PURWOREJO, Pelita.co-Seorang bayi laki-laki bernama Muhammad Satria Assidqi terlahir tanpa memiliki anus. Satria yang tinggal bersama Ibunya Fitri Ana (16) di kamar kos, daerah Kelurahan Sindurjan, RT 02 RW 08, Kecamatan Purworejo ini harus dibuatkan saluran Buang Air Besar (BAB) sementara di perutnya.
Akibat kelainan tersebut, Satria harus segera di operasi sebagai upaya penanganan medis agar bisa kembali normal. Namun karena tidak memiliki biaya Fitri tidak bisa mengoperasi anaknya.
Selama ini karena terkendala surat menyurat Satria juga tidak bisa mendapat pelayanan BPJS. Bahkan Ibunya tidak bisa bekerja karena harus mengurus anaknya yang sakit. Sementara suaminya tidak bertanggungjawab pergi dan tidak memberikan nafkah.
Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seperti bayar kos dan makan, Fitri dan anaknya hanya mengandalkan belas kasihan dan bantuan dari tetangga dan relawan.
Saat ditemui wartawan di tempat kosnya, Fitri mengungkapkan bahwa Satria anak pertamanya yang saat ini berusia 19 bulan, dulu lahir secara normal di RSUD Tjitrowardojo, Purworejo.
“Saat lahir saya belum tahu kalau Satri punya kelainan pada anusnya. Ketahuannya 14 hari setelah lahiran kok tidak bisa BAB, lalu dibawa kerumah sakit dioperasi di perut untuk BAB sementara,” ungkapnya.
Menurutnya, beberapa waktu lalu Satria juga mengalami infeksi pada saluran BAB sementara. Karena tidak memiliki kain perban steril, sehingga hanya dibalut dengan kain biasa. Hal tersebut diketahui oleh tetangga kosnya dan langsung dibawa ke Puskesmas terdekat.
Sementara itu, Firdaus Irfan (29) tetangga Fitri mengatakan, dirinya beserta istri tergerak memberikan bantuan untuk Fitri dan anaknya.
“Saya juga sudah melakukan upaya dengan penggalangan dana dan mengurus bantuan ke pemerintah agar Satria bisa segera dioperasi. Karena menurut Puskesmas secepatnya harus segera dioperasi, ada batas waktunya,” katanya.
Lanjuta Firdaus, menurut Puskesmas kalau tidak segera dioperasi nanti tidak bisa dikembalikan ke saluran pembuangan normal karena infksi. karena terbentur biaya tidak mampu belum bisa dioperasi.
“Saya juga sempat browsing biaya operasi sampai 15 juta,” ucapnya.
Firdaus juga mengungkapakan, sampai saat ini belum ada bantuan dari pemerintah yang masuk. Hanya ada beberapa bantuan dari para relawan dan tetangga untuk kehidupan sehari-hari.
“Yang saya dengar dari anggota relawan sedang mengurus ke kelurahan Purworejo lalu akan dinaikkan ke kecamatan dan ke Dinas Sosial. Penggalangan dana sudah dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” katanya.
Menurut Firdaus, untuk operasi gratis, tidak bisa dilakukan karena bayi belum terdaftar di BPJS.
“Saya sudah tanyakan ke Puskesmas, karena terkendala surat-surat. Ibu dari bayi pernah pindah di Kalimantan, bahkan KTP nya sampai sekarang masih ikut capil Kalimantan, bayi pun juga belum memiliki akta, untuk mengurus butuh waktu lama, sedangkan bayi harus secepatnya dioperasi,” ungkapnya.
Semoga dengan diviralkan dimedia, harapannya banyak orang yang tahu dan tergerak hatinya untuk membantu. Sehingga bayi tersebut bisa segera dioperasi dan kembali normal, pungkasnya.