JAMBI, Pelita.co – Pengusaha, atau pemilik Tambang Batubara di Jambi, kembali menunjukan protes akibat dihentikannya pengangkutan batubara, dan ini jelas merugikan banyak pihak, termasuk terhadap ribuan tenaga kerja tambang batubara, maupun sopir pengangut batubara.
Hendrik Tan, salah satu pemilik tambang batubara di Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi kepada Pelita.co, Kamis (30/3-2023) mengungkapkan, dengan dihentikannya pengangkutan batubara bukanlah solusi terbaik, dan justru sikap itu sama artinya membunuh investasi batubara, dan berdampak negatif kemana – mana.
“Jelas, sikap menghentikan angkutan batubara ke Pelabuhan Talangduku, itu artinya sama membunuh investasi batubara yang berdampak buruk terhadap ribuan pekerja tambang dan sopir pengakutan batubara yang jelas – jelas akibat itu semua tidak lagi dapat memperoleh penghasilan,” ungkap Hendrik Tan.
Menyangkut pembangunan jalan khusus batubara, terang Hendrik Tan, upaya itu disikapi positif oleh seluruh pengusaha tambang batubara di Provinsi Jambi. Hanya saja, dengan kondisi sekarang aktivitas pengangkutan batubara dihentikan ini yang bakal menjadi masalah besar, terlebih seperti kondisi sekarang saat akan menghadapi kebutuhan Lebaran Idul Fitri.
“Coba diatur dengan baik, supaya truk batubara yang ada di Provinsi Jambi bisa tetap beraktivitas, jadi tidak main tutup seperti yang terjadi sekarang ini,” terangnya.
Kita harap, terang Hendrik Tan, Gubernur Jambi Al – Haris bisa mencari solusinya, dan kalau penghentian angkutan batubara terus berlanjut itu artinya sama mematikan investasi batubara di daerah ini.
“Kita harap begitu kepada Gubernur Jambi Al – Haris, dan kita harap juga jangan penghentian angkutan batubara di daerah ini karena menyangkut masuknya tahun politik, dan berimbas kepada aktivitas penambangan batubara di Jambi. (can/fay/sal)