Batu Bara, Sumut, Pelita.co,- Akses pendidikan yang tak merata adalah salah satu masalah yang telah lama diperhatikan Ropin Sigalingging di daerahnya, Kabupaten Batu Bara. Selama 15 tahun terakhir, sebagai Pengawas SMP dari Dinas Pendidikan Batu Bara, ia melihat perubahan itu baru bisa dikerjakan dengan kerja sama semua pihak.
Ini membutuhkan kolaborasi semua pihak, termasuk sekolah, guru, kepala sekolah, pemerintah, orang tua murid, dan perusahaan yang berkomitmen mendukung pendidikan melalui program CSR.
“Keinginan untuk mengubah pendidikan kita menjadi lebih baik itu seringnya sudah ada, tapi memang tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri. Harus didukung bersama. Itu makanya saya senang ketika Program PINTAR datang ke sini,” kata Ropin, yang telah menjadi pengawas sejak 2008.
Lama terlibat aktif dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) membuat Ropin semangat mengikuti pelatihan Tanoto Foundation untuk menjadi fasilitator daerah (Fasda) Program PINTAR. Menurutnya, modul-modul Program PINTAR sejalan dengan Kurikulum Merdeka yang menuntut guru untuk lebih aktif dan fokus pada perkembangan anak.
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang diajarkan Program PINTAR bukan sekadar konsep. Sebelum menjadi Fasda, ia sudah pernah mendapatkan pelatih tentang MBS dari Kemendikbud, tapi belum sedetail dan sepraktis yang diajarkan Program PINTAR.
“Pengetahuan-pengetahuan tentang mengaktifkan paguyuban orang tua, komite sekolah supaya kami dapat dana positif yang mendukung program sekolah atau pengembangan minat dan bakat anak, semuanya itu kami dapat dari Tanoto,” tambah Ropin.
Sebagai pengawas sekolah sendiri, Ropin telah menulis beberapa buku untuk membantu kepala sekolah dan guru penggerak.
Tiga buku itu adalah: “Penerapan Pembelajaran Paradigma Baru”, “Guru Penggerak dalam Paradigma Baru Pembelajaran Kurikulum Merdeka”, dan ‘Pembelajaran Berdiferensiasi Pada IKM”. Buatnya, bertukar pengetahuan tentang pengalaman dalam dunia pendidikan adalah hal penting.
“Yang bagus dari daerah kami bisa ditiru daerah lain, yang bagus dari daerah lain bisa kami pelajari. Saling bertukar pengetahuan ini penting untuk kita terus berkembang,” ungkap Ropin.
Kutipan dari TanotoFoundation (3/11)