JAMBI, Pelita.co – Satu per satu tambang batubara Jambi mulai tutup, salah satunya tambang batubara di Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi.
Laporan yang diperoleh Pelita.co, Rabu siang (22/2-2023), tutupnya sejumlah tambang batubara Jambi, selain terus turunya harga ekspor batubara ke China dan India, dari 50 dollar/ton sebelumnya sekarang tinggal 46 dollar/ton.
Selain itu, kondisi ini diperburuk dengan harga angkut batubara dari daerah bibir tambang ke Pelabuhan Talang Duku, terus mengalami kenaikan cukup tinggi, dari sebelumnya Rp 160 ribu/ton, sekarang sudah mencapai antara Rp 280 ribu/ton, dan ada juga yang mencapai Rp 300 ribu/ton.
Menyikapi kondisi itu, Weli, salah satu pengusaha sekaligus pemilik tambang batubara di Kabupaten Sarolangun mengungkapkan, di tengah terus anjloknya harga ekspor batubara Jambi, dan diperparah terjadinya kenaikan harga ongkos angkut batubara, Ia mengkuatirkan seluruh tambang batubara di Jambi bakal gulung tikar.
“Jika tidak segera ada jalan keluar dalam menghadapi anjloknya harga ekspor batubara daerah ini, sangat mungkin seluruh tambang batubara yang ada bakal tutup,” terang Weli.
Menurut Weli, disini dibutuhkan peran Pemerintah Provinsi Jambi, dalam hal ini Gubernur Jambi, supaya kembali menekan harga ongkos angkut dari bibir tambang ke Pelabuhan Talang Duku.
Tahun 2021 lalu, kata Ia, harga ongkos angkut hanya dikisaran Rp 160 ribu/ton, tetapi biaya ongkos angkut itu naik berkali – kali lipat, setelah adanya larangan agar truk angkut batubara harus bermuatan 8 ton.
Tetapi sekarang, justru muatan truk batubara sudah melebihi kembali seperti sebelumnya, dan yang jadi masalah harga ongkos angkut tidak turun, sementara harga ekspor terus merosot.
“Sekarang kita tunggu apa sikap Pemerintah Jambi dalam menghadapi kondisi terus merosotnya harga ekspor batubara yang diperparah mahalnya harga ongkos angkus batubara sekarang ini,” tegas Weli.
Menurut Weli, tidak ada cara lain terkecuali menurunkan ongkos angkut, paling tidak dikisaran Rp 200 ribu/ton.(sal/fay/can)