PURWOREJO, Pelita.co,- Sebelum share di media sosial ( Medsos) sebaiknya berhati-hati, harus bijak, teliti dan berfikir sebab akibatnya, karena bisa berefek menyinggung pihak atau kelompok yang lain.
Hal ini terbukti saat ratusan Warga Desa Guntur, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, mendatangi Desa Donorati Kecamatan Purworejo, untuk meminta pertanggung jawaban dan klarifikasi terkait status Whatsapp yang diunggah oleh Warga Desa Donorati.
Menurut Kapolres Purworejo melalui Kapolsek Purworejo AKP. Bruyi Rohman W, S.H, M.H, mengatakan, awal mula Kejadian dipicu adanya permasalahan pada hari Sabtu (7/5/22) malam saat di Desa Donorati ada acara Halal Bi Halal.
Saat itu, menurut informasi ada warga Desa Guntur yang sedang kerasukan (mendem) karena ada pertujukan tarian Ndolalak dan warga Desa Guntur tersebut diduga juga dianiaya oleh warga Desa Donorati.
“Saat kejadian tersebut, diduga ada salah satu warga Desa Donorati yang merekam dengan Ponsel dan video tersebut diunggah di medsos,” terang Kapolsek.
Lanjut Kapolsek, Karena tidak terima, akhirnya ratusan warga Desa Guntur mendatangi Desa Donorati untuk meminta tanggung jawab dan minta klarifikasi video yang viral tersebut.
Dengan adanya kejadian tersebut dan agar tidak terjadi konflik berkepanjangan, Kamis (12/5/2022) sekitar Pukul 14.00 Wib, kapolsek Purworejo mengundang 10 perwakilan Warga Desa Guntur bertempat di Balai Desa untuk bertemu dengan Paryoto selaku Kepala Desa Donorati untuk mediasi menyelesaikan masalah tersebut.
“Saat mediasi Kami minta kepada kedua belah pihak, agar persoalan ini bisa diselesaikan secara kekeluargaan, dengan kepala dingin, dan kami pesan kepada warga untuk tidak melakukan tindakan anarkis yang dapat merugikan diri sendiri,”ucap Kapolsek.
Dengan kejadian ini, Kapolsek berpesan kepada masyarakat agar jangan sembaranagan menyebarkan video sara di medsos. Kapolsek menambahkan, kejadian ini bisa menjadi pelajaran bagi semuanya agar dalam bermedia sosial supaya berhati-hati sehingga kejadian seperti ini tidak terjadi lagi dikemudian hari.
“Kami juga meminta kepada yang menyebarkan video, untuk segera klarifikasi dan meminta maaf dan diunggah di Media sosial,” ungkap Kapolsek.
Sementara itu Kepala Desa Donorati Paryoto menyampaikan, dengan kejadian tersebut saya pribadi dan atas nama masyarakat Desa Donorati meminta maaf yang sebesar – besarnya atas kejadian tersebut.
“Atas nama Warga Donorati, kami akan bertanggungjawab kepada korban penganiayaan dengan mengganti biaya pengobatannya,” pungkasnya.
Untuk diketahui, setelah mendengar hasil mediasi serta penjelasan dari Perangkat Desa Guntur dan Kades Donorati, pada pukul 15.45 Wib, masyarakat Desa Guntur membubarkan diri dan pulang kerumah masing-masing.