Batu Bara, Sumut, Pelita.co,- Maslina Sinaga lahir dan besar di Buntu Pane, Kisaran. Ia menamatkan Madrasah Aliah Negeri 1 Kisaran pada 1999, lalu masuk ke Universitas Negeri Medan jurusan Ilmu Geografi di tahun yang sama. Namun, kecintaannya pada SMPN 1 Sei Suka, Kabupaten Batu Bara—tempatnya mengabdi sebagai guru dan kini jadi kepala sekolah—telah teruji waktu dan pengalaman.
Sekolah itu adalah tempat pertamanya ditempatkan setelah lulus CPNS pada 2005. Setelah mengabdi sepuluh tahun, Lina berniat melanjutkan studi master pada 2015. Ia mendapat beasiswa di Universitas Negeri Semarang jurusan IPS, tapi urung diambil karena pada saat yang sama menerima beasiswa menjadi pengajar di Filipina. Kesempatan itu sempat bikin Lina bimbang.
“Waktu itu, saya pikir-pikir sekolah S2 bisa saya ambil lagi nanti. Tapi kesempatan mengajar di luar negeri dan ilmunya belum tentu datang lagi,” kata Lina.
Ia akhirnya pergi ke Mindanao Selatan, tempat terpencil di Filipina untuk mengajar nilai-nilai kebangsaan pada orang Indonesia yang tinggal di sana selama setahun. Baru setahun kemudian mengajar di sekolah swasta di Davao, daerah metropolitan di Filipina. Pengalaman ini mengajari Lina banyak hal, terutama tentang pentingnya jadi guru yang baik dan cara belajar yang efektif.
Sebetulnya ia punya pilihan untuk bekerja di sana dan meninggalkan karier yang dibangun di SMPN 1 Sei Suka. Namun, Lina memilih kembali karena kecintaannya pada sekolah itu. Sesampainya di Sei Suka, ia lalu terpilih sebagai Wakil Kepala Sekolah yang termuda di sana.
Lina sempat menjadi Ketua Forum Guru IPS Seluruh Indonesia (FORGIPSI) untuk wilayah Sumatera Utara, serta fasilitator daerah (Fasda) untuk Program PINTAR Tanoto Foundation. Ia lalu terpilih untuk jadi fasilitator nasional, dan sering membagikan ilmunya ke provinsi-provinsi lain untuk mengajari guru-guru dan fasda di sana.
“Program PINTAR ini salah satu yang paling berdampak pada saya. Bukan cuma diajarkan metode belajar yang efektif dan aktif, tapi juga membekali kita untuk jangan melupakan attitude dalam berilmu,” tambah Lina.
Kutipan dari TanotoFoundation (17/11)