Beranda News

PDAM Tirta Komodo Ruteng Manggarai Terus Berupaya Mencarikan Solusi Untuk Mengatasi Masalah Air Minum Bersih

Direktur PDAM Tirta Komodo Ruteng Manggarai,NTT, Marselus Sudirman,SH

MANGGARAI NTT, Pelita.co-  Direktur PDAM Tirta Komodo Ruteng kabupaten Manggarai, NTT, Marselus Sudirman,SH, mengatakan bahwa pihaknya tidak pernah berhenti memikirkan dan berupaya agar kebutuhan air minum bersih di kabupaten Manggarai terutama di kecamatan Langke Rembong ibu kota kabupaten Manggarai tetap terpenuhi

Hal tersebut disampaikan Marselis kepada media ini saat ditemui di kantornya pada Selasa 23 April 2024

Pernyataan itu disampaikan dalam menanggapi keluhan sejumlah pelanggan PDAM Tirta Komodo Ruteng di wilayah kelurahan Golo Dukal, kecamatan Langke Rembong, perihal pasokan air minum yang dalam beberapa waktu belakangan mengalami kendala atau tidak mengalir lancar sebagaimana sebelumnya

Pria yang akrab disapa Marsel ini menjelaskan bahwa pihaknya telah memetakan setiap wilayah sasaran PDAM sehingga betul betul paham tempat dan masalah yang biasa terjadi serta apa solusinya

“Kita sudah punya data mengenai wilayah yang sering mengalami komplain, masalahnya apa, lokasinya di mana, jalur mana, penyebabnya apa, kita sudah petakan” ungkap Marsel didampingi Kabag Tehnik PDAM Tirta Komodo Ruteng, Wily Jeneo

Karena itu dalam hal melakukan komplain atau melaporkan persoalan air minum tambahnya harus menyertakan lokasi dan masalahnya apa sehingga petugas PDAM bisa melokalisir

Air minum yang dimanfaatkan pelanggan di Kelurahan Golodukal kata Marsel adalah air yang bersumber dari Wae Lerong

Wae Lerong tambahnya tidak hanya dimanfaatkan oleh pelanggan di wilayah kelurahan Golodukal dan beberapa kelurahan lain di kecamatan Langke Rembong tetapi juga pelanggan di Santu Klaus dan beberapa wilayah lain di kecamatan Ruteng

Artinya pelanggan yang memanfaatkan air dari Wae Lerong tidaklah sedikit, karena itu PDAM Tirta Komodo Ruteng telah memetakan serta mencarikan solusi agar masalah kekurangan air minum bersih dimaksud dapat teratasi

Salah satu upaya yang dinilai sebagai solusi atas masalah tersebut adalah dibangunnya bak reservoar berkapasitas 500 kubik air di sekitar SMAN 2 Langke Rembong

Reservoar itu akan menampung air dari wae pong yang nantinya akan didistribusikan ke wilayah barat kecamatan Langke Rembong itu

“Kami sudah ada upaya, kami sudah bangun satu reservoar di sekitar SMAN 2, reservoar itu kapasitasnya 500 kubik air. Konteksnya nanti adalah air masuk ke situ dari wae pong untuk menambah distribusi ke sana” tuturnya

Baca juga :  Pileg 2024, Prabowo Terjunkan Kader Terbaik Muchlido Apriliast di Lampung

Marsel memastikan akan ada perubahan terkait pasokan air minum bersih ke wilayah Golodukal dan kelurahan lain di sekitarnya. Hanya saja saat ini bak reservoar itu tambahnya masih dalam masa pemeliharaan

Masyarakat diminta untuk bersabar karena reservoar itu akan tetap dimanfaatkan tahun ini

Dalam kaitan layanan pelanggan, Dirinya menerangkan bahwa Langke Rembong telah dibagi dalam 8 zona. Setiap zona memiliki petugas masing masing sehingga apabila mengalami kendala silahkan menghubungi petugas di zonanya

Dalam kesempatan itu Marsel mengimbau masyarakat pelanggan agar tetap menyiapkan wadah penampung air  sehingga apabila air tidak mengalir air tetap tersedia di dalam wadah

Ia mencontohkan peristiwa serupa di Pong Ara di mana di wilayah itu air tidak mengalir lancar dalam waktu yang cukup lama, hal itu disebabkan karena sumbernya hanya dari wae labe saja. Tetapi pelanggannya paham dan sadar dengan kondisi tersebut sehingga berinisiatif menyediakan wadah penampung air di rumah mereka sehingga air tetap tersedia disaat air tidak mengalir

Namun demikian Ia berharap agar masyarakat tetap bangun komunikasi yang baik dengan pihak PDAM ketika mengalami masalah kekurangan air minum

Bahkan Marsel menjamin kebutuhan air minum masyarakat tetap dijamin saat kekosongan air sekalipun sebab air tangki selalu standby dan selalu siap didistribusikan

Ia menegaskan bahwa perusahaan daerah kabupaten Manggarai yang dipimpinnya itu tidak alergi atau anti kritik sebab kritik menurutnya adalah bagian dari masukan sebagai bahan evaluasi kinerja PDAM

Meski demikian Ia berharap agar kritikan mesti bersifat membangun dengan tetap mengedepankan etika yang baik

Marsel menyebutkan bahwa ada banyak komplain yang pihaknya terima dengan berbagai macam persolan yang memang terkadang bukan tanggungjawab PDAM tetapi itu dimaklumi oleh karena ketidak tahuan masyarakat

