Beranda News

Sekjen Kemendagri Pimpin Upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-94

Sekjen Kemendagri Pimpin Upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-94
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Suhajar Diantoro memimpin upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-94 di halaman Kantor Pusat Kemendagri,(dok ist)

,Pelita.co  – Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Suhajar Diantoro memimpin peringatan Hari Sumpah ke-94 di halaman Kantor Pusat Kemendagri, Jakarta, Jumat (28/10/2022). Dengan mengenakan batik , Aparatur Sipil Negara (ASN) lingkup Kemendagri mengikuti upacara dengan khidmat.

Selaku Inspektur Upacara (Irup) Suhajar membacakan sambutan Menteri Pemuda dan (Menpora) Zainudin Amali. Adapun tema peringatan Hari Sumpah Pemuda tahun ini adalah “Bersatu Bangun Bangsa”.

Dalam tema itu terkandung pesan bahwa bersatu padu adalah harga mati, yang harus dikuatkan untuk membangun ketangguhan. Dengan ketangguhan itu akan terwujud kekuatan untuk melakukan peradaban yang unggul sebagai eksistensi bangsa Indonesia. Hal ini sekaligus menjadi pengejawantahan nilai agung Sumpah Pemuda dalam konteks saat ini dan masa mendatang.

“Inilah yang menjadi tekad kita untuk meneruskan perjuangan mewujudkan cita-cita pada saat ini dan sepanjang masa. Semangat untuk selalu bersungguh-sungguh membangun Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu, adil, dan makmur secara dinamis sesuai konteks lingkungan strategis yang selalu berubah,” katanya.

Baca juga :  Kementrian Keuangan, Paparkan DAK Fisik Untuk Perpustakaan

Suhajar menambahkan, peringatan Hari Sumpah Pemuda adalah upaya menghadirkan masa lalu untuk dapat direnungkan kembali dan diambil pelajaran dari peristiwa tersebut. Dengan cara itu, akan ditemukan kristalisasi yang baik sebagai teladan dan inspirasi dalam menggerakkan langkah menuju visi untuk menjadi bangsa yang besar.

Sekjen Kemendagri Pimpin Upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-94
upacara peringatan di halaman Kantor Pusat Kemendagri Jakarta,(dok ist)

“Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 memberikan pelajaran kepada kita bagaimana menyikapi perbedaan sikap primordial, suku, agama, ras, dan kultur, serta berbagai kepentingan menjadi kekuatan, bukan sebagai faktor yang melemahkan. Sejarah telah menjelaskan, bahwa pilihan pemuda waktu itu telah menjadi tonggak kuat menuju kemerdekaan,” ujarnya.