PURWOREJO, Pelita.co,– SMK Muhammadiyah Purwodadi, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah mengadakan IHT (In House Training) Pengembangan KTSP dan KOSP tahun pelajaran 2022/2023, Senin (39/5/22).
Kegiatan yang dilaksanakan selama dua hari, dari mulai Senin (30/05/2022) hingga Selasa (31/05/2022), dibuka oleh Pengawas SMK dari Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VIII Jateng, H. Achmad Chamdani, S.Pd, M.Pd, dengan peserta 28 guru.
Dalam kesempatan tersebut, Achmad Chamdani mengucapakan selamat dan sukses kepada SMK Muhammadiyah Purwodadi, yang tahun ini kembali mendapatkan program SMK PK Lanjutan dan SMK Pemadanan.
“Saya ucapkan selamat, semoga SMK Muhammadiyah Purwodadi tambah maju dan sukses, dengan program SMK PK,”ucapnya.
Sementara Kepala SMK Muhammadiyah Purwodadi, Sumarjo, S. Fil. I, M. Pd, menyampaikan, tujuan dari diadakannya IHT ini, selain meningkatkan kompetensi Guru, juga untuk evaluasi dan penyusunan kembali KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) dan KOSP (Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan).
“Kegiatan ini untuk menyegarkan kembali tentang pemahaman KOSP, karena ada beberapa yang berbeda, seperti P5BK dulu sebagai mapel, sekarang include ke mapel yang lain. Sekarang ini guru juga harus mampu membuat modul ajar, tujuannya, untuk meningkatkan kompetensi guru,” jelas Sumarjo usai pembukaan IHT.
Menurut Sumarjo, tahun ini, ada dua kurikulum, kelas XII yang masih menggunakan KTSP tahun 13 tentunya dengan merdeka mandiri belajar, sedangkan untuk kelas X dan XI menggunakan belajar mandiri berbagi karena SMK Pusat Keunggulan.
“Untuk kurikulum KOSP, ada merdeka mandiri berubah, itu artinya dari struktur kurikulum, spektrum dan capaian pembelajaran, semua sudah ada, dan itu kita harus mengikuti dari kementerian, serta tidak boleh membuat sendiri,” ucapnya.
Sementara sebagai SMK PK (Pusat Keunggulan), menggunakan level ketiga, yakni merdeka mandiri berbagi. Sehingga SMK PK diberi kebebasan lebih luas, mengembangkan kurikulum dan nantinya mempunyai tugas mengimbaskan kepada SMK sekitarnya.
“Semoga dengan diadakannya IHT, bisa untuk meningkatkan SDM guru, mengupgrade bahwa kurikulum bagus di jamannya, namun ketika jaman berubah, sudah seharusnya kurikulum juga berubah,” terangnya.
Dalam kesempatan tersebut, kepada wartawan Sumarjo juga menceritakan SMK Muhammadiyah Purwodadi berdiri pada tahun 2003.
“Saat itu jumlah siswa sangat minim, untuk jurusan sebelum PK, ada tiga TKRO, TBSM dan TKJ, dan sekaramg setelah menjadi SMK PK, jurusannya menjadi Teknik Otomotif dan TJKT (Teknik Jaringan Komputer dan Telekomunikasi).
Seiring perjalanan waktu, ungkapnya, di tahun 2019, SMK Muhammadiyah Purwodadi mendapat kepercayaan dari Kementerian Pendidikan sebagai SMK Revitalisasi Nasional bersama dengan 300 sekolah se Indonesia dengan mendapatkan dana hibah sebesar Rp 1,9 milyar, dengan perincian Rp 800 juta untuk melengkapi alat-alat praktek Teknik Bisnis Sepeda Motor, dan sisanya untuk membuat bengkelnya.
Dilanjutkan pada tahun 2020, ungkap Sumarjo, SMK Muhammadiyah Purwodadi juga mendapat program SMK CeO (Center of Excellence), bersama dengan 901 sekolah se Indonesia dan mendapatkan dana Rp 3,2 milyar.
“Dana 3,2 milyard tersebut, kita gunakan untuk bangunan, sebesar Rp 1,3 milyar, Rp 100 juta untuk program, dan sisanya untuk pembelian alat. Kita saat itu membangun workshop TKRO dan pembelian alat TKRO,” terang Sumarjo.
Kemudian di tahun 2021 ada program SMK PK lanjutan, ada bantuan lagi mendapat dana Rp 200 juta .
“Dana tersebut, kita pergunakan untuk peningkatan SDM melalui diklat, workshop, untuk guru atau siswa,” ucapnya.
Di tahun ini, jika tak ada perubahan kebijakan, SMK Muhammadiyah Purwodadi juga akan mendapatkan dua bantuan sekaligus, bantuan SMK PK Lanjutan dengan dana Rp 300 juta yang dipergunakan untuk mengimbas SMK yang lain, dan SMK Pemadanan dengan industri, dengan dana pendampingan sekitar Rp 2,7 milyar, pungkasnya.