JAKARTA, Pelita.co – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian resmi melantik Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Papua Barat Ali Baham Temongmere menjadi Penjabat (Pj.) Gubernur Papua Barat. Pelantikan ini berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia (RI) Nomor 104/P Tahun 2023 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Penjabat Gubernur Papua Barat.
Ali Baham menggantikan Paulus Waterpauw yang telah berakhir masa tugasnya karena memasuki usia pensiun. Acara pelantikan ini berlangsung di Gedung Sasana Bhakti Praja (SBP) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Jakarta, Rabu (01/11/2023).
Dalam sambutannya, Mendagri meminta Pj. gubernur yang baru dilantik agar rajin melakukan blusukan ke daerah-daerah untuk bertemu langsung dengan masyarakat. Langkah itu sebagai salah satu cara membangun dialog untuk memahami persoalan di lapangan dan mencari solusi terbaik.
“Saya sangat berharap pak Pj. Gubernur ini adalah salah satu pemimpin yang kita tunggu. Bapak adalah mutiara yang terpendam, dari hanya sekadar Sekda, Kepala Bappeda di Fakfak, dalam waktu hanya dalam beberapa hari menjadi Sekda Provinsi Papua [Barat], dan dalam waktu 1 hari Bapak menjadi gubernur. Itu luar biasa dari Allah SWT, luar biasa,” ujarnya.
Tidak hanya blusukan, Pj. gubernur terpilih juga diminta untuk terus membangun komunikasi yang baik dengan berbagai stakeholder, seperti jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Mendagri menilai, kunci keberhasilan suatu daerah adalah dengan membangun kekompakan yang baik pada setiap komponen.
“Termasuk juga tolong bangun hubungan baik [dengan] para bupati, wali kota. Kenapa? Karena gubernur adalah wakil pemerintah pusat di daerah selain dia adalah kepala daerah, dan juga bangun hubungan baik dengan pemerintah pusat,” terangnya.
Pada kesempatan tersebut, Mendagri juga menekankan agar Pj. Gubernur Papua Barat dapat terus melakukan upaya pengendalian inflasi. Ada berbagai upaya yang dapat dilakukan, misalnya dengan menggencarkan gerakan tanam. Apalagi, kata Mendagri, Papua Barat merupakan daerah yang subur.
“Papua Barat pernah bagus mengendalikan inflasi, [tapi] pernah juga buruk mengendalikan inflasi, [karena] salah satunya adalah terlalu banyak untuk tergantung pangannya kepada daerah lain, padahal daerahnya subur. Maka terobosan yang dibuat oleh Bapak Paulus Waterpauw saya tahu sudah membuat gerakan tanam, cabe, dan lain-lain,” tegasnya.
Lebih lanjut, Mendagri menjelaskan, untuk melakukan gerakan tanam, pemerintah daerah bisa menggunakan anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT). Jika hal tersebut dilakukan, dirinya yakin tidak akan ada lagi kenaikan harga pangan seperti cabai rawit yang terjadi beberapa waktu terakhir.
“Gunakan anggaran BTT untuk menggerakkan gerakan tanam cabe. Apa susahnya, tidak sampai 3 bulan panen, banyak daerah yang melakukan gerakan itu bagus, di kampung, di dalam gang-gang, masyarakatnya diberikan, tidak ada hujan memakai polybag,” imbuh Mendagri.
Terakhir, Mendagri berpesan agar Pj. gubernur yang baru tidak larut dalam euforia setelah dilantik. Sebab, bagaimanapun jabatan adalah bentuk tanggung jawab dan amanah dari Tuhan. Justru dengan jabatan tersebut seorang penjabat kepala daerah harus mampu memberikan manfaat kepada masyarakatnya.
“Dengan [menjadi] penjabat [gubernur] Bapak bisa membuat kebijakan yang bisa memberikan manfaat bagi ribuan, puluhan ribu, ratusan ribu, bahkan mungkin lebih dari 1 juta orang yang akan berterima kasih kepada Bapak. Itulah maknanya kita menggunakan itu, jabatan itu untuk kepentingan itu (masyarakat),” tandasnya.
Tak lupa, dalam kesempatan itu, Mendagri mengucapkan terima kasih kepada Paulus Waterpauw atas dedikasinya selama memimpin Papua Barat. Ia yakin Waterpauw telah memberikan warna baru bagi masyarakat Papua Barat.
“Dengan berakhirnya masa jabatan beliau, saya ucapkan terima kasih banyak karena lebih dari 1 tahun menjabat di sana. Saya yakin pengalaman baru banyak sekali di sana dengan menjadi penjabat kepala daerah,” tandasnya. (red)