
PURWOREJO,pelita.co,-Dalam rangka melaksanakan program Makan Bergizi Gratis (MBG), pemerintah membutuhkan mitra guna memenuhi pasokan menu setiap harinya. Oleh karena itu, pemerintah mengajak masyarakat untuk bergabung menjadi mitra Badan Gizi Nasional (BGN) untuk
menyediakan dapur yang memenuhi standar dari pihak berwenang.
Seperti yang dilakukan Ketua Yayasan Sri Agung Sejahtera, Muhammad Jazim Khamidi, ia berhasil membagun dapur yang memenuhi standar yang ditetapkan BGN diatas lahan seluas 650 m2 yang berada di Jalan Raya Sangubanyau – Grabag, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.
Saat ditemui di kantornya, Jazim menjelaskan, bahwa dirinya memiliki dua Dapur BGN yang telah beroprasi mulai 17 Februari. Dapur tersebut berada di Grabag dan Ngombol dengan jumlah karyawan 100 orang.
Jazim juga menjelaskan tata cara mengolah makanan yang higienis dan siap santap. Sebelum bahan makanan di setor, dikontrol dulu oleh ahli gizi apakan layak apa tidak barulah kemudian diolah dicuci dan dipilah dulu untuk dimasak.
Setelah masakan matang, kemudian masakan dipindah keruangan khusus yang diberi blower dengan temperatur yang sudah ditur sesuai anjurkan ahli gizi sehingga makanan terjaga higienitasnya.
“Sebelum dikemas di dalam wadah penyajian kita dicek ulang dulu oleh ahli gizi, jadi ketika sampai sekolah yang sudah ditentukan agar mengecek dulu makanan yang akan diberikan ke para siswa, apakah makanan itu siap saji atau tidak,” jelas Jazim saar ditemui di dapur BGN, Sabtu (22/2/2025).
Pihaknya juga menyediakan mess untuk tiga petugas khusus seperti kepala dapur, ahli gizi, dan akuntan lingkungan dapur. Tujuannya karena mereka bekerja sejak dini hari dan untuk mengkontrol kualitas makanan yang akan disajikan.
Jazim menyebutkan terkait masalah adanya beberapa telur berbau busuk yang terjadi di SMPN 10, masalahnya karena saat itu telur bukan berasal dari peternak langsung tapi ada suplayer yang memasok.
“Alhamdulillah isinden tersebut langsung bisa kami atasi dan kami ganti sehingga langsung bisa dimakan. Saat ini telur langsung kami datangkan dari peternak sehingga telur benar- benar baru,”ucap Jazim.
Adanya kejadian tersebut ungkap Jazim, ia tidak menerima lagi bahan makanan sembarangan. “Untuk sayuran kita ambil yang masih segar, telur kami ambil langsung dari peternakitu semua untuk menjamin kualitas telur. Kami juga tidak memasak sayuran bersantan karena mudah rusak,” ungkapnya.
Untuk porsi setiap hari 3.500 porsi di dua dapur BGN di Grabag dan Ngombol. Tapi karena ini masih percobaan baru 2.850 porsi.
dapur BGN Grabag 1.480 dan Ngombol 1.370 porsi.
“Minggu depan mulai Senin akan ada penambahan kuota sekitar 450 porsi untuk delapan sekolah SD dan SMP,” kata Jazim.
Mengenai penyediaan stok beras terang Jazim, dalam sehari ia mengeluarkan 115 kg beras untuk memenuhi ribuan porsi makanan. “Menu kita tiap hari kita ganti. Semuanya sudah diatur oleh BGN. banyaknya nasi untuk anak SD berbeda dengan anak SMPatau SMA semua di timbang, susu seminggu dua kali, terus buah untuk gantikan susu. Buah kemarin ada semangka, salak, dan anggur,” ucap Jazim.
Kerja di Dapur BGN arahan dari BGN hanya Senin – Jumat, Sabtu libur makanya mumpung libur dari Dinkes diadakan pelatihan.”Pelatihan diikuti 100 peserta dari dua dapur Grabag dan Ngombol. Materinya terkait pengolahan makanan yang tepat agar benar-benar higienis dan sesuai standar yang sudah ditetapkan,” terang tim Dari Dinkes.
Masalah pembayaran karyawan, Jazim mengaku belum tahu, tunggu dari pihak BGN, karena sampai saat ini masih menggunakan dana pribadi.
“Insya Allah semua saya niatkan sebagai ibadah seperti membantu warga masyarakat untuk mendapatkan pekerjaan serta anak-anak sekolah bisa makan gratis,” pungkas Jazim