PURWOREJO, Pelita.co – Pasangan Raja dan Ratu Keraton Agung Sejagad (KAS) Toto Santoso (43), dan Fanni Aminadia (42), yang beberapa tahun sempat viral kembali ditangkap Tim Kejaksaan Negeri (Kejari) Purworejo dibantu Kejari Sleman dan Polres Sleman, Senin (6/12/21).
Kedua terpindana di tangkap kembali setelah turunnya Putusan MA Republik Indonesia Nomor 1500K/Pid.Sus/2021 tertanggal 8 Juli 2021. Putusan tersebut menegaskan bahwa terpidana R. Toto Santoso Bin R.M Karto dan Fanni Aminadia, SE., MM. Binti Henry Baharsah (Alm) terbukti bersalah melakukan tindak pidana turut serta dengan menyiarkan berita atau pemberitahuan bohong, dengan sengaja menerbitkan keonaran dikalangan rakyat.
Sesuai Pasal 14 ayat (1) Undang-Undang RI Nomor 1 Tahun 1946 Tentang Peraturan Hukum Pidana jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP masing-masing mendapat hukuman R. TOTO SANTOSO 4 (empat) tahun penjara dan Fanni Aminadia, dijatuhi pidana penjara selama 1 (satu) tahun 6 (enam) bulan.
“Berdasarkan Putusan MA tersebut, keduanya akan melanjutkan sisa masa hukuman di Rutan Purworejo sesuai masa hukumannya masing-masing,” ucap Kepala Kejaksaan Negeri (Kejari) Purworejo, Sudarso, SH.
Sementara itu, Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejari Purworejo, Endah Purwaningsih, SH menambahkan, setelah Putusan MA turun, Kejari Purworejo langsung menurunkan Tim Intelijen untuk melakukan eksekusi. Tracking dilakukan selama sepekan terakhir dan dengan bantuan Tim Kejari Sleman dan Polres Sleman kedua terpidana berhasil ditangkap dan selanjutnya melaksanakan putusan MA.
“Saat ditangkap, Kedua terpidana cukup kooperatif. Keduanya saat itu telah keluar dari Rutan pada tanggal 14 Maret 2021 lalu, sekarang tinggal melanjutkan sisa masa tahanan,” ucapnya.
Endah mengungkapkan, terpidana Toto Santoso tinggal melanjutkan sisa masa tahanan 2 tahun 10 bulan, sementara sisa masa tahanan terpidana Fanni Aminadia tinggal 4 bulan penjara.
Kasi Intelijen Kejari Purworejo, M Arief Yunandi menambahkan, setelah 14 Maret 2021 Kasasi MA habis kedua terpidana dibebaskan dari Rutan, hingga tanggal 2 Oktober 2021 turun Putusan MA.
“Setelah itu, Kami sudah melakukan upaya mengirim surat via pos sebanyak tiga kali ke alamat masing-masing terpidana dan satu kali datang ke kediaman di Godean Jogjakarta. Ternyata sudah pindah alamat,” terang Arief.
Setelah dilakulan pencarian terang Arief, akhirnya sepekan kemarin mendapat informasi kalau keduanya tinggal di Brebah membuka usaha ayam goreng dan berhasil hari ini berhasil dibawa ke Kejari Purworejo.
“Kita bersama tim medis langsung lakukan Pemeriksaan, hasil pemeroksaan keduanya dalam kondisi sehat jasmani dan rohani, tes antigen negartif dan PCR juga negatif dan terpindana Fanni juga tidak hamil,” ucapnya.
Menurut Arief, setelah dilakukan penangkapan, kedua terpidana langsung dimasukkan ke Rutan untuk meneruskan masa tahanan tanpa menjalani proses peradilan kembali.
“Keduanya sebetulnya masih memiliki hak Peninjauan Kembali ke Presinden. Namun hal itu tidak menghalangi kami untuk melakukan eksekusi,” ujarnya.
Diceritakan sebelumnya, perjalanan hukum Raja dan Ratu KAS yang sempat heboh dan menyita perhatian publik setelah dikabarkan keduanya keluar penjara karena masa tahanan dalam proses Kasasi MA. Totok Santoso telah divonis 4 tahun dan Fanny satu tahun 6 bulan penjara oleh majelis hakim PN Purworejo. Keduanya kemudian melakukan upaya Kasasi MA.
Saat itu, Kepala Rutan Purworejo, Mochamad Mukaffi sempat menyebut masa tahanan Raja Totok Santoso dan Ratu Fanny Aminadia telah selesai pada 13 Maret 2020. Dan pada 15 Maret keduanya dikeluarkan dari Rutan Kelas II B Purworejo.
“Sebelum masa tahanan MA berakhir kami sudah melakukan koordinasi ke MA, Pengadilan Negeri (PN) Purworejo dan Kejaksaan Negeri (Kejari) Purworejo,” ucapnya.
Mukaffi mengungkapkan, Keluarnya Raja dan Ratu KAS dari Rutan Purworejo adalah murni karena aturan. Pihaknya melaksanakan PP 27 tahun 83 pasal 19 ayat 4, berisi Kepala Rutan tidak boleh menerima tahanan dalam Rutan, jika tidak disertai surat penahanan yang sah dikeluarkan pejabat yang bertanggung jawab secara juridis atas tahanan itu, sesuai dengan tingkat pemeriksaan.
“Sehingga pemeriksaan di kasasi sesuai pasal 28 KUHP, dengan masa tahanan selama 50 hari oleh hakim pemeriksa, ditambah 60 hari oleh hakim MA, total masa tahanan selama 110 hari. Dan perkara tersebut tidak diperpanjang oleh MA. Jadi berdasar pertimbangan 110 hari sudah habis, keduanya dikeluarkan dari Rutan Purworejo, demi hukum pada Senin 15 Maret 2020 lalu, ” pungkasnya. (Wawan)