JAKARTA, Pelita.co – Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Marsudi Syuhud memberikan pesan sejuk serta himbauan mengenai acara aksi reuni 212 yang digelar Masjid At-Tin, Jakarta Timur, Jumat (2/12/2022).
“Reuni 212 kenapa ada karena pernah adanya sebuah event dari 212 tersebut. Mereka mengadakan silaturahim yang didalamnya ada maulid. Silaturahim adalah barang yang baik dan maulid juga hal yang sangat baik karena bulan Maulid. Hanya saja dilakukan pada sekarang di situasi politik yang lagi berjalan, saya harapkan umat Islam memilah dan memilih serta mencari alasan yang tepat ketika mengikuti reuni 212 ini,” kata KH Marsudi Syuhud saat memberikan statement di media youtube NU Channel, Kamis, (1/12/2022).
Kiai Marsudi bertanaya apakah baiknya harus berangkat ikut atau tidak, jika itu tujuannya baik maka diharapkan hasilnya yang baik. Tidak hanya sekedar tujuan tetapi hasilnya juga baik. Maka sebelum berangkat pastinya memilah dan memilih apakah afdalnya ikut reuni atau tidak?,
“itu lah yang menjadi bahan pertimbangan masing-masing. Karena pada prinsipnya menyampaikan pendapat apa saja itu dibolehkan,” ujarnya
KH Marsudi Syuhud juga menegaskan tentang keafdalan dalam sebuah acara reuni 212, memilih mana yang lebih afdal, mana lebih baik dan lebih bermanfaat untuk orang banyak, bermanfaat bagi orang banyak berarti bermanfaat bagi bangsa dan negara Indonesia.
“Tetapi kalau saya pribadi, saya memilih tidak ikut karena alasan yang baik juga. Karena sesungguhnya yang terpenting ini bukan masalah reuni atau silaturahim dan juga maulid, yang terpenting bangsa Indonesia adalah mayoritas umat Islam yang bisa menjaga persatuan dan kesatuan antar umat Islam itu sendiri,” ujar KH Marsudi Syuhud.
Umat Islam, kata Kiai Marsudi, harus mengedepankan Ukhuwah Islamiyah, Ukhuwah Basyariyah dan Ukhuwah Wathaniyah antar kita semua, jangan sampai kita membuat batas antar umat Islam satu sama lain, sehingga terpecah-pecah antar umat Islam itu yang harus kita hindari.
“Jika nantinya silaturahim ini bertujuan baik tapi hasilnya menimbulkan kesenjangan ikut dengan yang tidak ikut, maka disini kita harus mengedepankan persatuan dan kesatuan. Ketika semua telah terbangun antara Ukhuwah Islamiyah, Ukhuwah Basyariyah, dan Ukhuwah Watoniyah. Maka diantara kita sudah tidak ada jurang pemisah antara suka atau tidak suka, ikut reuni atau tidak, yang terpenting bentuk kesatuan dan persatuan harus terjadi antar sesama umat Islam nantinya,” tutup KH Marsudi Syuhud.