JAMBI, PELITA.co – Dua daerah, yakni Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim), dan Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabar), merupakan daerah penghasil pinang terbesar di Provinsi Jambi.
Namun kondisi sekarang, petani pinang yang ada terus menjerit di tengah merosotnya harga komoditi pinang yang terus berkepanjang, dan sekarang harga pinang kering hanya di hargai Rp 5.000/kilo, dari sebelumnya sempat mencapai Rp 14.000/kilo.
Iyan (48) salah satu pengumpul buah pinang kepada Pelita.co, Jum’at (17/3-2023) mengungkapkan, harga pinang sekarang cukup parah anjloknya, dan tidak tertutup kemungkinan harga sekarang yang tinggal Rp 5.000/kilo, bisa kembali turun jika tidak terjadi kenaikan ekspor buah pinang, seperti ke India.
“Sampai sekarang ini, belum ada tanda – tanda harga pinang membaik, dan bahkan kemungkinan anjlok malah justru menunjukan tanda – tanda hal itu terjadi,” terang Iyan.
Tetapi, kata Iyan menambahkan, di tengah terus merosotnya harga pinang petani pinang hanya bisa pasrah menghadapi itu. Ya, kondisi petani pinang di Jambi seluruhnya menjerit, tetapi mau diapakan karena petani selama ini terus membuka lahan perkebunan pinang yang tidak terkendali.
Petani pinang, kata Iyan, hanya berharap agar Pemerintah Jambi, maupun Pemerintan Kabupaten, dapat mendorong naiknya kembali harga pinang. “Kalau harga pinang bisa saja mencapai Rp 10.000/kilo, tentu petani sudah stabil, dan kembali berbairah. (can/fay)