JAMBI, Pelita.co – Tambang Batubara di Jambi terancam tutup, dan bahkan sudah ada beberapa tambang yang ditutup beroperasi oleh pemiliknya, pasca terus anjloknya harga ekspor batubara.
Pelita.co, Senin (12/6-2023) melaporkan, kalau sebelumnya harga ekspor batubara Jambi sempat berada di 50 Dollar/Ton, tetapi kondisi harga itu terus anjlok, dan sekarang hanya tinggal 37 Dollar/Ton.
Hendrik Tan, salah satu pemilik tambang batubara di Kabupaten Sarolangun mengungkapkan, sudah tidak mungkin lagi untuk terus melaksanakan kegiatan di tambang terkecuali harus ditutup sementara.
Dijelaskan Hendrik Tan, harga ekspor sekarang sesuai Indonesia Coal Index (ICI), hanya tinggal 37 Dollar/Ton, sementara ongkos angkut dari tambang ke Pelabuhan Talang Duku di Kabupaten Muaro Jambi, sudah mencapai hampir Rp 300 Ribu/Ton.
“Ongkos angkut dan biaya lain yang dikeluarkan untuk ekspor sudah tidak seimbang dengan harga ekspor yang anjlok hingga ke 37 Dollar/Ton. Ini jelas pukulan berat bagi pengusaha batubara Jambi saat sekarang ini,” terang Hendrik Tan.
Anjloknya harga ekspor batubara Jambi ke nagara tujuan seperti China, disebabkan beberapa negara tujuan ekspor saat ini kondisi iklim di negara itu sedang musim panas, sehingga kebutuhan batubara turun, dan kondisi ini semakin di perparah banyaknya negara – negara lain yang sekarang sedang juga sedang melakukan ekspor batubaranya.
“Tidak saja batubara GAR rendah yang harganya anjlok, kondisi serupa juga terjadi terhadap batubara GAR tinggi yang harganya juga terpukul cukup parah,” sebut Hendrik Tan.
Diakhir keterangannya, Hendrik Tan mengungkapkan, untuk menghadapi anjloknya harga ekspor batubara, terkecuali Pemerintah Provinsi Jambi menurunkan harga angkut batubara dari bibir tambang ke Pelabuhan Talangduku. (sal/can)