JAKARTA, Pelita.co – Guna menekan pertumbuhan angka stunting di Indonesia, Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Pusat menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Badan Pangan Nasional (Bapanas) di Kantor Bapanas, Senin (5/6/2023).
Dalam sambutannya, Sekretaris Umum (Sekum) TP PKK Nani Nofiar Suhajar mengatakan, PKS ini merupakan bentuk tindak lanjut dari penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) yang sudah dilaksanakan beberapa waktu lalu.
“Melanjutkan dari Binjai kemarin kita sudah penandatangan MoU, hari ini dilanjutkan dengan penandatangan PKS, alhamdulillah kita bersama-sama berkolaborasi antara TP PKK Pusat dan Badan Pangan Nasional, ini yang kami harapkan,” katanya.
Nani menjelaskan, salah satu tujuan utama dari kerja sama tersebut adalah menekan angka stunting di Indonesia. Dengan begitu, ke depan diharapkan anak-anak Indonesia dapat tumbuh dengan cerdas dan sehat.
“Mari kita bersama-sama mempercepat penurunan angka stunting yang merupakan salah satu isu prioritas nasional dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, dengan target penurunan prevalensi sebesar 14 persen,” ujarnya.
Menurutnya, untuk mencapai target penurunan angka stunting sebesar 14 persen membutuhkan kerja sama dan komitmen yang tinggi dari berbagai pihak termasuk TP PKK sebagai mitra pemerintah pusat dan daerah.
“Target penurunan ini menjadi 14 persen dalam kurun waktu tersisa dua tahun ini, kita sangat membutuhkan kerja keras dan sinergisitas serta komitmen yang tinggi dari semua,” ungkapnya.
Guna mencapai penurunan tersebut, dirinya mengungkapkan, saat ini telah menerapkan pilot project penurunan stunting. Upaya itu dimulai dari Kota Binjai, Provinsi Sumatera Utara, melalui intervensi pemberian makan bergizi pada 65 anak stunting. Langkah tersebut rencananya bakal direplikasi di 70 lokasi lainnya pada 2023.
“Mari kita berinovasi terhadap pangan pada pemberian makanan yang bergizi kepada anak-anak stunting dan edukasi pada pola makanan beragam, bergizi seimbang, dan aman,” tambahnya.
Nani membeberkan, jika dilihat dari data angka stunting di Indonesia, jumlahnya selalu mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Misalnya pada tahun 2021 angka stunting mencapai 24,4 persen, kemudian menurun menjadi 21,6 persen pada 2022. “Ini juga kerja sama TP PKK Pusat dan pemerintah daerah, kementerian/lembaga yang terkait di dalamnya,” tegasnya.
Lebih lanjut, dia menjelaskan, TP PKK bersama Deputi Bidang Kerawanan Pangan dan Gizi akan selalu menggencarkan Gerakan Selamatkan Pangan melalui kampanye Stop Boros Pangan. Melalui progam ini akan disalurkan pangan berlebih dari mitra yang telah bekerja sama. Khusus tahun ini program tersebut akan dilaksanakan pada 12 provinsi di Indonesia.
“Kami berharap Bapanas untuk dapat melanjutkan kegiatan ini, sehingga tercapailah keinginan kita untuk penurunan angka stunting ini,” tandasnya. (red)