JAMBI, Pelita.co – Komuditi unggulan Jambi, seperti karet dan pinang kering sekarang dihadapkan dengan harga yang terus anjlok, dan kondisi ini menjadi ancaman terhadap perekonomian petani di dua komuditi unggulan itu.
Petani karet dan pinang di Jambi mengungkakan kepada Pelita.co, Jum’at (14/4-2023), harga pinang kering hanya dihargai Rp 5.000/kilogram, sedangkan harga karet yang dibeli kepada petani hanya dihargai Rp 6.000/kilogram.
Kedua harga komuditi unggulan, seperti karet dan pinang kering, seperti diungkapkan Hamzah (47), salah satu petani di Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabar-red), ini merupakan pukulan terberat dalam sejarah bagi penghasilan petani.
“Selama ini tidak pernah terjadi harga kedua komuditi itu anjlok harganya seperti yang terjadi sekarang ini, dan anehnya sampai sekarang belum terlihat ada upaya pemerintah daerah untuk berupaya mendorong naiknya harga karet dan pinang kering itu kembali,” terang Hamzah.
Kami sebagai petani karet dan pinang, sebut Hamzah, sangat berharap siapapun nanti yang terpilih sebagai Gubernur Jambi tahun 2024 mendatang, dapat berupaya mendorong kembali naiknya harga kedua komuditi, seperti karet dan pinang kering yang sudah cukup lama terpuruk.
Jangan lagi seperti sekarang ini, sebut Hamzah, harga komuditi itu terpuruk, sementara pemerintah daerah seperti tak menunjukan upayanya untuk mendongkrak naiknya harga karet dan pinang kering itu kembali.
Petani di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, sebut Hamzah, petani sudah sepakat memilih calon Gubernur Jambi 2024, selain bersikap sebagai pemimpin merakyat, dan berpihak kepada petani seperti terhadap petani karet dan pinang.
“Lihat saja nanti, sikap petani di daerah ini sudah memutuskan untuk memilih pemimpin merakyat yang berpihak kepada petani,” kata Hamzah. (fay/can)