MANGGARAI NTT, Pelita.Co – Saluran air yang mengairi 25 hektar sawah di lingko Uper, lingko Cembelouk dan lingko Wira desa Popo kecamatan Satar Mese Barat, kabupaten Manggarai NTT tertutup tumpukan material longsor sehingga aliran air terhambat total
Longsoran tersebut terjadi tidak jauh dari mulut saluran atau selokan, tepatnya di kali wae lolong
Data yang diperoleh media ini menunjukan bahwa longsor tersebut terjadi pada 7 Oktober 2022 lalup dengan panjang kurang lebih 15 meter
Tumpukan tanah, batu berukuran besar dan batang kayu tampak menutupi saluran air tersebut sehingga sulit untuk dibersihkan atau digeser secara manual. Warga telah berupaya membersihkan material longsor tersebut namun sama sekali tidak bisa
Akibatnya, pluhan hektar padi milik warga desa Popo di tiga lingko tersebut terancam gagal panen lantaran tidak terpenuhinya kebutuhan air sejak longsor itu terjadi
Ancaman gagal panen ini terlihat dari kondisi padi yang sebagian besar tampak tumbuh tidak normal. Selain itu, petak sawah yang seharusnya basah dan berlumpur justru terlihat kering bahkan terbelah hingga mengakibatkan adanya lubang panjang dan lebar
Kepala desa Popo,Darius Cecha mengaku telah melaporkan bencana alam tersebut kepada bupati Manggarai Herybertus Nabit serta ke sejumlah instansi pemerintah terkait seperti BPBD,dinas Pertanian dan dinas Sosial kabupaten Manggarai pada akhir Oktober 2022
Meski berbulan bulan telah dilaporkan namun hingga pertengahan januari 2023 tidak ada langkah konkret atau tanggap darurat yang dilakukan pemerintah daerah kabupaten Manggarai
Tim BPBD kabupaten Manggarai baru mendatangi lokasi dan melakukan identifikasi pada Selasa 17 Januari 2023 setelah sehari sebelumnya tepatnya pada Senin 16 Januari 2023, kepala desa Popo Darius Cecha bersama salah satu tokoh masyarakat setempat,Melky Judiwan kembali mendatangi kantor BPBD kabupaten Manggarai di Ruteng perihal menanyakan tindak lanjut terkait laporan bencana alam tersebut
Tim BPBD kabupaten Manggarai yang terdiri dari Kabid Rehabilitasi dan Rekonstruksi, Bone Bunduk, Kasi kedaruratan, Yosef Paemus Cetak dan Staf BPBD lainnya,Vinsensius Laus didampingi kepala desa Popo,Darius Cecha mendatangi lokaai dan langsung melakukan identifikasi
Proses identifikasi longsor tersebut dihadiri oleh Babinsa setempat, Ningrat, Babinkamtibmas serta tokoh masyarakat desa Popo,Melky Judiwan dan juga sejumlah perangkat desa Popo
Kepada Media ini,Kabid Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD kabipaten Manggarai,Bone Bunduk mengatakan bahwa setelah melakukan identifikasi,pihaknya menemukan solusi namun hanya bersifat tanggap darurat mengingat saluran air yang terkena timpaan material longsor tersebut merupakan aset provinai NTT
“Berdasarkan laporan Kades Popo,tim BPBD datang lakukan identifikasi.Setelah kami turun lokasi,sudah ada jalan keluar” ungkap Boni
Solusi tersebut kata Boni adalah pemasangan bronjong di kali wae lolong untuk membendung aliran air di kali wae lolong supaya dapat mengalir ke saluran menuju area persawahan dimaksud
Bronjong akan dipasang tiga susun dengan panjang 10 meter dan tinggi 1,5 meter. Tim Identifikaai memperkirakan akan membutuhkan 20 bronjong
Sedangkan di titik saluran yang tertimbun material longsor sepanjang 15 meter Tim Identifikasi akan memindah saluran dengan membuatvsaluran baru sesuai kebutuhan
Namun demikian Boni mengatakan,BPBD hanya membantu materian non lokal seperti bronjong dan semen,sedangkan material lokal srperti pasir,batu dan pebgerjaannya harus dilakukan secara swadaya oleh masyarakat
