Oleh: Sofia Koni,S.Sos (Guru SMPN 2 Langke Rembong Manggarai,NTT)
MANGGARAI NTT,PELITA.CO- Usia remaja merupakan satu fase proses pertumbuhan hidup seseorang sejak lahir hingga lanjut usia.Yang dikategorikan dalam kelompok remaja menurut Menteri Kesehatan tahun 2010 adalah mereka yang berusia 10 sampai dengan 19 tahun.Orang menyebut usia remaja sebagai masa emas,masa di mana seseorang sudah bisa mengenal dan memahami diri sendiri.Masa remaja juga disebut sebagai momen bagi seseorang menemukan jati diri
Di masa ini, orang cenderung menunjukan eksistensi diri dan ingin dengan bebas mengekspresikan apa saja yang ada di dalam pikirannya sesuka hati tanpa memikirkan resiko dan dampak negatif dari apa yang dilakukannya baik bagi diri sendiri maupin orang lain.Orang yang menginjak usia remaja biasanya sulit untuk dibendung serta sulit untuk menerima petuah atau nasihat dari orang lain atau oleh orang tuanya sekalipun
Bahayanya,usia remaja sangat rentan dengan apa yang disebut toxic.Toxic dalam konteks ini adalah racun,sebuah istilah yang lebih mengarah ke perilaku dan sifat seseorang yang dalam hubungan atau relasi dengan sesamanya mudah mempengaruhi dan dipengaruhi dalam artian yang negatif atau buruk
Toxic relations merujuk pada sebuah hubungan yang ditandai dengan perilaku perilaku beracun yang dapat merusak fisik maupun emosional.Toxic relations dilansir dari Health Scop didominasi oleh perasaan tidak aman,egois dan keinginan untuk memegang kendali
Tidak heran jika sebagian besar orang di usia remaja sering melakukan kesalahan yang berakibat pada timbulnya masalah,meskipun Ia sendiri tidak tau dan tidak mampu bagaimana cara menghadapi serta menyelesaikan masalah yang dialaminya
Usia atau masa remaja ditandai dengan adanya perubahan di dalam diri sesorang baik perubahan fisik maupun mental, atau yang biasa disebut dengan istilah Akil Balik.Banyak anak remaja dan juga orang tua tidak siap dengan akil balik inia.Pdahal orang tua memiliki peran penting untuk memantau setiap perubahan fase pertumbuhan anaknya sehingga apabila terjadi perubahan perilaku dan mental,orang tua bisa memberikan pemahaman melalui pendekatan yang baik
Gejolak masa remaja akan terus menjadi jadi dan terjerumus ke dalam hal buruk apabila keluarga atau orang tua tidak bersifat permisif atau dengan kata lain keluarga membiarkan tanpa dilakukan pencegahan sejak dini
Masalah lain yang terjadi pada masa pertumbuhan remaja juga ditandai dengan beberapa hal berikut
1. Gaya atau penampilan; Hal yang terjadi di masa remaja dan berpotensi menimbulkan masalah adalah perubahan penampilan terutama pada remaja puteri.Banyak anak yang takut tubuhnya gemuk sehingga jarang makan nasi, sayur sayuran tetapi justru lebih suka makan jajan bahkan jajan yang menggunakan pengawet.Selain itu demi penampilan menarik,kaum remaja harus membeli barang atau pakaian yang bagus dan mahal tanpa memikirkan ekonomi orang tua
2. Masalah akademis; Salah satu permasalahan yang terjadi pada remaja di Indonesia adalah masalah pendidikan atau akademis.Di kota Ruteng Manggarai misalnya.Anak sering kali mengalami kesulitan untuk mengikuti pelajaran di kelas,sering bolos, dan juga ada siswa yang pergi sekolah tanpa membawa alat tulis.Akibatnya mendapat nilai yang jelek,prestasi menurun,bahkan berhenti atau putus sekolah
3. Depresi; salah satu masalah terbesar yang dialami kaum remaja adalah depresi.Depresi ini banyak terjadi ketika keinginan mereka tidak tercapai atau tidak dipenuhi orang tua.Ini memicu mereka melakukan sesuatu di luar akal sehat,misalnya mengancam orang tua,masuk ke dalam pergaulan bebas bahkan bunuh diri sekalipun
4. Komunikasi dengan orang terdekat; Komunikasi juga menjadi masalah tersendiri bagi remaja.Persaan yang sensitif dan labil menyebabkan komunikasi dengan orang terdekat seperti orang tua atau saudara dan teman terkadang tidak bagus
