Beranda News

SMK Batik Perbaik Purworejo Menggelar Pelatihan Public Speaking dan Food Festival

PURWOREJO, Pelita.com,– Untuk menambah pengetahuan siswa dalam program Public Speaking dan Food Festival, SMK Batik Perbaik Purworejo menggelar Pelatihan Public Speaking dan Food Festival, Selasa (31/01/23).

Dua acara yang dibuka secara resmi oleh Kepala Sekolah SMK Batik Perbaik Yati Dwi Puspita Adi, S.Pd. menghadirkam pembicara Diah Widiastuti, S.Pd, guru produktif Akuntansi, Henie Kurniawati, S.Pd.,selaku guru OTKP, dan Ulik Sri Widiyatmi, S.Sos., M.A.P., Kepala Subbagian Protokol pada Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Sekretariat Daerah Kabupaten Purworejo.

Diah Widiastuti, S.Pd, menjelaskan bahwa Food Festival ini merupakan bentuk dari ujian PKK (
Produk Kreatif Kewirausahaan) PKK sendiri merupakan pelajaran yang didalamnya bertujuan untuk mendidik siswa untuk berwirausaha.

“Karena ini jurusan Akuntansi, maka yang kita pelajari program menghitung harga pokok. Kita manfaatkan untuk ujian ini dengan Food Festival, ini anak yang kreasi dalam membuat produk dan menjualnya,” terang Diah.

Diah mengatakan untuk peserta dari Food Festival, pesertanya dari siswa kelas AKL (Akuntansi dan Keuangan Lembaga) dan 12
BDP (Bisnis Daring Pemasaran) mereka dibagi dalam kelompok dengan membuat stand-stand.

“Nanti terdapat 20 stand dalam Food Festival AKL (11) dan BDP (9) yang memamerkan aneka kuliner dari makanan kekinian seperti spicy dog, bakmi gacoan, hot dog hingga makanan tradisional seperti getuk lindri, klepon, moci, serta aneka minuman,” ucap Diah.

Baca juga :  Alih Tugas dari LPKA I Tangerang, Totong S : Tiada Kata Berpisah

Menurut Diyah, Ketentuan dalam Foood Festival tiap kelompok wajib membuat makanan gurih dan manis serta minuman, semua jenisnya tergantung kreasi anak, termasuk harga jual, siswa diberi kebebasan untuk menentukannya.

“Kita juga sudah diajarkan dalam pelajaran tentang penentuan harga jual. Untuk menjual itu harus ada BEP (Break Even Point), jadi ada batas minimal untuk mendapatkan keuntungan. siswa bisa mengira-ngira bisa untung dengan harga jual berapa,” jelas Diah.

Kata Diah antara kelompok satu dengan lainnya, bisa berlainan dalam menentukan harga jualnya, meski produknya sama seperti harga hotdog, ada yang jual Rp 3 ribu dan ada juga yang jual harga Rp 5 ribu. Semua itu tergantung mau mengambil untung berapa.

Karena ujian praktek dalam Food Festival ini ada penilaian, yang meliputi persiapan, proses, tampilan, rasa, serta stand dan promosinya. Nanti penilaian akan diberikan dalam kemampuan anak berhasil menjual berapa produk.

“Dengan PKK, anak dilatih untuk membuat produk dan memasarkannya sendiri dan setelah lulus, jika tidak mau kerja anak bisa berwirausaha sendiri,” ujar Diah.

Baca juga :  Kapolsek Cisauk Berikan Pengamanan Kepada Warga Saat Olahraga Pagi

Sementara Henie Kurniawati, S.Pd., selaku guru OTKP (Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran)
menjelaskan, kegiatan Pelatihan Public Speaking merupakan bagian dari pelajaran PKK dengan mengambil topik EO (Event Organizer) yakni siswa dilatih untuk mengelola suatu event, dan topik dari event ini Pelatihan Public Speaking.

Menurut Henei dalam kegiatan ini materi yang disampaikan Narasumber, adalah tentang teknik-teknik bagaimana cara berbicara di depan umum, bagaimana bisa menjadi seorang MC yang baik, nanti dalam pelatihan ini juga ada praktek.

Dalam pelatihan ini terang Hanie siswa diberi bekal yang memadai di bidang EO, yang seiring sejalan dengan kompetensi kejuruan OTKP saat nanti anak terjun ke dunia kerja akan langsung bisa dimanfaatkan, Siswa juga bisa membuka peluang usaha personal pasca lulus sekolah.

“Pelatihan ini pesertanya dari kelas XI dan XII OTKP. Tapi materi EO kita berikan di kelas XII jurusan OTKP. Ada 3 hal yang dinilai antara lain tentang persiapan, pelaksanaan dan laporan pelaksanaan kegiatan,” ungkap Henie.

Baca juga :  Kemendagri Dorong Penguatan Fungsi dan Pengawasan BUMD

Dikesempatan yang sama Titi Wijayanti, S.Pd, sebagai Kakoml OTKP menambahkan, kegiatan ini hanya untuk memantapkan saja. Guru sudah memberikan bermacam teori.

“Kita hanya memantapkan prakteknya, dan hanya perlu menghadirkan orang yang berkompeten di bidangnya,” ucapnya.

Sementara itu Kepala Sekolah Yati Dwi Puspita Adi, mengatakan pelatihan Public Speaking memang merupakan program kerja dari kompetensi keahlian OTKP. Public Speaking sangat diperlukan anak-anak jika mereka sudah lulus dari sekolah dan nanti akan diperlukan.

“Setelah pelatihan, diharapkan anak-anak bisa percaya diri dan bisa mempraktekkan ketika mereka diberi kesempatan untuk menjadi presenter, MC dan lain -lain,” jelas Yati.

Kalau Food Festival ini, terang Yati merupakan ujian praktek PKK. Untuk jurusan BDP dan AKL pada waktu pelajaran PKK anak-anak diberikan suatu tema pembuatan semacam produk untuk dipasarkan dan ujian praktek ini nanti menjadi satu kegiatan yakni Food Festival. Sedangkan Kegiatan ini tujuannya sebagai implementasi dari materi pelajaran PKK, dan Public Speaking untuk humas dan keprotokolan.

“Harapannya nanti setiap kegiatan bejalan dengan baik dan anak-anak mendapatkan ilmu yang bermanfaat setelah kegiatan ini selesai,” pungkas Yati Dwi.