TANGERANG,Pelita.co – Anggota DPRD Kabupaten Tangerang, Yahya Amsori menggelar kegiatan Reses di tempat kediamannya di Kampung Babakan, Desa Pematang, Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Jum’at (7/1/2020).
Dalam kegiatan serap aspirasi rakyat itu, ratusan warga dari Desa Pete dan Pematang menyuarakan aspirasinya. Aspirasi yang mereka suarakan kepada wakil rakyatnya diantaranya, soal Insfrastruktur seperti jalan, saluran air atau drainase, pemberdayaan, honor guru ngaji yang dianggap masih minim serta pelayanan kependudukan yang mereka akui masih jauh dati harapan karena masih sulitnya membuat KTP dan Akte kelahiran.
“Atas nama masyarakat Desa Pematang saya mohon pak dewan memperjuangkan perbaikan jalan Puri 1 kondisinya rusak. Jika musim hujan seperti saat ini banyak genangan air karena jalannya berlubang,” kata Andi Sahlani Kepala Desa Pematang, Kecamatan Tigaraksa Kabupaten Tangerang, yang ikut dalam reses tersebut.
Sementara itu, Agus warga Dese Pete juga menyuarakan aspirasinya. Agus meminta Yahya agar dapat mengusulkan drainase disetiap jalan yang ada di desanya kepada Pemkab Tangerang.
“Pembangunan betonisasi Alhamdulilah sudah sampai kampung-kampung tapi tidak ada drainasenya. Jadi kalau musim hujan begini banyak genangan air karena tak ada saluranya,” ungkap Agus seraya meminta ada program pemberdayaan bagi masyarakat penangguran.
Berbeda dengan Mulyanti, Ketua RW 03 Desa Pematang. Mulyanti meminta Yahya selaku Anggota DPRD Kabupaten Tangerang yang merupakan wakil rakyatnya, membenahi pelayanan data kependudukan seperti pembuatan akte dan KTP yang begitu sulit saat ini.
“Soal pelayanan data kependudukan seperti pembuatan KTP dan akte kelahiran harus benar-benar dibenahi jangan seperti ini. Susah banget pa dewan bikin KTP sekarang,” kata Mulyani.
Aspirasi lain diutarakan Roji warga Desa Pete lainnya. Roji meminta wakil Yahya untuk membantu Pesantren Salafiah dan honor guru ngaji yang masih masih kecil.
“Selama ini yang mendapatkan bantuan hanya yayasan-yayasan saja. Pesantren salafiah juga perhatikan dong. Honor guru ngaji juga yang kecil Rp 1,5 juta pertahun. Memangnya tidak bisa guru ngaji ditambah honornya biar sejahtera,” beber Roji.
Sementara itu, Yahya Amsori akan memperjuangkan aspirasi warga yang disampaikaj warga itu. Tapi, kata Yahya, untuk Jalan Puri 1 akan ia koordinasikan terlebih dahulu dengan dinas terkait.
“Kita harus cek dulu apa pengembang perumahan Puri itu sudah menyerahkan fasos-fasumnya belum ke Pemda. Akan saya coba perjuangkan,” terang Yahya.
Lanjut, politisi Partai Demokrat ini, terkait aspirasi warga mengenai drainase akan dirinya sampaikan juga kepada instansi terkait.
“Saya akan kawal aspirasi ini. Saya juga ingin ada drainase di Jalan Kampung Kadu hingga Kampung kedongdong. Persoalan KTP memang karena blangko dan ini ranahnya ada di pemerintah pusat kewenanganya. Tapi, tetap akan saya bawa asipirasi ini ke pemerintah daerah,” ungkap Yahya.
Yahya menambahkan, untuk bantuan Ponpes dan soal honor guru ngaji, Yahya mengatakan akan berkoordinasi dengan pihak terkait.
”Soal Ponpes dan honor guru ngaji ini juga nanti akan saya tindaklanjuti ke pihak terkait. Mekanisme bantuan ponpes ataupun soal honor guru ngaji seperti apa. Semua aspirasi dalam reses ini saya catat dan menjadi bahan kerja saya sebagai Anggota DPRD,” tegas Yahya menjawab pertanyaan Roji sang guru ngaji.
Usai menyampaikan aspirasi dan tanya jawab, kegiatan reses terlihat hangat dengan acara makan bersama serta suwafoto.