
JAKARTA, PELITA–Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (Sekjen MUI) Buya Amisryah Tambunan menyebut memikirkan Palestina sama dengan memikirkan Indonesia.
Pernyataan ini disampaikan oleh Sekjen MUI dalam kegiatan Ramadhan, Kemanusiaan, dan Kemerdekaan Palestina di Aula Buya Hamka, Kantor MUI, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (19/2/2025).
“Memikirkan Palestina artinya memikirkan Indonesia. Tubuh mereka sakit, kita sakit. Jarak boleh jauh, tapi hati, pikiran, perasaan, bahkan tubuh kita tidak bisa dipisahkan (dengan Palestina),” kata Buya Amirsyah Tambunan.
Sekjen MUI mengatakan, Allah SWT maha kuasa yang bisa memutarbalikan setiap keadaan. Begitu juga dengan keadaan di Palestina yang diharapkan menjadi negara yang merdeka dan lepas dari penjajahan.
Menurutnya, sekarang ini sudah semakin banyak negara-negara yang mendukung kemerdekaan Palestina. Untuk itu, Buya Amirsyah merasa yakin dan percaya bahwa negara Palestina bisa merdeka.
“Doa yang kita panjatkan semoga Allah SWT menjabah doa-doa kita. Jangan pernah berhenti berdoa. Karena doa adalah senjata yang ampuh bagi orang mukmin,” sambungnya.
Selain doa, Buya Amirsyah juga mengajak semua pihak menyalurkan sebagian hartanya melalui infak dan sodaqoh untuk membantu kemerdekaan Palestina.
Kegiatan ini yang mengundang para perwakilan ormas Islam, lembaga filantropi Islam, perwakilan pejabat negara dan organisasi pembela Palestina bertujuan untuk memperkokoh komitmen dukungan kemanusiaan dan kemerdekaan Palestina.
Hadir sebagai narasumber dalam kegiatan ini Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional Prof Sudarnoto Abdul Hakim, Ketua BAZNAS RI Prof Noor Achmad, mantan Ketua Umum PP Muhamadiyah Prof Din Syamsuddin, dan Direktur Timur Tengah Kementerian Luar Negeri RI Ahrul Tsani Fathurrahman. Hadir juga Ketua MUI Bidang Kerukunan Antar Umat Bergama Buya Yusnar Yusuf, dan Ketua MUI Bidang Pengkajian, Penelitian, dan Pengembangan Prof Utang Ranu Wijaya.