Sukoharjo – Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama yang digelar di Lampung berlangsung aman dan berakhir damai. Di balik kesuksesannya, ternyata ada keterlibatan Polres Sukoharjo, Jawa Tengah.
Hal ini diungkap oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Pagar Nusa, Muchamad Nabil Haroen. Menurutnya, suksesnya pelaksanaan Muktamar ke-34 tak lepas dari pengamanan oleh 1.036 pendekar Pagar Nusa, yang 100 di antaranya adalah Pasukan Inti (PASTI) dari Jawa Tengah.
“Nah yang memberangkatkan Pasukan Inti Jawa Tengah ini Kapolres Sukoharjo. Tidak hanya memberangkatkan, tapi juga memfasilitasi transportasi, akomodasi, dan seluruh kebutuhannya dari dan kembali ke Jawa Tengah,” terang Nabil di Sukoharjo, Jumat (31/12/2021).
Atas kontribusi yang diberikan oleh Kapolres Sukoharjo itu, Nabil mewakili seluruh keluarga besar Pagar Nusa dan NU memberikan apresiasi dengan menyampaikan ucapan terimakasih sebesar-besarnya. “Saya hari ini hadir juga sekaligus untuk menyerahkan piagam penghargaan yang tidak hanya saya tandatangani atas nama Ketua Umum Pagar Nusa, tapi juga ditandatangani oleh Ketua Panitia Muktamar, Kiai Imam Azis,” jelasnya.
Pada perhelatan Muktamar lalu ada 108 Pasukan Inti Pagar Nusa yang diberangkatkan oleh Polres Sukoharjo, terdiri atas 100 pendekar dan 8 ketabiban. Pemberangkatan ini merupakan wujud dukungan sekaligus pembinaan yang selama ini memang sudah dijalankan oleh jajaran Polres Sukoharjo terhadap pihaknya.
Nabil menjelaskan, Pasukan Inti merupakan pasukan khusus di dalam Pagar Nusa layaknya Kopassus di tubuh TNI AD. Pasukan Inti merupakan pendekar yang sudah menapaki level pelatih, yang telah dibekali kemampuan khusus untuk melaksanakan tugas-tugas pengamanan VVIP di lingkungan NU.
“Kemarin di Muktamar mereka mengawal secara melekat pada unsur pimpinan PBNU, termasuk para masyayikh, kiai-kiai sepuh. Mereka juga jadi petugas pengamanan utama pada proses persidangan, termasuk pemilihan Ketua Umum yang sebagaimana kita ketahui bisa berlangsung aman dan damai,” terang Nabil.
Kapolres Sukoharjo, AKBP Wahyu Nugroho Setyawan, terkait apresiasi yang diberikan kepada pihaknya mengaku sangat senang. Kontribusinya dengan memberangkatkan pasukan INTI Pagar Nusa ke Lampung dalam rangka pengamanan Muktamar ke-34 NU diakui sebagai timbal balik atas hal yang sama yang selama ini diberikan Pagar Nusa dengan ikut membantu terciptanya keamanan di Sukoharjo.
“Kerjasama kami dan Pagar Nusa sudah berlangsung lama sehingga Sukoharjo sejauh ini tetap aman. Dan yang penting untuk digarisbawahi adalah kontribusi yang kami berikan merupakan bagian dari pembinaan terhadap seluruh elemen masyarakat yang selama ini turut bahu-membahu menciptakan Sukoharjo yang aman untuk tercapainya kesejahteraan masyarakat,” jelas AKBP Wahyu.
*Kaderisasi Pasukan Inti*
Pada kesempatan yang sama Nabil juga mengatakan, tidak mudah untuk bisa menjadi Pasukan IntiPagar Nusa. Selain harus mahir menguasai jurus baku, mereka juga harus memiliki kemampuan untuk melumpuhkan dan mematikan lawan, baik dengan pertarungan tangan kosong, menggunakan senjata, maupun penguasaan ilmu kanuragan.
Pencak Silat NU Pagar Nusa di bawah kepemimpinannya terus berupaya melakukan kaderisasi Pasukan Inti tersebut, salah satunya digelar menjelang dihelatnya Muktamar ke-34 di Lampung. Dari sekitar 1.000 pandekar yang mendaftar, tak lebih dari 754 pendekar yang dinyatakan lolos ke tahap seleksi berikutnya. Dan akhirnya yang dinyatakan lulus sampai akhir Diktama (Pendidikan Tingkat Pertama) hanya 612 peserta.
“Pasukan Inti Pagar Nusa diuji penguasaan jurus baku dan amaliyah ke-NU-annya. Nantinya masih ada lagi proses seleksi, termasuk penguasaan ilmu kanuragannya,” kata Nabil.
Hal yang juga dinilai dalam seleksi Pasukan Inti, masih kata Nabil, adalah soal kedisiplinan. Dia mencontohkan, ketika seleksi di Lampung sejumlah peserta terlambat datang tak lebih dari 15 menit, sikap tegas dengan mencoretnya langsung dikenakan. “Kedisiplinan mutlak harus dimiliki oleh setiap pasukan Inti Pagar Nusa,” pungkasnya. [*]