TANGERANG, Pelita.co – | Beredarnya pemberitaan simpang siur serta aduan yang kurang pas terhadap Panglima TNI Jenderal Andika terkait Babinsa Sertu Juhro melakukan hal – hal yang tidak baik terhadap salah seorang wartawan di SPBU 34-15715 Pasir Gadung Cikupa, Tigaraksa Kabupaten Tangerang beberapa pekan lalu akhirnya menemukan titik terang.
Hal itu disampaikan Komandan Distrik Militer (Dandim) 0510/Tigaraksa, Letkol Arh Syarif Syah Banjar saat mengundang awak media dari naungan Forum Wartawan Jakarta (FWJ) Indonesia di ruang kerjanya, Kamis (3/11/2022).
“Terimakasih kami ucapkan atas kehadiran rekan – rekan wartawan dari berbagai awak media disini, dan kami dari Institusi TNI AD khususnya Kodim Tigaraksa menyampaikan dan menyesalkan adanya tuduhan miring terhadap Babinsa Sertu Juhro di insiden SPBU 34-15715 Pasir Gadung Cikupa pada tanggal 24 Oktober 2022 dini hari lalu, akhirnya semua dapat diselesaikan dengan baik. “Ucap Dandim.
Dandim juga mengatakan, tuduhan yang tidak berfakta serta membangun opini yang tidak sehat terhadap anggota Babinsa nya hanya berdampak ketidakharmonisan, dia juga mengingatkan rekan – rekan media untuk menggali informasi se akurat dan dapat mengumpulkan bukti – bukti sebelum melakukan pemberitaan serta aduan ke petinggi TNI, sehingga tidak terjadi komunikasi yang terputus.
“Kami berharap atas kejadian itu, semua dapat memahaminya dengan baik. Disini kami meluruskan apa yang terjadi di SPBU 34-15715 yang menyeret anggota Babinsa saya, agar kedepannya bisa memberitakan secara faktual dan terpercaya, sehingga tidak ada yang dirugikan baik dari institusi kami maupun pihak – pihak lainnya. “Jelas Syah Banjar.
Dandim juga merinci sebelumnya Babinsa Sertu Juhro telah mengklarifikasi melalui video diriinya secara gamblang, bahwa kehadiran dia di SPBU 34-15715 Pasir Gadung Cikupa atas aduan pengawas SPBU telah kedatangan sejumlah wartawan seperti sebelumnya.
“Klarifikasi Babinsa saya sudah diutarakan melalui video yang diungkap sebenar – benarnya sesuai kesaksian para saksi di TKP. “Ulasnya.
Terpisah, Babinsa Sertu Juhro dalam video klarifikasinya pada tanggal 31 Oktober 2022 lalu yang berdurasi kurang lebih 4 menit itu menyebutkan dirinya hadir di SPBU tersebut atas adanya aduan pengawas SPBU.
Disambangi awak media dikediamannya, Kamis (3/11/2022) malam, Juhro mengatakan semua kejadian di SPBU 34-15715 pada tanggal 24 Oktober 2022 lalu adalah sebuah insiden akibat komunikasi yang tidak terarah.
“Kehadiran saya di area SPBU itu memang sudah tidak kondusif, arogansi pengawas SPBU terlihat adu argumen dengan salah seorang wartawan, bahkan dari segerombolan massa yang terlihat sedang emosi juga meneriaki, itu orangnya ada di dalam mobil. “Kata Sertu Juhro.
“Dia juga menjelaskan awalnya tidak mengetahui yang di dalam mobil adalah Fandi, setelah mobil diamuk massa, dan Fandi ditarik keluar oleh segerombolan Massa, saya langsung memeluknya agar tidak terjadi amukan massa yang saat itu sangat tidak bersahabat. “Jelasnya.
Bahkan saat itu, Sertu Juhro mengakui Fandi dilindungi dirinya meski amukan massa terus membabi buta menghakiminya dengan pukulan dan tendangan.
“Malah justru saya melindungi Fandi, dan badan saya jadi sasaran pukulan massa, saat itu juga saya meminta untuk rekan – rekan wartawan segera keluar dari area SPBU agar terhindar dari amukan massa yang terus berdatangan. “Ungkap Juhro.
Dirinya membantah kalau melakukan pemitingan leher terhadap Fandi, melakukan penganiayaan dan pemukulan terhadap Fandi. Justru Sertu Juhro menyatakan dirinya melindungi Fandi dari amukan massa.
“Saya berharap atas kejadian ini menjadi pembelajaran untuk kita semua. Bahwa niat baik belum tentu dinilai dan dihargai baik oleh oranglain. “Pungkas Juhro.