Beranda News

Diduga “Gagal Kontruksi” Lantai Tugu Perbatasan Muratara Retak

MURATARA, Pelita.co – Pemerintah Kabupaten Musi Rawas Utara (MURATARA) Sumatera Selatan tahun 2019 Melakukan pembangunan proyek untuk penataan kawasan di perbatasan Kabupaten Muratara dengan Kabupaten Musi Rawas, Namun disayangkan belum satu tahun kondisi lantai proyek sudah retak.

Dengan kondisi lantai yang sudah retak tersebut menuai kritik dari warga, Apri (30) Salah seorang pengunjung mengaku kecewa dengan pembangunan penataan kawasan perbatasan itu.

“Ya kecewa lah, lihat saja lantainya banyak yang retak. Padahal kalau sore hari banyak warga berkunjung kesini untuk sekedar nongkrong dan berfoto,” ujar Apri kepada wartawan, selasa (25/8/2020).

Ditempat terpisah Cakrawala, ST (48) seorang pengunjung dan juga pemerhati pembangunan publik menduga pembangunan tersebut tidak memperhatikan kualitas serta terkesan asal jadi.

“Saya menilai mulai rusaknya bangunan tersebut karena struktur tanah yang turun, sehinga menimbulkan keretakan. Hal itu bisa terjadi saat tanah timbunan didatangkan, pemadatannya tidak maksimal sesuai petunjuk spesipikasi teknis atau dengan bahasa lain “Gagal Kontruksi,” ungkapnya.

Lanjut Cakrawala, ST Apabila akan dibenahi hal tersebut tidak cukup dengan pemeliharaan, karena struktur kontruksinya sudah terlanjur rusak. Sehingga perlu pembongkaran pondasi total dan pemadatan tanah kembali, bilamana itu dilakukan akan membuat kerusakan bangunan lebih parah.

Baca juga :  Satbrimob Polda Banten Gelar Sertijab Danyon Pelopor

“Kalau hanya dilakukan pemeliharaan saja, saya tidak yakin kondisinya bisa kembali baik. Sekaligus apa cukup dana 5 persen sebagai jaminan pemeliharaan, jika dilakukan perombakan total pondasi serta pemadatan ulang. Saya menduga saat dikerjakan kurangnya pengawasan dari dinas terkait. Baik PPK, PPTK maupun Pengawas sehingga pengerjaannya tidak mengacu pada Juknis atau memang ada “Main Mata” dengan rekanan, kita kan tidak tahu,” pungkasnya.

“Dengan kondisi tersebut pada akhirnya bukan justru mempercantik tugu perbatasan, tapi malah merusak pemandangan tugu batas. Bukan tidak mungkin jika dibiarkan, akan berakibat longsor dan membahayakan masyarakat yang berada disana,” tegasnya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun pengerjaan penataan kawasan perbatasan tersebut milik Dinas Pekerjaan Umum dan Penata Ruang (PUPR) Kabupaten MURATARA yang di kerjakan CV. YUNK INTERTAINMENT menggunakan anggaran APBD 2019 yang menelan anggaran hampir satu milyar rupiah.

Baca juga :  Hadapi Gangguan Kelompok Bersenjata, Satbrimob Polda Banten Gelar Latihan Jungle Warfare

Terkait hal tersebut, pihak media menghubungi Indra Ali Aimil selaku Pejabat Pembuat Komiten (PPK) proyek tersebut melalui telepon seluler. Indra Ali Aimil mengatakan bahwasanya lantai yang retak tersebut akan di perbaiki.

“Terkait PHO saya lupa. Yang jelaskan masih ada tanggung jawab memperbaiki tetapi itu bukan salah dia (Rekanan) juga. Nanti itu akan diperbaiki memakai biaya pribadi dia (Rekanan),” jelasnya.

Indra Ali Aimil mengungkapkan bahwasanya keretakan lantai tersebut akibat motor pengunjung yang datang kesana.

“Kalau kamu sering main kesana, kamu lihat sendiri banyak motor pengunjung yang naik ke lantai tugu perbatasan itu. Itukan sebenarnya bukan untuk di jalani (motor). Kita ambil positifnya aja, jika itu mau dibenari (Rekanan) alhamdulillah. Dia (Rekanan) kan dapat proyek lagi di sana. Mau di cet ulang lagi, diperbaiki lagi. Jika dia mau perbaiki, saya kira tidak ada masalah,” terangnya.

Sementara itu Iwan selaku Rekanan CV. Yhunk Intertaiment mengatakan kepada wartawan. Rabu (26/8/2020) terkait lantai tugu yang retak itu, akan segera diperbaiki, walaupun dananya tidak ada kita tetap partisipasi.

Baca juga :  Bantu Atasi Kesulitan Air di Banten dan Jabar, Menhan Prabowo Resmikan 15 Titik Sumur Bor

“Maklumlah, pekerjaan itu pasti ada salah dan ada yang kurang. Kami terima kasih juga kepada (wartawan), namanya juga pengawasan,” kata Iwan.

“Itu akan di perbaiki lagi, nanti akan di cor karena tanah itukan turun. Seharusnya pembangunan itu timbun dulu satahun, baru di bangun. Kerana waktu, tanpa ada pemadatan, langsung dikerjakan. Untung saja bangunan itu (hanya pembagunan penataan kawasan saja) seandainya bangunan untuk jalan, hancur pasti,” lanjutnya.

Iwan mengungkapkan untuk tugu di perbatasan itu ada masalah, bahwasanya kuningan yang ada di tugu perbatasan tersebut hilang di maling orang. Namun orang Dinas minta dia bantu untuk membelikan kuningan itu.

“Itu yang jadi masalahnya, itukan tidak ada anggarannya. Maklumlah Kontraktor, tidak baik dengan orang Dinas, salah. Baikpun salah. Kita hanya mencari makan, minta tanda tangan saja susah,” ujarnya.