semua usulan kebutuhan listrik bagi masyarakat kami terima dan kami akan usahakan hingga semua akan dimasukan dalam anggaran” ungkap Alfons menirukan jawaban kepala PLN ULP Labian Bajo
Meski tidak menyebut secara pasti namun pihak PLN berharap perluasan jaringan ke dusun Beong dapat dilakukan tahun ini atau menjadi prioritas di tahun 2024
Semangat pria paruh baya ini memperjuangkan kebutuhan listrik di dusun Beong disebabkan karena hingga kini dusun Beong hanya satu satunya dusun di desa Kombo yang belum teraliri listrik
Selain itu,kondisi warga dusun Beong yang sudah berpuluhan tahun hidup tanpa listrik sangat bertolak belakang dengan kondisi Manggarai Barat saat ini yang telah dinobatkan sebagai daerah pariwisata super prioritas
Alfons menerangkan bahwa masyarakat dusun Beong saat ini mengalami kesulitan terutama untuk penerangan di malam hari
Hingga saat ini,warga dusun Beong masih mengandalkan lampu pelita untuk penerangan malam hari dengan minyak tanah sebagai bahan bakarnya
Namun demikian warga tetap mengalami kesulitan untuk mendapatkan minyak tanah, selain harganya yang terus naik juga ketersediaannya sangat langka
Tidak hanya kebutuhan keluarga atau pribadi,ketiadaan jaringan listrik juga ternyata menyulitkan pelaksanan kegiatan di fasilitas umum seperti sekolah
Kondisi ini kata Alfons terjadi di SDK Tonggong Dole,di mana tuntutan pekerjaan yang hampir serba online justru tidak didukung dengan ketersediaan fasilitas penunjang seperti listrik. Akibatnya, pengoperasian komputer atau laptop kata Alfons tidak bisa dimanfaatkan dengan maksimal
Sejauh ini tambahnya,sekolah harus mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk membeli bahan bakar minyak (BBM) jenis solar agar bisa menghidupkan genset supaya bisa mengoperasikan komputer atau laptop
Di sisi lain Sekolah tidak memiliki anggaran yang cukup untuk membeli BBM
Kondisi ini mendorong semangat Alfons dan seluruh warga dusun Beong untuk memperjuangkan perluasan jaringan listrik ke dusun mereka
Alfons berharap perluasan jaringan listrik segera dilakukan agar warga dusun Beong dapat menikmati penerangan listrik dan kebutuhan lainnya