Beranda Opini

Mental Instan Dan Sifat Konsumtif Masyarakat Di Era Teknologi

SOFIA KONI,S.Sos, Guru SMPN 2 Langke Rembong,Manggarai NTT

Oleh: SOFIA KONI,S.Sos (guru SMPN 2 Langke Rembong)

MANGGARAI,NTT, PELITA.CO- Kemajuan teknologi di era moderen seperti sekarang ini memang banyak memberikan manfaat dan kemudahan bagi kehidupan manusia. Aktivitas masyarakat semakin dipermudah dengan adanya teknologi seperti elektoronik dan juga smart phone yang berbasis internet

Namun di balik kemudahan yang disuguhkan, teknologi juga menimbulkan dampak yang tidak baik terhadap kehidupan manusia itu sendiri terutama terhadap perilaku,mental dan gaya hidup.Ibarat pedang bermata dua,di satu sisi teknologi memberikan manfaat yang baik namun di sisi lain justru berdampak buruk bagi kehidupan manusia itu sendiri

Baik dan buruk dampak dari teknologi memang tergantung bagaimana orang memanfaatkannya.Smart phone misalnya, di tangan orang baik dan bijak tentu medapatkan manfaat atau efek yang baik  namun di tangan orang tertentu justru dimanfaatkan untuk tujuan yang tidak baik atau jahat untuk mendapatkan sesuatu secara instan

Dengan smart phone,orang dengan mudahnya melakukan penipuan serta tindakan kriminal lainnya.Ini merupakan satu dari sekian banyak dampak buruk dari salah manfaat teknologi di samping manfaatnya yang sangat baik dan positif

Baca juga :  Bisnis Itu Bernama Pilpres 2024

Mental instan merupakan sikap atau mental  yang tidak mau repot dan ingin semuanya didapat dengan cara instan tanpa menyadari bahwa segala sesuatu itu diperoleh melalui proses atau tahapan yang memerlukan waktu

Mental instan kerap mengabaikan kenyataan bahwa ada aturan dan tahapan dalam setiap hal bahkan cenderung berusaha mencari jalan pintas untuk mencapai tujuannya

Kemajuan teknologi di era moderen sekarang ini juga sangat berpengaruh terhadap gaya hidup masyarakat mulai dari penampilan cara berpakaian dan lain sebagainya sebab semuanya dapat diperoleh dengan mudah tanpa harus susah payah mendatangi toko atau pasar untuk berbelanja

Bahkan untuk urusan makanpun orang cenderung ingin instan sebab dapat dipesan menggunakan teknologi smart phone

Namun kemudahan yang disuguhkan oleh teknologi ini secara tidak sadar telah menyebabkan orang menjadi malas sebab hampir kebanyakan aktivitas masyarakat tidak terlepas dari teknologi

Gaya hidup yang serba moderen ini akan membuat mental jadi lebih santai namun bisa membuat masyarakat miskin karena harus menganggarkan pengeluaran untuk membeli pulsa data ditambah lagi dengan keinginan untuk membeli sesuatu yang diinginkan yang terdapat di media sosial

Baca juga :  Rencana Pemanfaatan Green Belt di Bendungan Bener Disosialisasikan

Gaya hidup yang dipengaruhi teknologi juga membuat masyarakat menutup diri dengan kehidupan sosial bahkan cenderung egois

Kecenderungan penggunaan teknologi seperti smart phone dan lain sebagainya menyebabkan sifat konsumptif kita semakin tinggi bahkan kebutuhan utama di dalam keluarga sekalipun dikesampingkan

Setiaji konsumerisme (1995) menyatakan,perilaku konsumtif adalah perilaku atau gaya hidup individu yang senang membelanjakan uangnya tanpa pertimbangan yang matang.Sadar atau tidak sadar bahwa kehidupan seperti ini sebenarnya menjerumuskan diri sendiri untuk memperburuk ekonomi keluarga

Sifat konsumtif membawa dampak yang tidak baik bagi kehidupan seseorang.di antaranya; adanya kecemburuan sosial sehingga menimbulkan keinginan untuk meniru dan membeli barang yang dimiliki orang lain dengan memaksa kemampuan sendiri, Tidak adanya kesempatan untuk menabung, Cenderung tidak mampu untuk menyiapkan kebutuhan masa mendatang, Sulit membedakan antara kebutuhan dan keinginan dengan berprilaku boros dan hedonisme yang sulit dikontrol

Tanpa disadari bahwa perilaku,mental,sifat dan gaya hidup yang dipengaruhi oleh kemajuan teknologi adalah bagian dari ketidak siapan dan ketidak mampuan kita untuk masuk pada perkembangan zaman dan teknologi masa kini yang serba canggih

Baca juga :  Manuver 2024, dari Pilpres ke Dinamika Sosial

Ketidak siapan dan ketidak mampuan itu bahkan akan berdampak pada terjadinya kemiskinan. Kemiskinan secara umum merupakan kondisi ketidak mampuan secara ekonomi untuk dapat memenuhi kebutuhan standar hidup masyarakat seperti sandang,pangan dan papan

Seorang ahli (Syaifudin) mengatakan bahwa kemiskinan merupakan cara berpikir seseorang yang memandang kemiskinan sebagai gejala absolut serta gejala relatif.Kemiskinan itu juga berdampak pada terjadinya stres, pencurian,penipuan dan juga tindakan kekerasan

Di Manggarai,NTT, orang lebih memilih merantau ke luar daerah bahkan ke luar negeri.Mereka rela meninggalkan keluarga untuk mencari kerja demi memenuhi kebutuhan keluarga

Kondisi ini sangat memprihatinkan.Karena itu maka  Pemerintah dan Gereja diharapkan agar membuka lapangan kerja serta memberikan bekal melalui pendidikan dan pelatihan kepada masyarakat usia produktif supaya mereka memiliki modal dan keahlian khusus sehingga dapat mengurangl niat masyarakat untuk merantau ke luar daerah atau ke luar negeri