PURWOREJO, Pelita.co – SMK Batik Perbaik Purworejo kedatangan Deputi Eksekutif Vice Presiden Divisi Bisnis Servis Syaifudin dari Telkom Indonesia, Jakarta, Jumat (12/3/21).
Kunjungan ke SMK Batik Perbaik Purworejo dalam rangka tindak lanjut dari kerjasama Telkom dan SMK Batik, dengan melihat secara langsung Laboratorium Teknik Komputer Jaringan (TKJ) Program unggulannya yakni fiber optik.
Hadir dalam kegiatan ini Syaifudin didampingi GM LBS, Asrul Sani, Kepala SMK Batik Perbaik Purworejo, Yati Dwi Puspita Adi, S.Pd dan jajarannya, Ketua Yayasan Pendidikan Batik Perbaik Purworejo, Faisol Yusuf, Manajer BGES Magelang, Retno Yulistawati, dan tamu undangan lainnya.
Kepala SMK Batik Perbaik Purworejo Yati Dwi Puspita Adi, S.Pd, menjelaskan, laborat TKJ program fiber optik sebenarnya sebenarnya sudah tahun kemarin akan di launching, tetapi karen adanya pandemi Covid-19, sementara di tunda.
“Insya Allah akan kita launching bersamaan ulang tahun SMK Batik bulan juni mendatang,” terang Dwi Puspita.
Dwi Puspita mengatakan Kenapa SMK Batik Perbaik mengambil jurusan TKJ dengan program fiber optik dan menjalin kerjasama dengan Telkom, karena sekian banyak sekolah jurusan TKJ kebanyalan hanya fokus pada perbaikan laptop, perbaikan komputer, Perakitan dan yang lain-lainnya yang sudah umum.
“Maka kita memberanikan diri mengambil Juruasan TKJ dengan program fiber optik, dan menjadi program unggulan. Karena jaringan ini belum semuanya tersentuh oleh pihak SMK, boleh jadi kita memberanikan diri lain daripada yang lain,” ucap Dwi Puspita.
Menurutnya dengan TKJ program fiber optik, lulusannya kedepan pasti sangat diperlukan di dunia industri sehingga Insya Allah ini akan bermanfaat bagi kita semuanya khususnya siswa kita.
“Semoga apa yang kita harapkan itu bisa terlaksana, dimudahkan dan dilancarkan,” harap Dwi Puspita.
Sementara itu Deputi Eksekutif Vice Presiden Divisi Bisnis Servis Syaifudin dari Telkom Indonesia mengatakan di Purworejo saat ini hanya SMK Batik Perbaik yang pertama menggunakan laboratium kabel optik. Sedangkan untuk Semarang dan Pekalongan sudah banyak mencapai 200 an.
“Untuk saat ini Telkom sendiri Indihome nya masih kurang dari 10 juta, yang memakai fiber optic. Sementara penduduk Indonesia sekitar 170 juta. Pasarannya masih luas, jika untuk rumahnya mencapai 20 juta saja,” ucap Syaifudin
Semoga kerjasama ini ucap Syaifudin bisa diteruskan. Mungkin saat ini baru lab fiber optik, lanjut ke sertifikasinya dengan paket kurikulum dari telkom. Sehingga lulusan SMK Batik Perbaik setelah praktek akan ada sertifikasinya.
“Dengan mendapat seritfikasi saya berharap lulusan SMK Batik Perbaik akan mudah diterima kerja di Telkom atau Telkom Akses, atau operator-operator selular lainnya.
Apalgi sekarang ini, Telkom sedang mengarah kepada transformasi telepon digital jadi fiber optic sangat dibutuhkan pasti juga akan membutuhkan tenaga kerja, dan tentunya PT Telkom untuk Jawa Tengah seperti Purworejo ataupun Jogja tidak akan mengambil orang-orang yang dari Jakarta, tetapi yang terdekat yang diambil,” pungkasnya.(Wawan)