Beranda News

Tertunda Karena Covid-19, Akhirnya SMK Kesehatan Purworejo Bisa Berangkatkan Siswanya ke Jepang

PURWOREJO, Pelita.co, – Setelah tertunda karena Covid-19. Akhirnya Purworejo bisa memberangkatkan siswanya yang bernama Umi Masithoh ke Jepang.

Untuk diketahui, Umi Masithoh, merupakan alumni tahun 2019/2020 dari jurusan Keperawatan. Seharusnya tahun lalu sudah berangkat ke Jepang, karena pandemi akhirnya ditunda, dan baru bisa berangkat tahun ini.

Umi rencananya akan bertolak ke Jepang Rabu (20/04/22) melalui PT Os Selnajaya, Jakarta dan akan bekerja sebagai Caregiver di sebuah sakit jompo di kepulauan Hokaido.

Sebelum keberangkatannya Umi hari ini Tabu (06/4/22) berkesempatan ke sekolahnya untuk berpamitan dan diterima langsung oleh Kepala , Nuryadin, , M.Pd bersama , M.Pd. selaku
Pengawas SMK dari Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VIII Jateng.

Saat berpamitan tidak lupa Umi menyampaikan rasa senangnya dan terimakasih karena bisa sekolah di SMK Kesehatan Purworejo dan bisa langsung kerja.

“Alhamdulillah, berkat sekolah di SMK Kesehatan Purworejo, saya dapat peluang untuk bekerja di Jepang. Saya ucapkan terimakadih kepada Bapak/ Ibu guru, yang telah membimbing saya. Saya mohon doa restunya supaya disana diberi kelancaran. Dan pesan saya buat adik-adik, untuk semangat supaya bisa menyusul ke Jepang,” ungkap Umi.

Baca juga :  134 Siswa SMK Kesehatan Purworejo Angkatan ke VIII Ikuti Wisuda dan Sumpah Profesi Asisten Tenaga Kesehatan

Bani Mustofa menyampaikan selamat dan yang tinggi kepada SMK Kesehatan Purworejo, meski di massa pandemi masih bisa berprestasi, bahkan SMK kesehatan Purworejo tahun ini ditunjuk oleh Dirjend Pendidikan Vokasi Kemendikbud Ristek RI menjadi SMK Pusat Keunggulan.

Bani mengungkapkan, ini juga ada keterkaitan dengan motto sekolah yakni siap kerja siap kuliah, siap bekerja sambil kuliah, siswa yang kompeten sesuai dengan back ground keilmuannya, didukung oleh pendidikan yang bagus, bermutu dan qualified, sehingga menghasilkan yang kompeten di bidangnya.

“Motto itu dibuktikan dengan adanya siswa yang hari ini berpamitan untuk berangkat kerja ke Jepang, ini sangat membanggakan sekali,” ungkap Bani.

Semoga ucap Bani, hal ini bisa sebagai embrio positif bagi adik-adik kelas. Harapan kedepan nanti tidak hanya kekinian dalam konteks wawasan global atau regional, tapi ke arah internasional.

Baca juga :  Ajang Bergengsi, SMK Kesehatan Purworejo Raih Penghargaan Sebagai Top Number 1 Education, Best Choice Award 2022

Dengan arti, link and match betul-betul harus dijaga dan inilah nanti yang akan menjadikan pusat memberikan kepercayaan kepada SMK Kesehatan Purworejo menjadi sekolah Pusat Keunggulan (PK), karena hubungannya dengan pengembangan dunia pendidikan, kaitannya dengan kesehatan yang masih langka.

“Karena Kedepan tenaga kesehatan yang
qualified dan bagus, sangat dibutuhkan sekali, tidak hanya di Indonesia namun juga di luar negeri,” ucap Bani.

Sementara Nuryadin, menyampaikan rasa banggaannya, karena SMK Kesehatan Purworejo akhirnya bisa memberangkatkan satu anak ke Jepang. Yang bersangkutan sebelumnya sudah belajar bahasa Jepang dan lulus seleksi sampai Jakarta.

“Ini juga bagian dari komitmen sekolah, untuk betul-betul menjamin bahwa lulusan SMK Kesehatan Purworejo siap kuliah siap kerja, siap bekerja sambil kuliah, baik di dalam maupun luar negeri,” kata Nuryadin.

Dengan keberangkatan ini harapannya, semoga membuat adik-adik lulusan SMK Kesehatan Purworejo tahun berikutnya berminat dan bisa menyusul kerja ke Jepang. Apalagi SMK Kesehatan Purworejo juga akan membuka kelas unggulan Jepang. Sebagai sekolah pusat keunggulan, orientasinya memang ke luar negeri.

Baca juga :  Menkes: Vaksin COVID-19 Akan Segera Didistribusikan ke 34 Provinsi

“Ini membuktikan SMK Kesehatan Purworejo memang layak untuk mendapatkan program sekolah PK dari pemerintah, dan warga masyarakat juga semakin yakin untuk mempercayakan putra-putrinya sekolah di SMK Kesehatan Purworejo,” ucap Nuryadin.

Ketua BKK Sehati SMK Kesehatan Purworejo, Yoga Wicaksono, S.Pd, menjelaskan, Umi Masithoh merupakan siswa yang pertama ke Jepang dengan masa kontrak 2 tahun untuk bekerja di sebuah RS jompo sebagai Caregiver.

“Saya berhatap, semoga tahun depan adiknya-adiknya juga berminat untuk bekerja di Jepang sebagai perawat,” pungkas Yoga.