Catatan : Noer Faisal
Reporter Pelita.Co.
Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, bisa dipastikan nuansa politiknya berbeda jika dibandingkan Pilpres lima tahun sebelumnya.
Tetapi, Pilpres 2024, dari tiga calon Presiden, yakni Prabowo Subianto (Ketua Umum Gerindra), Ganjar Pranowo (Diusung PDI-P) dan Anies Rasid Baswedan (Diusung Nasdem), strategi politik yang dimainkan tidak sepanas saat Jokowi VS Prabowo Subianto di Pilpres sebelumnya.
Bahkan, walaupun tiga calon Pilpres belum mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU), strategi politik yang dimainkan sudah mulai terlihat terbaca siapa pemenangnya.
Kekuatan pemilih di Pulau Jawa, Indonesia Timur dan Sumatera, sepertinya sudah satu irama memenangkan Prabowo Subianto, ketimbang dua calon Presiden lainnya, yakni Anies dan Ganjar Pranowo.
Apalagi, jika Prabowo Subianto mulai menurunkan emosional politiknya, atau dengan kata lain lebih lembut memainkan perannya, sedang di Pilpres Lima Tahun sebelumnya, Joko Widodo yang saat itu posisinya sebagai Gubernur DKI Jakarta, dapat di terima pemilih di Pulau Jawa secara dominan, walaupun kita ketahui di Indonesia Timur dan Sumatera tidak dapat unggul secara menyeluruh.
Kalau sekarang, Ganjar Pranowo yang merupakan Gubernur Jawa Tengah, belum dapat menyentuh semua mata pilih di Pulau Jawa, dan begitu juga di Indonesia Timur dan Sumatera.
Sementara, Anies Rasid Baswedan mantan Gubernur DKI Jakarta, dan diusung Partai Politik besetunan Surya Paloh, sedang terpukul kasus korupsi proyek nasional yang melibatkan Sekjen Nasdem dan juga Menkominfo Johnny G Plate.
Dan apalagi, strategi politik di Pilpres 2024 Ketum Nasdem Surya Paloh banyak ditafsirkan mencoba bermain dua kaki politik, karena sebelumnya Nasdem berada di garda depan menangkan Jokowi di Pilpres sebelumnya.
Dasar itulah, sehingga prediksi politik Anies akan sulit memperoleh mata pilih di Pulau Jawa, apalagi di Indonesia Timur, mungkin kalaupun ada hanya di beberapa daerah di Sumatera dan itupun tidak menonjol. (***)