Ia mencontohkan masalah kebocoran pipa distribusi dari meteran ke dalam kamar mandi atau WC, pipa itu sudah lewat dari meteran, maka sebenarnya pipa tersebut bukan tanggungjawab PDAM. Tanggungjawab PDAM tambahnya hanya pipa yang sampai pada meteran

Baca juga :  Mendagri Terima Penghargaan Darjah Utama Bakti Cemerlang dari Presiden Singapura

Karena itu Ia ingatkan agar masyarakat bisa memahami itu, apabila terjadi kebocoran atau kerusakan pipa distribusi di kamar mandi itu adalah tanggungjawab pelanggan itu sendiri

Selain itu, masyarakat juga harus memahami status kepemilikan pipa distribusi air minum pada beberapa jalur tertentu dalam kota Ruteng, bahwa selain pipa PDAM ada juga pipa air swadaya masyarakat. Pipa swadaya itu adalah pipa milik masyarakat, pemasangannya juga dilakukan sendiri secara swadaya oleh masyarakat itu sendiri

Marsel menyebut sejumlah titik jalur yang dilewati pipa swadaya dimaksud seperti di depan SMP Imakulata, di depan SDK Ruteng 5 dan di depan kantor DPR Manggarai

Pipa swadaya itu sering mengalami kebocoran dan masyarakat selalu mengkomplain kepada PDAM. Hal itu tambahnya bisa dimaklumi  karena masyarakat tidak mengetahunya sebab tidak ada tanda spesifik yang tertera pada pipa tersebut yang menunjukan kepemilikannya. Yang masyarakat paham bahwa bicara tentang pipa air adalah urusan PDAM

Selain keuskupan, pipa swadaya juga ada di beberapa tempat lain salah satunya di kelurahan Waso

Marsel mengatakan bahwa saat ini pihaknya sedang membahas rencana kerja PDAM lima tahun ke depan 2024-2029 untuk memetakan dan mengatasi masalah yang mungkin akan terjadi 5 tahun ke depan

Pemetaan dan pencegahan itu menurutnya penting dilakukan supaya solusi terhadap soal soal yang mungkin akan terjadi itu dipersiapkan dari sekarang sehingga genersi berikut yang akan mengurusi air minum PDAM tidak lagi menyelesaikan soal yang ditinggalkan dari sekarang

“Kita merencanakan jauh ke depan, kita mengantisipasi apa masalah yang kemungkinan terjadi lima tahun ke depan sehingga generasi yang hidup di saat itu tidak lagi menyelesaikan masalah yang kita tinggalkan dari sekarang” ungkapnya

Menurutnya banyak perosalan yang pihaknya selesaikan sekarang. Persoalan tersebut tambahnya adalah persoalan yang ditinggalkan lima bahkan sepuluh ataau dua puluh tahun lalu

Hal itu terjadi disebabkan karena 5,10 atau 20 tahun lalu  tidak dilakukannya pemetaan sehingga tidak ada solusi atau upaya pencegahan yang disiapkan

Karena itu Ia berpendapat bahwa masalah yang sekarang terjadi adalah bukan semata mata masalah yang ditimbul oleh karena ketidak sanggupan masa sekarang, harus disadari bahwa ini akibat dari tidak adanya pemetaan soal sejak puluhan tahun sebelumnya

Baca juga :  Puluhan Kader Panwascam se-Nagan Raya Ikuti Training Penanganan Sengketa Pemilu

Pernyataan itu disebutnya tidak bermaksud untuk menyalahkan pihak tertentu karena memang ini adalah perasalan bersama yang harus diselesaikan dan dipikirkan bersama tanpa henti

Oleh karena itulah di masa kepemimpinannya saat ini Marsel perlu melakukan pemetaan serta menyiapkan solusinya

Misalnya masalah kekurangan debit air. Menurutnya, saat ini seharusnya tidak lagi berbicara soal kekurangan debit air kalau saja 10 atau 20-an tahun lalu sudah dipetakan dan dilakukan upaya pencegahan dengan rutin melakukan reboisasi di sekitar area sumber air

Disinggung apakah fenomena berkurangnya debit air di Langke Rembong Manggarai belakangan ini dipengaruhi adanya beberapa usaha produksi air minum kemasan? Marsel mengatakan bahwa sejauh ini belum ada kajian ilmiah yang dilakukan sehingga Ia tidak dapat memastikan apakah ada dampak dari usaha air minum kemasan itu

Namun berdasarkan yang Dirinya ketahui, air yang dikelola perusahaan air minum kemasan dan air minum yang dikelola PDAM berasal dari dua lapisan tanah yang berbeda

Air yang dikelola PDAM adalah air yang ada dipermukaan tanah. Sedangkan air yang dikelola perusahaan air kemasan adalah air bawah tanah yang menurut syarat di dalam perijinanya, kedalaman pengeborannya minimal 30 meter

“Kalau kajian mendalam secara ilmiah itu belum ada tapi dari konteks regulasi dan pemanfaatannya, air itu ada dua yaitu air permukaan tanah dan air bawah tanah. Air bawah tanah itu air yang ada dalam tiga puluhan meter ke bawah, itu yang digunakan oleh perusahaan air minum kemasan itu. Yang digunakan PDAM adalah air permukaan” Terang Marsel

Air bawah tanah itu tambahnya harus dilakukan pengeboran sampai kedalaman 30 meter ke bawah, tujuannya adalah supaya tidak mengganggu air permukaan yang digunakan sebagai air minum bersih

“Tujuannya adalah tidak boleh mengganggu air permukaan yang dipakai masyarakat” ungkap Marsel menutupnya