PURWOREJO,pelita.co – Kasus Demam Berdarah (DB) di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, sejak Desember 2024 hingga Januari 2025 terus meningkat. Dari data yang disebabkan oleh nyamuk aedes aegypti, Dinas Kesehatan Kabupaten Purworejo mencatat, sudah tiga orang meninggal Dunia akibat penyakit DB.
Hal itu disampaikan Kadinkes dr. Sudarmi melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Kabid P2P), dr. Budi Susanti saat ditemui di ruangannya Senin (20/1/2025).
Dr. Budi Susanti menyampaikan, ke tiga warga Purworejo yang meninggal adalah anak-anak dan dewasa. Ketiganya berasal dari Desa Kuwurejo Kutoarjo, Patutrejo dan Harjo Binangun Grabag. Mereka meninggal karena tidak melaporkan dan terlambat datang ke faskes (Fasilitas Kesehatan).
“Menurut data Dinkes dari 16 kecamatan, Kecamatan Kutoarjo yang terbanyak warganya terjangkit DB,” kata dr Susanti.
Sementara itu dr Sudarmi menjelaskan, ada empat fase demam berdarah. Fase pertama, gejala panas tinggi selama 3 hari, setelah 3 hari biasanya panas turun dan dingin. “Hati-hati, dari panas terus dingin bukan berarti sembuh, bisa jadi malah kritis. Segera lakukan pemeriksaan ke faskes ,” terang dr. Sudarmi, Senin (20/1/2025).
Dengan meningkatnya kasus DB, dr. Sudarmi meminta kepada masyarakat agar jangan minta difogging tapi lakukan PSN (pemberantasan Sarang Nyamuk) rutin setiap minggu.
“Jangan minta difogging, tapi lakukan PSN rutin dengan kerja bakti seminggu sekali, lakukan 3M (Menguras, Mengubur dan Menutup), terutama bersihkan
seperti bak mandi, tatakan pot bunga, ember penampung air, dan tempat dispenser dan wadah yang digenangi air,” tegasnya.
Kenapa tidak dilakukan fogging, dr. Sudarmi menjelaskan, fogging itu tidak memberantas nyamuk Aedes aegypti penyebab DB. Selain itu, fogging itu asapnya juga berbahaya bagi tubuh dan menimbulkan polusi.
“Fogging itu tidak dapat memberantas sarang nyamuk DB,” ucap dr. Sudarmi.
Menurut dr Sudarmi, yang paling efektif adalah dengan cara membrantas sarang nyamuk dengan rutin membersihkan tempat-tempat sarang jentik nyamuk supaya tidak berkembang karena Nyamuk Aedes aegypti tidak suka di tempat kotor justru bertelur di tempat air bersih.
“Kami minta masyarakat untuk mematuhi agar laksanakan PSN agar dapat meminimalisir kasus DB di wilayahnya. Terutama di musim hujan saat ini. Ingat nyamuk Aedes aegypti tidak suka bertelur di tempat kotor seperti got atau comberan justru suka bertelur di tempat genangan air yang bersih,”jelas dr. Sudarmi
.