PURWOREJO, Pelita.co, –Sekolah Ramah Anak adalah sekolah yang mendukung pemenuhan hak-hak anak. jadi anak merasa nyaman di sekolah, gurunya juga tenang.
Hal itu disampaikan oleh Kacabdin Pendidikan Wilayah VIII Jateng Maryanto, S.Pd., M.Sc saat memberikan materi terkait dengan Sekolah Ramah Anak dan Budaya 5S,.dalam acara Workshop dan Deklarasi Sekolah Ramah Anak (SRA) dan budaya 5S (senyum, salam, sapa, sopan, dan santun), yang digelar SMK YPP Purworejo, bertempat di aula setempat, Kamis, (07/12/23).
usai memberi materi, acara dilanjutkan dengan penandatanganan deklarasi yang diawali dari Kacabdin dilanjutkan pengawas SMK, kepala sekolah, komite, ketua yayasan, dan diikuti oleh semua guru dan perwakilan siswa.
Hadir dalam kegiatan tersebut, Kacabdin Pendidikan Wilayah VIII Jateng Maryanto, S.Pd., M.Sc., pengawas SMK dari Cabdin, H. Achmad Chamdani, M.Pd dan Bani Mustofa, M.Pd., pengurus OSIS, ketua komite, serta jajaran Pengurus Yayasan Pendidikan Pembangunan.
Menurut Kacabdin Sekolah Ramah Anak itu, tidak hanya kepentingan siswa semata, tapi juga untuk kepentingan semua warga sekolah.
“Jadi seluruh warga sekolah merasa nyaman berada lingkungan di sekolah, anaknya merasa senang di lingkungan s.kolah, guru dirindukan siswanya, siswa merindukan gurunya dan sebagainya. Sehingga semua lingkungan sekolah mendukung terhadap pemenuhan hak-hak anak,” jelas Kacabdin Maryanto.
Maryanto berharap, sekolah selalu komitmen terhadap deklarasi yang sudah dilaksanakan, selalu berinovasi, selalu menjaga apa yang sudah dikomitmenkan sehingga tujuan dari Sekolah Ramah Anak ini bisa tercapai khususnya di SMK YPP Purworejo.
Endingnya, kata Maryanto, nanti akan menciptakan situasi sekolah yang aman yang selaras dengan adanya surat edaran dari Pemkab Purworejo yang minta dukungan kepada satuan pendidikan untuk mendeklarasikan Sekolah Ramah Anak dalam rangka mendukung Kabupaten Purworejo yang ramah anak.
Terkait Budaya 5S (senyum, salam, sapa, sopan, dan santun), menurut Maryanto hal itu sudah menjadi budaya masyarakat Indonesia. Ini sebagai penekanan saja, khususnya di SMK YPP Purworejo agar semua warga sekolah memahami budaya itu dan mengimplementasikannya.
“Contohnya mulai dari jam pelajaran. Anak masuk sekolah guru menyapanya, murid dimanapun selalu menyapa gurunya, dan bapak ibu guru melayani siswanya dengan senyum. Itu untuk internal,” kata Kacabdin sambil menambahkan, bagaimanapun juga sekolah punya stakeholder luar, misal ada tamu, entah itu orangtua, industri atau lainnya, budaya 5S tetap berlaku.
Sementara menurut Kepala SMK YPP Purworejo Mugi Widodo, S.Pd, selain merupakan program, juga sebagai bentuk implementasi dari Permendikbudristek nomor 46 tahun 2023, dimana di dalamnya terkait tindakan pencegahan dan penanganan kekerasan di satuan pendidikan.
“Kita mengeluarkan program Sekolah Ramah Anak dan lebih membudayakan budaya 5S,” guna mengantisipasi supaya tidak terjadi kekerasan,” itu dicontohkan dengan perilaku seperti, hadir di lingkungan sekolah disapa. Selain guru menyapa, siswa juga menyapa. Termasuk nanti proses pembelajaran di kelas,” kata Mugi.
Itu terang Mugi, juga sebagai tindak lanjut dari budaya 5S, setiap pagi guru dijadwal dengan piket dan melibatkan OSIS. Juga membentuk sebuah tim untuk mengawal komitmen dari stakeholder yang ada.
“Agar anak merasa nyaman di sekolah dalam Sekolah Ramah Anak. Kita harus menciptakan bahwa di sekolah itu seperti taman pendidikan sehingga anak menjadi nyaman,” pungkas Mugi.