Beranda News

Jadi Korban Aksi Premanisme Di Kantornya, Kades Kombo Tengah Manggarai Barat Minta Kepolisian Serius Dan Segera Tindak Lanjuti Laporannya

Wenseslaus Jumandela, Kepala Desa Kombo Tengah Kabupaten Manggarai Barat Korban Penganiayaan Di Kantor Desanya Saat Menjalaankan Tugas

MANGGARAI BARAT NTT,Pelita.co– Tindakan ala premanisme baru baru ini terjadi di kantor desa  Kombo Tengah kecamatan Pacar kabupaten Manggarai Barat  provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), di mana kepala desa Kombo Tengah, Wenseslaus Jumandela menjadi korban penganiayaan di kantornya sendiri saat sedang menjalankan tugas pemerintahan pada 13 Mei 2024 lalu

Aksi tidak terpuji ini diduga dilakukan oleh seorang oknum pendidik atau guru yang seharusnya memiliki adab atau perilaku baik

Dalam wawancara dengan media ini di kediamannya di Kangkol desa Kombo Tengah pada Jumat 31 Mei 2024,  Wenseslaus Jumandela atau yang akrab disapa Laus ini mengaku dianiaya oleh seseorang bernama Rikardus Edison yang merupakan guru di SMKN 1 Macang Pacar di Raba

Rikardus Edison ini disebutnya bukan merupakan warga desa Kombo Tengah kecamatan Pacar melainkan warga desa Watu Baru kecamatan Mancang Pacar namun istrinya berasal dari desa Kombo Tengah, telah pindah penduduk dan tinggal di desa Watu Baru sejak menikah

Beberapa waktu belakangan, Rikardus bersama istri dan anaknya tinggal di desa Kombo Tengah tempat istrinya berasal tetapi belum resmi pindah penduduk dari desa Watu Baru ke desa Kombo Tengah

Laus mengatakan bahwa Dirinya telah menyarankan Rikardus dan istrinya untuk mengurus pindah penduduk namun tidak kunjung dilakukan

Meski bukan terdaftar sebagai warga desa Kombo Tengah namun Rikardus menginginkan agar anaknya mendapat bantuan makanan tambahan dari pemerintah desa Kombo Tengah. Keinginan ini memantik Rikardus dan istrinya mendatangi kantor desa Kombo Tengah pada saat kegiatan Pembagian Makanan Tambahan untuk ibu hamil, bayi dan anak stunting pada 13 Mei 2024 lalu meski tidak terdaftar sebagai penerima PMT

Baca juga :  Bantu Meringankan, Pemkot Lubuklinggau Bangun Gedung BPS

Kedatangan mereka menjadi awal terjadinya penganiayaan oleh Rikardus terhadap kepala desa Kombo Tengah, Wenseslaus Jumandela

Laus mengatakan bahwa penganiayaan terhadap Dirinya disebabkan karena tidak mengindahkan keinginan Rikardus yang secara arogan mengintervensi kewenangan pemerintah desa Kombo Tengah yang memaksa agar anaknya mendapatkan makanan tambahan seperti warga desa Kombo Tengah

Ia mengisahkan kronologis peristiwa memalukan itu terjadi

Laus mengatakan bahwa saat itu Ia bersama Sekretaris Desa serta sejumlah aparat desa lain tengah istirahat duduk di dalam kantor desa sambil menunggu penerima makanan tambahan yang belum datang. Saat itu istri dari Rikardus memasuki kantor dan langsung menghadap Sekdes

Awalnya Laus tidak melihat saat istri Rikardus masuk ke dalam kantor karena tengah sibuk menerima telepon dari pihak kecamatan Pacar untuk berkoordinasi terkait kegiatan desa. Setelah selesai menerima telpon, Laus menoleh ke arah sekdes sambil menanyakan itu anak siapa

Belum mendapat jawaban, tiba tiba Rikardus yang sebelumnya berada di luar, masuk sambil mengamuk dan langsung mengambil sebuah kursi kosong di depan Laus dan langsung duduk menghadap sekdes, membelakangi kades Laus

Melihat Rikardus yang terus mengomel, Lauspun mengajak Rikardus untuk  berkomunikasi dan menawarkan agar apabila ada hal yang mau disampaikan, silahkan disampaikan saja dengan baik. Ajakan itu tidak diindahkan Rikardus, bahkan terus mengomel dan menyebut apa yang dilakukan oleh pemdes Kombo Tengah adalah menyalahi aturan

