MANGGARAI NTT, PELITA.CO- Di penghujung jabatan periode pertamanya, Bupati Manggarai, Hery Nabit menjanjikan pembangunan 100 rumah adat (Mbaru gendang) “terima kunci” kepada masyarakat
Program itu mendapat kritikan keras dari Anggota DPRD Kabupaten Manggarai fraksi Partai Amanat Nasional (PAN), Rikard Madu
Rikard menilai, program ini sangat tidak masuk akal jika dilihat dari kemampuan keuangan daerah dan prioritas anggaran yang ada
Anggaran yang dibutuhkan untuk membangun satu rumah gendang menurut Rikar bisa mencapai hingga Rp300 juta, jumlah yang signifikan di tengah keterbatasan anggaran daerah
Politisi PAN ini mempertanyakan program calon incumbent ini
“Program ini perlu dipertanyakan dari segi anggaran, karena di tengah-tengah sudah ditetapkan pos-pos anggaran seperti DAU (Dana Alokasi Umum) dan dana block grant lainnya. Apakah realistis untuk memasukkan program besar seperti ini tanpa memperhitungkan kemampuan fiskal daerah?” kata Ricard kepada wartawan pada Minggu, 6 Oktober 2024.
Rikard kemudian mempertanyakan di dinas mana yang akan menjalankan program itu. Sebab, hingga saat ini belum jelas siapa yang bertanggung jawab atas implementasi program tersebut.
Rikar juga menyoroti urgensi program 100 Rumah Gendang di tengah berbagai kebutuhan dasar masyarakat Manggarai yang saat masih belum terpenuhi, terutama di Kecamatan Langke Rembong yang merupakan pusat pemerintahan
“Kita masih menghadapi tantangan besar dalam pelayanan air minum di beberapa kelurahan, infrastruktur jalan yang belum memadai, serta penataan moda transportasi dan jalur lalu lintas yang sering menimbulkan masalah baru. Pasar rakyat juga masih dalam kondisi memprihatinkan, jadi seharusnya fokus kita adalah menyelesaikan masalah-masalah mendasar ini,” tegas anggota fraksi PAN itu.
Selain dari sisi anggaran, program tersebut dinilai bisa menjadi rancu jika dilihat dari perspektif budaya Manggarai
Menurutnya Pembangunan rumah gendang tidak bisa dilepaskan dari nilai-nilai luhur adat istiadat yang sangat dijunjung tinggi oleh masyarakat Manggarai, bukan hanya sekedar proyek fisik
Rumah gendang memiliki makna adat yang mendalam, karena itu harus dilakukan dengan proses yang menghormati tradisi
Menurut Rikar program pembangunan rumah adat ini jangan sampai hanya akan menjadi proyek monumental tanpa makna yang mendalam bagi masyarakat Manggarai
Program-program pemerintah mesti didasari perencanaan yang jelas dan memperhitungkan tata kelola anggaran yang baik, bukan hanya berdasarkan keinginan tanpa mempertimbangkan kondisi nyata di lapangan
“Pemerintah harus menyampaikan program yang memiliki dasar kuat dari segi tata kelola anggaran, bukan program yang sekadar keinginan tanpa perhitungan matang,” kata Rikar
Sebelumnya, bupati Manggarai Hery Nabit menjanjikan akan membangun 100 unit rumah gendang “terima kunci”
Selain menuai kritikan, program ini dikhawatirkan hanya sekedar janji semata demi kepentingan politik