Bantuan tersebut tambahnya akan didrop kapan saja tergantung kesiapan masyarakat.karena itu Boni meminta Kades Popo untuk secepat mungkin menggerakan warga melakukan bakti sosial
Boni mengungkapkan bahwa mengingat Saluran air ke persawahan warga itu adalah aset provinsi NTT maka langkah yang dilakukan BPBD kabupaten Manggarai akan berkoordinasi dengan pihak provinsi
Sementara itu,kepala desa Popo Darius Cecha,mengatakan bahwa masyarakat pemilik lahan sawah di lingko Uper,lingko Cembelouk dan lingko Wira telah merasakan dampak dari longsor tersebut sebab selain padi yang sudah dipastikan gagal panen, masyarakat juga kehilangan penghasilan lain, di mana selain padi mereka juga memanfaatkan petak sawah untuk membudidayakan sayur kangkung dan kerambah ikan,semuanya terhenti setelah longsor tersebut terjadi
Darius mengatakan bahwa pemerintah desa Popo telah melakukan berbagai langkah dalam upaya mengatasi dampak longsor dam parit di kali wae lolong tersebut.sebagai kepala desa,Dirinya telah mepapor dan intens melakukan komunikasi dan koordinasi dengan pemda Manggarai namun baru kali ini tim BPBD kabupaten Manggarai mendatangi lokasi
Meski demikian,Darius mengaku senang karena pihak BPBD kabupaten Manggarai telah melakukan pemerikasaan lokasi, oleh karena itu Ia berharap agar masalah ini secepatnya dapat ditangani sehingga persawahan di tiga lingko tersebut kembali dapat dimanfaatkan dengan maksimal
Untuk mengantisipasi kekurangan beras masyarakat terdampak,Darius akan terus berkoordinasi dengan pihak dinas sosial kabupaten Manggarai agar segera mengalokasikan beras bagi 328 KK yang terdampak
Terkait partisipasi warga dalam melakukan bakti sosial pembersihan di area longsor sebagaimana diminta tim identifikasi BPBD,Darius mengatakan masyarakat siap melaksanakannya
Dirinya menargetkan bakti sosial gotong royong tersebut akan mulai melakukan pada Jumat 20 Januari 2023 hingga selesai
Dalam kesempatan yang sama,salah seorang tokoh masyarakat desa Popo,Melky Judiwan mengatakan Dirinya merasa prihatin dengan kondisi 25 hektar sawah di tiga lingko milik 328 warga desa Popoa yang terkena dampak longsor di wae lolong tersebut
Menurutnya persawahan tiga lingko tersebut merupakan salah satu sumber pangan (beras) desa popo, sehingga apabila saluran airnya tidak segera ditangani makan akan menimbulkan kerugian besar dan berkepanjangan
Kerena Itu Melky yang berprofesi sebagai Lowyer atau pengacara tersebut mendorong pemerintah baik Pemdes Popo,Pemda Manggarai maupun Pemprov NTT dan juga DPRD kabupaten Manggarai,DPRD Provinsi NTT serta Instansi terkait untuk berkolaborasi memberikan langkah langkah yang bersifat solutif agar persoalan sosial yang dihadapi warga desa Popo secepatnya dapat teratasi
Melky mengapresiasi sikap cepat tanggap pemerintah desa Popo.Ia menilai kepala desa Popo,Darius Cecha sangat resposnsif terhadap kondisis sosial masyarakatnya dengan aktif melakukan koordinasi dan komunikasi dengan Pemerintah di tingkat atas,dalam hal ini Pemkab Manggarai
Meski tidak memiliki lahan di tiga lingko tersebut namun sebagai warga masyarakat desa Popo Dirinya akan pro aktif dan terus berpartisipasi dalam mencari dan memberikan solusi terutama dalam menghadapi ancaman gagal panen yang menimpa 328 pemilik sawah terdampak longsor dam parit wae lolong
Melky berharap agar masyarakat terutama pemilik lahan mengikuti arahan dan program bakti sosial yang digerakan oleh kepala desa Popo,Darius Cecha di lokasi longsor tersebut supaya ancaman gagal panen akibat longsor di wae lolong tidak berkepanjangan