5. Bullying atau perundungan; salah satu masalah yang saat ini marak terjadi di kalangan remaja adalah bullying atau perundungan,seperti mengejek,mengancam,mengintimidasi dan juga kekerasan fisik. Bullying ini bahkan kerap terjadi di dunia pendidikan
6. Percintaan atau asmara; Menjalin hubungan dengan lawan jenis adalah hal yang wajar dan biasa dialami remaja namun pacaran di usia remaja terkadang kebablasan.Misalnya hamil di luar nikah,menikah dini,tinggal bareng tanpa ikatan resmi atau kumpul kebo,putus sekolah dan lain sebagainya
7. Kecanduan gadget atau smart phone; Siapa remaja yang tidak memiliki gadget di era modern sekarang ini? jawabanya adalah hampir semua remaja memiliki gadget atau smart phone apalagi dengan tuntutan pendidikan online sehingga mewajibkan remaja siswa untuk memiliki gadget
8. Konsumai rokok,alkohol dan obat terlarang; Remaja terkadang terjebak dalam prinsip mencari jati diri sehingga terjerumus ke dalam hal hal baru yang buruk seperti mengkonsumsi alkohol,obat obat terlarang,merokok meskipun jelas jelas pada kemasan rokok itu ditulis “merokok dapat menyebabkan kangker,serangan jantung dan impotensi”.Itu sama sekali tidak diperdulikan bahkan mereka punya slogan tersensiri ‘tidak gaul kalau tidak merokok dan minum alkohol’
9. Masalah percaya diri; Bicara soal percaya diri,setiap remaja memilik rasa yang berbeda beda,ada yang percaya diri pas pasan,ada yang percaya diri berlebihan dan ada juga yang tidak percaya diri dengan berbagai faktor maaing masing
Persoalan persoalan remaja ini dapat diminimalisir jika semua pihak berperan dalam memberikan edukasi.Lingkungan keluarga sebagai tempat pertama bagi remaja mendapatkan pendidikan.Pola asuh orang tua sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak
Ada 4 jenis pola asuh anak menurut Diana Baumrid,seorang ahli psikolog klinis dari Amerika serikat tahun 1971,di antaranya;
1. Pola asuh permisif
Pola asuh ini adalah pola asuh yang toleran atau penuh kesabaran.Efek dari pola asuh ini adalah anak anak akan kurang disiplin diri,memiliki keterampilan buruk,akan sangat menuntut dan merasa tidak aman
2. Pola asuh otoritatif
Cara atau pola asuh ini juga dikenal dengan pola asuh demokratis,di mana orang tua dan anak bersama sama bicara untuk mendapatkan solusi.Pola asuh ini juga mendorong anak untuk berani berpendapat dan percaya diri.Anak merasa dihargai karena orang tua terbuka mengajaknya berbicara dan mendengarnya
3. Pola asuh otoriter
Gaya asuh seperti ini umumnya orang tua memiliki aturan yang sangat ketat dan memaksa anak harus mengikutinya.Orang tua menuntut namun tidak responsif dan tidak memberikan anak untuk memilih.Efek dari pola asuh seperti ini dapat membuat anak memiliki perilaku yang agresif di luar rumah
4. Pola asuh yang tidak tetlibat
Pola asuh ini paling berbahaya.Orang tua yang menggunakan pola asuh ini abai dan tidak memenuhi kebutuhan anak baik fisik maupun psikis.Orang tua dengan pola ini hanya sedikit atau bahkan sama sekali tidak mengetahui apa yang dilakukan dan diinginkan oleh anak mereka. Anak yang diasuh dengan pola ini tidak merasa bahagia dan cenderung tidak berprestasi
Pola asuh akan berdampak pada interaksi anak terhadap lingkungan.Jika anak diasuh dengan pola yang salah tentu akan berpengaruh pada mental,perilaku dan pergaulannya. Pola asuh yang baik tentu akan memberikan manfaat yang baik dan dapat menciptakan kebahagiaan bagi anak
Raj Raghunatan,Profesor dari Universitas Texas Amerika Serikat menyatakan bahwa kebahagiaan seseorang tidaklah ditentukan oleh kekayaan,ketenaran atau pencapaian dalam hidup sebab yang menentukan kebahagiaan dalam hidup adalah dari cara orang lain memperlakukan anda.Menurutnya,kualitas hubungan dengan keluarga,lingkungan pertemanan dan ruangan sisial lainnya adalah kunci dari kebahagiaan tersebut
Toxic people atau manusia beracun menjadi sosok yang paling berbahaya dalam interaksi sosial kita.Jika hal ini tidak diatasi sejak dini oleh keluarga,lingkungan pendidikan maupun gereja maka akan sangat mungkin persoalan remaja akan terus terjadi dan siapapun akan mengalaminya