JAKARTA,Pelita.co – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian bertemu dengan Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia, Kim Chang-Beom di Kantor Kementerian Dalam Negeri, Jakarta, Senin (8/6).
Dalam pertemuan tersebut, Mendagri dan Dubes Korsel berdiskusi mengenai pelaksanaan Pemilu di Korea Selatan. Masyarakat Korea Selatan mengikuti Pemilu Legislatif Nasional pada 15 April 2020 di tengah pandemi Covid-19. Kim menjelaskan bahwa pelaksanaan pemilu di Korea Selatan tidak melupakan protokol kesehatan. Sebab itu, usai pelaksanaan pemilu dia menjelaskan tidak ada peningkatan kasus Covid-19.
Usai berdiskusi dengan Dubes Korsel, Mendagri menjelaskan bahwa pelaksanaan pileg tahun ini di Korsel memiliki jumlah partisipan yang paling tinggi setelah tahun 1992. Menurutnya jumlah partisipan pileg pada tahun ini mencapai 62,2% meski dilaksanakan di tengah pandemi.
“Ada protokol-protokol kesehatan yang dilakukan, termasuk perlakuan hak pilih bagi pasien yang positif, mereka yang sedang dikarantina, dan kemudian hak pilih untuk para pemilih umum. Kemudian alat proteksi apa yang digunakan untuk pemilih yang merupakan pasien positif Covid-19, yang menjalani karantina maupun pemilih umum. Pada saat pemilihan umum petugas menggunakan face shield, masker dan glove, APD digunakan untuk yang positif dan karantina,” ucap Mendagri.
Sementara itu, Kim menyampaikan, Korsel siap memberikan masukan dan kerja sama apabila Kemendagri, Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Bawaslu membutuhkan bantuan. Sebab, pada 9 Desember 2020 ini Indonesia juga akan menyelenggarakan Pilkada Serentak di 270 daerah.
“Saya juga mendengarkan dari Bapak Menteri, bahwa pemerintah Indonesia melalui Kemendagri, KPU dan Bawaslu sedang menyiapkan secara matang untuk menyukseskan pilkada di Indonesia dan untuk menyelenggarakan pilkada tentunya dengan kondisi aman dan efektif. Saya juga menawarkan kerja sama ke depannya mengenai penyelenggaraan Pemilu ini,” kata Kim.