Beranda News

Pengerjaan Jembatan Todo-Ramut Satar Mese Barat Sudah Menunjukan Progeres signifikan

Kondisi Sisi Timur Pembangunan Jembatan Todo-Ramut, Di Desa Cambir Leca, Kecamatan Satar Mese Barat

MANGGARAI NTT, PELITA.CO- Proyek pembangunan jembatan Todo – Ramut yang berlokasi di desa Cambir Leca, kecamatan Satar Mese Barat, kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT) telah menunjukan progres yang signifikan

Proyek bernilai kontrak Rp. 8.920.173.824.69 yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) kabupaten Manggarai tahun 2023 itu dikerjakan oleh PT. Cipta Sarana Manggarai dengan nomor kontrak; PUPR.600.762/228/PPK JBT-DAK/IV/2023

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) PUPR Manggarai, Yohanes Donbosko saat dikonfirmasi Media ini di kantornya pada Jumat, 21 Juli 2023 mengungkapkan perihal progres pekerjaan proyek tersebut sejak dikeluarkannya tanggal kontrak pada 18 April 2023 lalu

Meski tidak menyebut angka persentasenya, namun Jhon mengatakan bahwa progres pengerjaan paket proyek jembatan Todo – Ramut tersebut telah menunjukan progres yang signifikan, sesuai target

“Kalau yang di Wae Maras itu progresnya bagus, dia tidak deviasi, malah plus, sesuai target” ungkap John

Baca juga :  Jalin Silaturrahim Kebangsaan, DPTD PKS Kabupaten Tangerang Sambangi Kantor DPD PAN

Panjang jembatan Todo – Ramut mencapai 45 meter, oleh karena itu kata John, di bawahnya menggunakan rangka baja

Pengerjaan rangka baja ini tambahnya, membutuhkan waktu yang cukup lama karena proses pabrikasi bajanya memakan waktu hingga 3 bulan

“Jembatan Wae Maras itu panjangnya 45 meter, makanya di bawahnya kita pakai rangka baja. Ini yang nanti butuh waktu lama. Proses pabrikasi rangka baja inikan makan waktu sekitar 3 bulan” tutur John

Ia mengatakan bahwa pihaknya akan terus memantau proses pengerjaannya hingga selesai, bahkan Dirinya akan melakukan monitoring sekali dalam seminggu segingga laporan perkembangannya akan akurat sesuai fakta di lapangan

Kondisi Sisi Barat Pembangunan Jembatan Todo-Ramut

Proyek jembatan tersebut sempat diisukan menggunakan pasir dari pantai Nanga Kolang, desa Hilihintir, kecamatan Satar Mese Barat, sebagaimana yang sebelumnya telah diterima media ini

Di sisi lain, masyarakat desa Hilihintir meminta pemdes Hilihintir agar melarang pemanfaatan pasir Nanga Kolang dan Wae Maras tersebut

Baca juga :  Buka Musrenbang, Kapolri Tekankan Dukung Pemulihan Ekonomi Tahun 2022

Atas informasi itu, media ini melakukan konfirmasi kepada kepala desa Hilihintir, Ardianus Sehanu dan kepala desa Cambir Leca, Yosef Tote Durhaman

Informasi dugaan penggunaan pasir itu dibantah staf lapangan PT.Cipta Sarana Manggarai, Azmi

Hal yang sama disampaikan kepala desa Cambir Leca, Yosef Tote Durhaman kepada media ini saat Dirinya dan kepala desa Hilihintir bersama Babinsa setempat Lambertus Lukus melakukan monitoring langsung ke lokasi pekerjaan jembatan tersebut

Yosef mengatakan bahwa Dirinya sering memantau pengerjaan proyek jembatan yang berlokasi di wilayah pemerintahannya itu

Menurutnya, Ia tidak pernah melihat atau menemukan adanya penggunaan pasir dari pantai Nanga Kolang tersebut

“Saya sering secara diam diam memonitoring langsung pekerjaan jembatan itu, tapi saya tidak pernah melihat adanya penggunaan pasir pantai Nanga Kolang atau pantai Wae Maras itu” ungkap Yosef

 

Baca juga :  Ketua DPR RI: Menjaga Laut adalah Kerja Penting Bagi Kedaulatan NKRI