Beranda News

Konflik Desa Wadas Masuk Dalam Soal TUC SMP Warga Wadas Datangi Dindikbud

PURWOREJO, Pelita.co,– Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Purworejo, hari ini Kamis (24 /3/22) siang kedatangan puluhan warga Desa Wadas, Kecamatan Bener.

Kedatangan warga Wadas ke Dindikbud untuk menyampaikan kekecewaan terhadap soal Tes Uji Coba (TUC) Ujian Sekolah Kelas IX SMP Tahun Pelajaran 2021/2022 yang menceritakan Desa Wadas yang tidak sesuai dengan kejadian sebenarnya.

Salah satu warga Wadas, Siswanto mengatakan, sekarang ini warga Desa Wadas masih dalam konflik penambangan. Saat melihat soal yang dianggab tidak sesuai, warga merasa resah karena yang disampaikan dalam soal tersebut juga berbeda dengan kondisi nyata di Desa Wadas.

“Kami merasa soal TUC tidak tepat masuk didunia pendidikan, ini sudah melenceng, perlu diluruskan,” katanya saat audiensi di Aula Dindikbud.

Sebagai warga, ucap Suswanto, dirinya akan terbuka menerima permintaan maaf dari dinas maupun dari pembuat soal. Akan tetapi secara tegas masalah ini untuk diusut secara tuntas dan diselesaikan secara baik-baik.

“Kita minta dinas bersikap tegas untuk menyelesaikan yang menyebabkan warga Wadad resah,” ujarnya.

Sementara itu Umam (25) warga Wadas menambahkan, kedatangan warga ke Dindikbud karena resah adanya soal yang beredar untuk TUC di SMP se-Purworejo yang memuat masalah Wadas, apalagi pembuat soal dalam mengambil dari sumber kurang tepat.

Baca juga :  Beredar di WA Terkait Peringkat 4 SMP di Kabupaten Purworejo, Ini Tanggapan Kadisdikbud

“Di soal TUC itu sangat merugikan kami warga Kontra Wadas, kami meminta kepada dinas untuk mengusut tuntas siapa saja yang membuat soal, apakah ada kesengajaan dan ada motif lain. Kami juga minta dinas menyebar surat edaran ke seluruh SMP untuk memberikan fakta sebenarnya yang terjadi di Wadas, kami minta pertanggungjawaban secara baik-baik,” ungkapnya.

Sementara itu Kadindikbud Purworejo, Wasit Diono mengatakan, proses pembuatan soal ini berawal dari rapat Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS). Setelah itu, MKKS menunjuk tim pembuat soal yang tergabung dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP).

“selanjutnya soal tersebut dilaporkan ke MKKS untuk di filter, kita tidak tahu jika akan terjadi seperti ini, dan berdampak meresahkan masyarakat, kita tidak berfikir sampai disitu,” katanya.

Wasit mengungkapkan, Ia tidak tahu menahu mengenai pembuatan soal tersebut. Dalam pembuatan soal ini yang menjadi filter adalah MKKS setelah soal dibuat oleh MGMP.

Baca juga :  Jelang Ujian Sekolah, SMK TKM Lakukan Istighosah

“Dalam hal ini yang bertanggungjawab adalah dari MKKS. Namun, karena kejadian ini di bawah naungan Dinas Pendidikan, maka dinas juga tidak akan melepas tanggung jawab dan akan ada langkah pembinaan,” ucapnya.

Menurut Wasit, memang soal itu rahasia, dari dinas tidak ada yang tahu, kalau tahu malah jadi cacat hukum, artinya soal yang rahasia jadi tidak rahasia. Pihaknya berjanji tidak akan mengulangi kesalahan lagi dan akan melakukan pembinaan terhadap tim penyusun soal.

“Permasalahan ini jadi pelajaran buat kami, kedepannya kita akan lebih hati-hati, kita juga sudah klarifikasi bahwa tidak ada maksud apapun dengan soal itu, tapi kami juga akan menyelidiki apakah ada kepentingan politik dalam pembuatan soal ini, jika ada akan langsung kami ditegur dan ada sanksi,” ungkap Wasit.

Sementara itu, Ketua MKKS SMP Kabupaten Purworejo, Nikmaturrahmah mengatakan, sudah sejak dahulu mekanisme pembuatan soal memang melalui MGMP yang mana berada di bawah tanggung jawab dinas.

“Memang di MGMP sudah kami bentuk tim sesuai dengan mapelnya, terkait masalah soal ini, kami di kurikulum sekarang dituntut membuat soal yang HOTS (Higher Order Thinking Skills), soal itu memberikan stimulus bagi anak untuk berfikir kritis dan kekinian,” ujarnya.

Baca juga :  Pelantikan JPT Baru, Sukmo Menjabat Kepala Bappedalitbang, Sedangkan Kepala Dindikbud Dijabat Wasit Diono

Lanjut Nikmaturrahmah, maka membuat soal agar anak-anak dilatih untuk respect dengan lingkungan yang terkini, yang masih hangat.

“Kami seorang pendidik tidak mungkin akan melihat dari ranah politik dalam membuat soal. Kita yakin para guru sudah kredibel dalam pembuatan soal. Kemungkinan karena masih ada masalah di Desa Wadas, dan kami juga tidak tahu masalah Wadas seperti apa, kami netral,” ucapnya

Menurutnya, seorang guru tidak mengurusi permasalahan itu, dan memang tidak tahu hanya sebatas yang kekinian kok munculnya ini, dan soal yang diangkat juga ada sumbernya, ranah kami hanya itu. Namun jika sekarang terjadi persoalan semacam ini, maka menjadi pembelajaran bagi para pembuat soal. Ke depannya pihaknya juga akan menambah pengetahuan dan SDM pembuat soal ujian di Purworejo.

“Ini jadi pembelajaran yang baik bagi kami, kedepan nanti dalam memilih kita akan lebih selektif dan yang tidak menimbulkan keresahan masyarakat, atas kejadian ini, kami juga minta maaf,” pungkasnya.