Setelah Rikardus berhenti berbicara, Laus meminta Rikardus untuk mendengarkan penyampaiannya. Kepada Rikardus, Laus mengingatkan bahwa seharusnya memasuki kantor resmi pemerintah harus mengedepankan etika dan menyampaikan sesuatu dengan baik

Baca juga :  Polresta Bandara Soetta Bersama Stakeholder, Nobar Film 'Surga Kecil di Bondowoso

Penyampaian itu tidak diterima oleh Rikardus dan membentak Laus untuk mendengarkan perkataannya dengan nada keras. Merasa diintervensi, Laus pun balik membentak. Bersamaan itu, Rikardus berdiri. Melihat kondisi itu, Sekdes langsung memeluk Laus dari belakang dengan tangan melingkar kuat pada badan dan kedua tangan Laus hingga susah bergerak

Situasi itu dimanfaatkan Rikardus memukul bagian kepala Laus. Tidak berselang lama, Rikardus kembali memukul kepalanya hingga Laus Jatuh. Bukannya berhenti, Rikardus justru kembali melayangkan dua kali pukulan di kepala Laus yang sudah terjatuh

Akibat pukulan itu Laus mengalami beberapa luka mengeluarkan darah dan memar di kepalanya

Sama seperti Laus, Rikardus juga dipegang oleh salah seorang perangkat desa lain namun perbedaan postur tubuh yang lebih kecil memudahkan Rikardus terlepas dan leluasa melakukan aksi pemukulan terhadap Laus

Para ibu yang saat itu menyaksikan peristiwa sadis itu berteriak meminta tolong sambil berhamburan keluar dari kantor desa. Beberapa saat kemudian warga sekitar datang namun Rikardus telah kabur. Keberadaan kantor desa yang cukup jauh dari rumah warga membuat reaksi warga cukup terlambat

Saat itu Laus langsung menghubungi Kapolsek Macang Pacar namun Kapolsek sedang berada di Kupang dan memerintahkan personilnya mendatangi lokasi TKP

Tenaga Medis Memeriksa Luka Di Kepala Wenseslaus Jumandela

Beberapa menit kemudian, aparat Polsek Macanga Pacar tiba di TKP dan langsung membawa Laus ke Puskesmas Pacar untuk mendapat penanganan Medis dan dilakukan Visum

Setelah mendapat penanganan medis dan Visum, Laus melaporkan kaaus tersebut ke Polsek Macang Pacar di Bari di hari yang sama (13/05) dengan laporan penganiayaan

Namun hingga diwawancara media ini Laus mengaku tidak mendapat informasi terkait perkembangan penanganan yang dilakukan pihak Polsek Macang Pacar terhadap laporannya itu

Baca juga :  Anggota Komisi II DPR RI Guspardi Gaus Apresiasi Capaian Prestasi dan Realisasi Anggaran Kemendagri

Laus mengaku tidak puas dengan penanganan yang dilakukan pihak kepolisian. Ia menilai penanganan yang dilakukan pihak kepolisian sangat lamban padahal pelakunya sudah jelas ditambah adanya bukti visum sehingga tidak sulit bagi kepolisian untuk menuntaskan kasus yang menimpanya itu

Namun Dirinya berharap agar kepolisian dapat menuntaskan kasus itu dengan cepat dan profesional

Dikonfirmasi terpisah melalui pesan whattsapp pada Minggu Siang, Kapolsek Macang Pacar, IPDA Iwan Hendriawan mengatakan bahwa kasus tersebut sedang ditangani

Hendriawan mengungkapkan bahwa pihaknya telah memeriksa pelapor dan para saksi

“Pelapor dan saksi saksi sudah diperiksa semua, tinggal di BAP” tulis IPDA Hendriawan dalam pesan Whattsappnya

Hendriawan mengungkapkan bahwa status keduanya sama sama terlapor dan pelapor sebab di hari yang sama Rikardus Edison juga melaporkan kasus yang sama dengan laporan perkelahian

Hendriawan memastikan kasus tersebut akan ditangani dengan serius dan profesional

Kasus di kantor desa Kombo Tengah ini kini masih dalam penanganan pihak Kepolisian Sektor Macang Pacar

Sementara itu, kepala SMKN 1 Macang Pacar, Lambertus Lomon, S.Pd membenarkan Rikardua Edison (terduga pelaku) adalah guru di sekolah yang dipimpinnya itu

“Iya betul, Dia guru komite di sekolah saya” jawabnya singkat

Lambertus mengungkapkan bahwa terduga pelaku telah lulus tes P3K namun belum menerima SK

Namun terkait keterlibatan anak buahnya dalam kasus ini, Lambertus mengatakan bahwa itu di luar tanggung jawab sekolah karena terjadi di luar sekolah